Analisis Asam Amino HASIL DAN PEMBAHASAN

62 layur. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa darah tuna, darah cakalang, darah tongkol, darah pari atau darah layur ditinjau dari kadar TAN memiliki karakteristik bau yang sama dan memiliki bau yang paling rendah dibanding terhadap darah hiu dan darah sapi.

5.3 Analisis Asam Amino

Asam amino adalah salah satu substansi kimia yang sangat sensitif terhadap indera pengecapan ikan. Alanina, glisina dan prolina merupakan jenis asam amino utama perangsang nafsu makan pada beberapa spesies ikan meskipun komposisi asam amino aktif ini berbeda untuk setiap spesies ikan Fujaya, 2002. Untuk pengujian asam amino yang dilakukan menggunakan HPLC diperoleh 15 jenis asam amino dari masing- masing sampel. Berikut ini tabel 17 adalah hasil pengukuran 15 jenis asam amino yang dapat dideteksi dari beberapa sampel darah yang berbeda. Tabel 17. Hasil pengukura n jenis-jenis asam amino dalam sampel darah Konsentrasi Asam Amino dalam Darah No Jenis Asam Amino Cakalang Tongkol Tuna Layur Pari Hiu Sapi 1 Aspartat 0,37 0,29 0,76 0,63 0,59 0,37 0,93 2 Glutamat 0,40 0,22 0,64 0,92 0,73 0,97 1,15 3 Serina 0,17 0,12 0,38 0,38 0,21 0,41 0,60 4 Histidina 0,16 0,10 0,32 0,35 0,39 0,36 0,42 5 Glisina 0,18 0,12 0,35 0,36 0,26 0,37 0,38 6 Threonina 0,19 0,12 0,31 0,38 0,29 0,41 0,57 7 Arginina 0,19 0,12 0,36 0,41 0,26 0,44 0,46 8 Alanina 0,54 0,29 0,71 0,71 0,72 0,77 0,60 9 Tirosina 0,13 0,11 0,30 0,28 0,19 0,29 0,38 10 Methionina 0,15 0,08 0,20 0,18 0,13 0,18 0,11 11 Valina 0,30 0,15 0,43 0,37 0,35 0,42 0,70 12 Fenilalanina 0,23 0,13 0,41 0,37 0,39 0,42 0,56 13 Isoleusina 0,26 0,13 0,33 0,34 0,17 0,38 0,19 14 Leusina 0,49 0,27 0,74 0,65 0,63 0,73 1,03 15 Lisina 0,41 0,42 0,64 0,58 0,55 0,65 0,76 Asam-asam amino yang berhasil dideteksi memiliki rantai cabang R yang berbeda ukuran, bentuk, reaktivitas dan muatannya. Beberapa diantaranya memiliki 63 rantai cabang gugus alifatik, aromatik, hidroksil dan ada juga yang bermuatan positif atau negatif. Pada darah ikan cakalang diperoleh asam amino jenis alanina yang memiliki nilai tertinggi dengan 0,54 . Alanina merupakan asam amino yang memiliki rantai cabang berupa metil. Jenis asam amino yang memiliki nilai tertinggi pada darah layur, pari, hiu dan sapi didominasi oleh jenis glutamat, masing masing dengan nilai 0,92 , 0,73 , 0,97 dan 1,15 . Asam amino jenis glutamat merupakan asam amino yang berantai cabang asam dan bermuatan negatif. Pada darah tongkol nilai tertinggi diperoleh dari asam amino jenis lisina dengan 0,42 . Lisina memiliki rantai cabang yang bermuatan positif dan negatif tergantung lingkungannya. Jenis Aspartat dengan nilai 0,76 merupakan yang tertinggi diperoleh pada darah tuna. Aspartat memiliki rantai cabang yang sama dengan asam amino jenis glutamat yaitu berantai cabang asam dan bermuatan negatif. Untuk lebih jelas tentang jenis asam amino yang memiliki persentase nilai tertinggi pada setiap sampel darah, akan disajikan pada tabel 18. Tabel 18. Jenis asam amino yang memiliki konsentrasi tertinggi pada setiap sampel darah No Jenis Darah Asam Amino Tertinggi Nilai Rantai Cabang 1 Cakalang Alanina 0,54 Metil 2 Tongkol Lisina 0,42 Muatan