IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Managing For Productivity (Studi Kasus di PT. Goodyear Indonesia, Tbk)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari Managing For Productivity adalah membuat perusahaan lebih efektif. Rangkaian materi managerial skill dimaksudkan untuk memperbaiki organisasional, departemen, dan produktivitas individual serta memberikan dampak langsung dari objektifitas organisasional pada seluruh individual. Program pelatihan Managing For Productivity adalah alat untuk membantu peserta pelatihan dalam mengidentifikasi segala hal yang dapat memperbaiki efektivitas perusahaan. Managing For Productivity merupakan suatu bentuk pelatihan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam jangka waktu periode sepuluh tahun. Proses pelatihan akan membagi para peserta menjadi kelompok-kelompok kecil, dimana setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang. Setiap bab materi pelatihan Managing For Productivity terdiri dari Pre-session, Session, dan Post-session. Program pelatihan ini dirancang untuk memperbaiki kemampuan manajerial dari partisipan, untuk memperkenalkan para manajer dengan dinamika perilaku dan memperlihatkan kepada mereka tentang bagaimana mengorganisir dan mengerjakan upaya-upaya yang memaksimalkan produktivitas para pekerja. Melalui rancangan program pelatihan Managing For Productivity, PT Goodyear Indonesia, Tbk. berupaya untuk meningkatkan kemampuan manajerial para karyawan, terutama mereka yang berinteraksi langsung dengan bawahan.

A. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN

Program pelatihan Managing For Productivity yang dilaksanakan oleh PT. Goodyear Indonesia, Tbk disesuaikan dengan kebutuhan setiap departemen melalui analisa perusahaan yang dilakukan secara organisasional, operasional, ataupun secara personalia. Hasil penilaian tersebut selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan program pelatihan. Analisis organisasional dalam identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan PT. Goodyear Indonesia, Tbk dengan membuat kebutuhan pelatihan dalam jangka waktu satu tahun lamanya. Analisis ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan iklim survey. Survey biasanya diakukan dengan memberikan kuesioner untuk diisi oleh semua karyawan, untuk mengenali aspek kepuasan kerja, sikap kepemimpinan dan kepengawasan, penilaian akan komunikasi, sikap organisasional, hubungan antar individu dalam bekerja, dan aspek-aspek penting lainnya. Menurut Wexley dan Latham 1991, pada analisis organisasi pertama-tama harus ditetapkan dalam lingkup yang luas selanjutnya barulah ditetapkan lebih spesifik untuk setiap divisi, departemen, dan seluruh bagian perusahaan. Analisis operasional dilakukan melalui penilaian atasan terhadap kinerja dan prestasi kerja calon peserta pelatihan. Penilaian kebutuhan pelatihan tersebut meliputi kegiatan wawancara Manufacturing Training Manager dengan atasan setiap departemen, analisa terhadap dokumen danatau data evaluasi hasil kerja calon peserta, analisa hasil survey atas dampak hasil kerja calon peserta, analisa hasil test untuk materi-materi tertentu yang diajukan kepada calon peserta, serta observasi di lapangan atas kinerja calon peserta. Dalam analisis personal pada identifikasi kebutuhan pelatihan Managing For Productivity , manusia sebagai faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas dapat dijadikan bahan pertimbangan penentuan calon peserta. Penentuan calon peserta dilakukan dengan penilaian kebutuhan dari karakteristik personalia karyawan. Atasan calon peserta pelatihan bekerjasama dengan Manufacturing Training Manager membuat seleksi dan penilaian kebutuhan pelatihan. Setelah penentuan kebutuhan pelatihan, selanjutnya adalah persiapan dalam rancangan program pelatihan yang meliputi penetapan tujuan pelatihan yang akan dicapai, materi yang akan diolah, metode pelatihan yang akan digunakan, instruktur pelatihan, sarana dan prasarana penunjang, serta penyesuaian jadwal pelatihan dengan waktu kerja calon peserta. Persiapan rancangan program pelatihan ini dilakukan dengan memperhatikan pihak- pihak yang terkait dalam pelatihan, seperti calon peserta dan atasannya, penyelenggara, dan instruktur pelatihan. Menurut Blanchard dan James 2004, seharusnya kebutuhan pelatihan dari supervisor dilengkapi dengan Training Need Analysis dan identifikasi pada kemampuan komunikasi. Sehingga akan dibutuhkan suatu keputusan, seperti pernyataan di bawah ini. - Metode pelatihan apa yang digunakan, - Berapa waktu yang dibutuhkan, - Berapa banyak peserta yang akan dilatih pada saat yang sama, - Apakah pelatihan dilaksanakan selama waktu kerja perusahaan, - Apakah pelatihan merupakan kehendak peserta sendiri atau perintah atasan, - Lokasi pelatihan on atau off-site.

B. IDENTIFIKASI TUJUAN PELATIHAN