Partisipasi dan Produktivitas Managing For Productivity

6. Partisipasi dan Produktivitas

Secara umum, partisipasi berbicara tentang kejadian ketika manajer mengijinkan bawahannya untuk memberikan pengaruhnya pada perancangan sistem, mengijinkan mereka untuk memberikan pengaruh penuh dalam mengontrol proses Labovitz, 1989. Sayles dan Strauss dalam Libovitz, 1989 mengatakan dengan tegas bahwa partisipasi mengikutsertakan orang bukanlah hanya semata pada teknikal saja tetapi juga dengan emosional dan mental di dalamnya. Partisipasi yang benar, akan memotivasi orang untuk berperan sertaberkontribusi, sehingga pada kesempatan tertentu karyawan akan membebaskan ide dan kreatifitasnya ke arah tujuan perusahaan. Partisipasi adalah alat perekat antar individu, kelompok, dan lingkungan kerja, dan hasilnya adalah produktivitas yang tinggi. III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Pada saat ini perusahaan menghadapi tantangan lingkungan yang berpengaruh terhadap keberhasilan di masa mendatang. Dalam menghadapi perubahan pada era global, perusahaan berusaha mengembangkan terobosan baru yang tidak mudah dideteksi oleh pesaing baru. Menurut Ulrich 1996, eksekutif mengadapi tantangan kompetitif berkaitan dengan globalisasi, peningkatan profitabilitas melalui pertumbuhan, modal intelektual, teknologi dan perubahan kontinyu. Dalam menghadapi berbagai tantangan perusahaan berusaha menciptakan keunggulan melalui efisiensi, kualitas, inovasi atau respon terhadap konsumen untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Di dalam menghadapi permasalahan berkaitan dengan modal intektual, teknologi, dan perubahan kontinyu, perusahaan mengantisipasi melalui pengembangan pengetahuan dengan pengembangan dan pelatihan terhadap para karyawan. Seperti kita ketahui bahwa tujuan umum dari pelatihan adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tambahan. Sebagaimana kegiatan-kegiatan lain dalam perusahaan atau organisasi, maka efektivitas kegiatan pelatihan pun perlu dievaluasi untuk melihat sejauh mana program pelatihan yang telah dilaksanakan memiliki kontribusi kepada perusahaan. Tingkat efektivitas program pelatihan dapat dievaluasi pada level reaksi, pembelajaran, perilaku kerja, dan hasil. Dalam langkah penentuan kriteria evaluasi efektivitas pelatihan yang akan dipilih, maka harus diperhatikan rancangan evaluasi atau prosedur pelaksanaan terbaik. Bentuk evaluasi pelatihan pre-test dan post-test merupakan model yang dipilih dalam penelitian ini.

B. TAHAPAN PENELITIAN