positif dan negatif 3 Tuna Aspartat 0,76 Asam dan muatan negatif 4 Layur Glutamat 0,92 Asam dan muatan negatif 5 Pari Glutamat 0,73 Asam dan muatan negatif 6 Hiu Glutamat 0,97 Asam dan muatan negatif 7 Sapi Glutamat 1,15 Asam dan muatan negatif Jenis asam amino aspartat dengan nilai tertinggi yaitu sebesar 0,93 terdapat pada sampel darah sapi, sedangkan nilai terendahnya terdapat pada sampel darah ikan tongkol yaitu sebesar 0,29 . Nilai tertinggi jenis glutamat terdapat pada sampel darah sapi yaitu sebesar 1,15 , sedangkan nilai terendahnya terdapat sampel darah 64 ikan tongkol yaitu sebesar 0,22 . Jenis asam amino aspartat dan glutamat mempunyai rantai cabang berupa asam dan bermuatan negatif. Leusina dan isoleusina merupakan jenis asam amino yang memiliki rantai cabang alifatik. Nilai tertinggi untuk leusina terdapat pada sampel darah sapi yaitu sebesar 1,03 dan nilai terendahnya pada sampel darah tongkol yaitu 0,27 . Untuk isoleusina, nilai tertingginya terdapat pada sampel darah ikan hiu yaitu 0,38 , sedangkan nilai terendahnya terdapat pada sampel darah tongkol yaitu 0,13 . Rantai cabang gugus alifatik mempunyai bentuk lain berupa penambahan OH yang disebut rantai cabang gugus alifatik hidroksil. Serina dan threonina termasuk jenis asam amino yang memiliki rantai cabang alifatik hidroksil. Untuk nilai tertinggi asam amino serina yaitu 0, 60 terdapat pada sampel darah sapi, sedangkan nilai terendahnya terdapat pada sampel darah tongkol yaitu 0,12 . Nilai tertinggi untuk asam amino treonina juga terdapat pada sampel darah sapi yaitu 0,57 dan nilai terendahnya juga terdapat pada sampel darah tongkol yaitu 0,10 . Terdapat tiga jenis asam amino yang memiliki rantai cabang positif maupun negatif. Ketiga asam amino tersebut, juga merupakan asam amino yang mempunyai rantai cabang gugus basa. Nilai tertinggi asam amino tersebut yaitu lisina, arginina dan histidina terdapat pada sampel darah sapi yaitu masing- masing sebesar 0,76 , 0,46 dan 0,42 . Rantai cabang gugus aromatik dimiliki oleh asam amino seperti fenilalanina, tirosina dan triftofan, namun yang terdeteksi secara nyata hanya jenis fenilalanina dan tirosina. Nilai tertinggi jenis fenilalanina dan tirosina terdapat pada sampel darah sapi yaitu masing- masing sebesar 0,56 dan 0,38 , sedangkan untuk nilai terendahnya terdapat pada sampel darah tongkol yaitu masing- masing sebesar 0,13 dan 0,11 . Methionina merupakan jenis asam amino yang memiliki rantai cabang atom belerang. Nilai tertinggi methionina yaitu sebesar 0,20 dan nilai terendahnya yaitu sebesar 0,08 . Nilai tertinggi tersebut terdapat pada sampel darah tuna, sedangkan nilai terendahnya terdapat pada sampel darah tongkol. Terdapat satu jenis asam amino yang memiliki rantai cabang yang sam dengan methionina yaitu sisteina, namun jenis tersebut tidak dapat terdeteksi secara nyata. 