Gambar 4. Model Sistem Pelatihan dan Pengembangan Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, 1991.
C. Managing For Productivity
Menurut Labovitz 1989, Managing For Productivity merupakan suatu upaya dalam menghadapi masalah yang disebabkan perubahan
kehidupan sosial dan teknologi yang terus terjadi. Masalah tersebut terdapat pada komunikasi, koordinasi, kemelut dalam serikat buruh, semangat kerja,
dan gejala-gejala berpengaruh pada produktivitas.
1. Perubahan Peran Manajemen
Jalan kehidupan manusia mengalami perubahan yang dramatis, tidak hanya sebatas pada teknologi yang digunakan tetapi segala
sesuatunya yang diperoleh selama hidup, begitu juga mengenai kehidupan kerja.
Kebutuhan Pelatihan Pengembangan
Evaluasi Tahap
1 Identifikasi
Kebutuhan Pelatihan -
organisasional -
operasional -
personalia
Tahap 2
Identifikasi Kriteria Evaluasi Hasil Pelatihan
- reaksi
- pembelajaran
- perubahan
perilaku -
hasil
Desain Program Pelatihan Pelaksanaan Pelatihan
Evaluasi Program Pelatihan Tahap 3
Untuk itu, perusahaan dituntut untuk dapat merancang suatu sistem yang dapat menemukan kebutuhan orang-orang dalam bekerja, yang pada
akhirnya berguna untuk kontrol manajemen; pada lingkungan dan sistem kerja, bukan pada karyawannya.
Ahli psikologi berpendapat bahwa perubahan tingkah laku dipengaruhi oleh lingkungan dan individu itu sendiri, dengan
persamaannya E
I f
B ,
= . Dan produktivitas dipengaruhi oleh
lingkungan, kelompok kerja, dan individu itu sendiri E
G I
f P
, ,
= Lewin dalam Labovitz, 1989.
Perubahan tingkah laku tersebut akan menambah variasi kebutuhan dari setiap individu. Perubahan variasi kebutuhan dari sistem
tradisional menuju moderenisasi merupakan bentuk tuntutan adaptasi, yang akan berdampak pada pencapaian komitmen dan produktivitas yang
lebih baik Labovitz, 1989.
2. Pemahaman Motivasi
Motivasi adalah penggerak internal yang mendorong individu untuk bertindak sesuatu. Motivasi merupakan stimulasi dalam pemenuhan
atau pemuasan kebutuhan. Menurut Maslow dalam Labovitz, 1989 manusia dalam hidupnya
memiliki kebutuhan primer dan sekunder, dimana kebutuhan primer tersebut sebagai motivator manusia. Yang termasuk ke dalam kebutuhan
primer manusia yaitu, kebutuhan fisik dan kebutuhan akan rasa aman. Dan yang termasuk kebutuhan sekundernya adalah kebutuhan akan sosialisasi,
penghargaan, dan aktualisasi diri. Tingkat motivasi terkait dengan kualitas kehidupan kerja seorang
pekerja. Kualitas kehidupan kerja digambarkan dengan bagaimana hubungan antara individu dengan keutamaan yang terdapat dalam diri
seperti, fisik, sosial, dan lingkungan ekonomi; dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku yang mengarah pada motivasi Labovitz, 1989.
3. Persepsi dan Sikap Kerja