65 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 persentase Hiu Pari Tuna Layur Sapi Cakalang Tongkol jenis darah Glisina Alanina Dibandingkan terhadap 3 jenis utama asam amino yang paling sensitif terhadap indera pengecapan hewan aquatik menurut Fujaya 2002, hanya asam amino jenis alanina dan glisina yang berhasil dideteksi, sedangkan prolina tidak terdeteksi secara nyata. Alanina dan glisina masing- masing memiliki rantai cabang berupa metil dan atom H. Tabel 19. Konsentrasi jenis-jenis asam amino utama perangsang nafsu makan ikan alanina dan glisina pada sampel darah Konsentrasi Asam Amino dalam Darah No Jenis Asam Amino Hiu Layur Tuna Pari Sapi Cakalang Tongkol 1 Alanina 0,77 0,71 0,71 0,72 0,60 0,54 0,29 2 Glisina 0,37 0,36 0,35 0,26 0,38 0,18 0,12 Rata-rata 0,570 0,535 0,530 0,490 0,490 0,360 0,205 Simpangan Baku 0,200 0,175 0,180 0,230 0,110 0,180 0,085 Berikut ini gambar 11 disajikan histogram persentase jenis utama asam amino yang paling sensitif terhadap indera pengecapan hewan aquatik yaitu alanina dan glisina dari sampel darah seperti darah hiu, darah pari, darah tuna, darah layur, darah sapi, darah cakalang dan darah tongkol. Gambar 14. Konsentrasi jenis asam amino utama perangsang nafsu makan ikan alanina dan glisina dalam darah Nilai terbesar alanina terdapat pada sampel darah hiu yaitu 0,77 , sedangkan nilai terkecilnya terdapat pada sampel darah tongkol yaitu 0,29 . Untuk nilai 66 terbesar jenis glisina terdapat pada sampel darah sapi yaitu 0,38 dan nilai terkecilnya terdapat pada sampel darah tongkol yaitu 0,12 . Bila ditinjau dari nilai rata-rata kedua jenis asam amino tersebut, bahwa darah hiu memiliki rata-rata terbesar yaitu 0,570 , sedangkan darah ikan tongkol memiliki rata-rata terkecil yaitu 0,205 . Berdasarkan pernyataan Fujaya 2002 bahwa alanina merupakan jenis utama perangsang nafsu makan pada ikan maka dapat diasumsikan bahwa jika terdapat alanina pada suatu perairan maka ikan hiu diduga akan segera bereaksi. Meskipun pada konsentrasi yang rendah yakni 10 -7 dan 10 -9 m, asam amino tetap mampu dideteksi oleh lebih dari 20 spesies ikan air tawar dan ikan air laut. Semakin tinggi kadar alanina pada suatu perairan berarti semakin cepat reaksi hiu. Dapat diduga, darah hiu ditinjau dari kecepatan reaksi ikan hiu akibat daya tarik rangsangan nafsu makan, memberikan reaksi yang paling cepat bagi hiu dibandingkan dengan jenis sampel darah yang lainnya. Secara berurutan, sampel darah yang memberikan reaksi tercepat sampai terlambat setelah sampel darah ikan hiu ditinjau dari kadar alaninanya adalah darah ikan pari, darah ikan tuna dan darah ikan layur, darah sapi, darah ikan cakalang dan darah ikan tongkol. Asumsi untuk asam amino jenis glisina juga sama yaitu jika terdapat glisina pada suatu perairan maka ikan hiu diduga akan segera bereaksi. Semakin tinggi kadar glisina pada suatu perairan berarti semakin cepat reaksi hiu. Dapat dianalogikan, darah sapi ditinjau dari kecepatan reaksi ikan hiu akibat daya tarik rangsangan nafsu makan, memberikan reaksi yang paling cepat bagi hiu dibandingkan dengan jenis sampel darah yang lainnya, urutan kedua sampai terakhir adalah darah ikan hiu, darah ikan layur, darah ikan tuna, darah ikan pari, darah ikan cakalang dan darah ikan tongkol. Berdasarkan analisis sidik ragam tabel 20 menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK, dapat disimpulkan bahwa jenis asam amino utama perangsang nafsu makan yang berbeda dalam hal ini glisina dan alanina memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai persentase asam amino pada taraf á = 5 , karena F-hitung 74,79 lebih besar daripada F-tabel 5,99. Begitu juga dengan jenis sampel 67 darah yang berbeda, karena F-hitung 6,43 lebih besar F-tabel 4,28 maka kesimpulannya adalah jenis sampel darah memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai persentase asam amino pada taraf á = 5 . Tabel 20. Analisis sidik ragam konsentrasi jenis-jenis asam amino utama perangsang nafsu makan ikan alanina dan glisina pada sampel darah Sumber Keragaman SK db Jumlah Kuadrat JK Kuadrat Tengah KT F-hitung F-tabel Jenis Asam Amino 1 0,3845 0,384 74,79 5,99 Sampel Darah 6 0,1984 0,033 6,43 4,28 Galat 6 0,0308 0,005 Total 13 0,6137 Tabel 21. Uji beda nyata terkecil BNT pengaruh sampel darah yang berbeda terhadap kadar asam amino jenis utama perangsang nafsu makan ikan alanina dan glisina Selisih perlakuan BNT á Sampel Darah Hiu Pari Tuna Layur Sapi Cakalang Tongkol 0,05 0,01 Hiu - 0,080 0,040 0,035 0,080 0,210 0,365 Pari - - 0,040 0,045 0,000 0,130 0,285 Tuna - - - 0,005 0,040 0,170 0,325 Layur - - - - 0,045 0,175 0,330 Sapi - - - - - 0,130 0,285 Cakalang - - - - - - 0,155 Tongkol - - - - - - - 0,23 0,33 Keterangan : = berbeda nyata pada taraf á = 5 = berbeda sangat nyata pada taraf á = 1 tanpa tanda = tidak berbeda Berdasarkan uji BNT terhadap kadar asam amino jenis alanina Tabel 21 diperoleh kesimpulan bahwa secara umum bahwa kadar alanina pada masing- masing sampel darah tidak memberikan pengaruh yang berbeda, kecuali pada sampel darah ikan tongkol. Sampel darah ikan tongkol memberikan pengaruh yang berbeda nyata bila dibandingkan dengan sampel-sampel darah yaitu darah hiu, darah pari, darah 68 Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 tuna, darah layur dan darah sapi pada taraf á = 5 , tetapi darah tongkol tidak berbeda bila dibandingkan dengan darah cakalang. Hasil analisis pengelompokan nilai rata-rata terbesar hingga terkecil diperoleh 5 kelompok darah yang memiliki konsentrasi asam amino alanina dan glisina perangsang nafsu makan ikan yang berbeda, yaitu kelompok 1 tertinggi adalah darah ikan hiu, kelompok 2 adalah darah ikan layur, kelompok 3 adalah darah ikan tuna, kelompok 4 adalah darah sapi atau darah ikan pari dan kelompok 5 adalah darah ikan cakalang atau darah ikan tongkol. Dengan demikian, dapat diduga bahwa jenis darah ikan hiu diduga memiliki daya tarik yang “terbaik” terhadap kecepatan reaksi hiu ditinjau dari nafsu makan hiu dibandingkan dengan kelompok darah lainnya. Selanjutnya secara berurutan adalah darah ikan layur, darah ikan tuna, darah sapi atau darah ikan pari, darah ikan cakalang atau ikan tongkol. Keterangan : 1, 2, 3 …. = urutan langkah B1 = berbeda nyata pada taraf á = 1 B2 = berbeda nyata pada taraf á = 5 S = tidak berbeda pada taraf á = 1 = garis hubungan Gambar 15. Tingkatan dugaan ketertarikan hiu terhadap konsentrasi jenis asam amino utama alanina dan glisina perangsang nafsu makan pada ikan menggunakan analisis pengelompokan Sapi 0,490 Hiu 0,570 Layur 0,535 Pari 0,490 Cakalang 0,360 Tuna 0,530 Tongkol 0,205 6S 1 B1 2 B1 3 B2 4B2 5B2 69

5.4 Hubungan Kadar Hemaglobin Hb, Total Amoniak Nitrogen TAN dan Jenis-jenis Asam Amino dalam Darah