31
2.6.3 Asam Amino
Sekitar tiga per empat zat pada tubuh adalah protein. Ini terdiri dari protein struktural, enzim, gen, protein pengangkut oksigen, protein otot yang menyebabkan
kontraksi dan banyak jenis protein lain melakukan fungsi spesifik diseluruh tubuh baik intrasel maupun ekstrasel Fujaya, 2002. Selanjutnya Winarno 1992
menyatakan bahwa dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan komponen yang sangat penting. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein menjadi komponen
terbesar setelah air. Diperkirakan 50 dari berat kering sel dalam jaringan terdiri dari protein.
Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur unsur C, H, O dan N. Susunan protein terdiri dari rantai panjang asam amino dimana asam
aminonya -NH
2
berikatan dengan kelompok karboksil -COOH. Bila protein dihidrolisis dengan asam, alkali atau enzim maka akan dihasilkan campuran asam-
asam amino Fujaya, 2002.
Gambar 5. Sketsa molekul asam amino Read, 1981 vide Winarno, 1992
Winarno 1992 menjelaskan bahwa sebuah asam amino terdiri dari sebuah gugus amino, sebuah gugus karboksil, sebuah atom hidrogen dan gugus R
yang merupakan rantai cabang gambar 4. Berdasarkan Fujaya 2002 bahwa terdapat 21 jenis asam amino, 10 diantaranya adalah asam amino esensial yang harus
terdapat dalam makanan yaitu treonina, lisina, metionina, arginina, valina, fenilalanina, triptopan, leusina, isoleusina dan histidina. Asam amino yang lain dapat
32 disintesa di dalam tubuh yaitu glisina, alanina, prolina, serina, sisteina, asam aspartat,
asam glutamat, hidroksilisina, sistina, tirosina dan hydroksiprolina. Asam amino disimpan dalam bentuk protein sehingga konsentrasi asam amino
didalam sel mungkin selalu tetap rendah. Sel memiliki batas tertentu dalam menimbun protein, bila telah mencapai batas ini, setiap penambahan asam amino
dalam cairan tubuh maka asam amino akan dipecahkan dan digunakan untuk energi atau disimpan sebagai lemak. Degradasi ini hampir seluruhnya terjadi di dalam hati
dan dimulai dengan proses deaminasi pembuangan gugus amino dari asam amino dan diekskresi sebagai amoniak. Amoniak yang dilepaskan waktu deaminasi
dikeluarkan dari darah hampir seluruhnya dalam bentuk urea Fujaya, 2002.
33
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2004 hingga Oktober 2005. Lokasi penelitian lapang terletak di Palabuhanratu-Sukabumi, Jawa Barat. Analisis
sampel dilakukan di Laboratorium Terpadu Analisis Kimia, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Lingkungan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan utama penelitian adalah darah-darah hewan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan ik an hiu didalam penangkapannya. Sampel darah yang digunakan
adalah jenis darah ikan yaitu cakalang, tongkol, tuna, layur, pari, hiu dan satu jenis darah mamalia yaitu sapi.
Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kepekatan warna darah yaitu HCl 0,01 N dan aquadestilata. Untuk analisis NH
3
menggunakan bahan-bahan seperti MnSO
4
, phenate reagent, asam hipoklorida, NaOH, phenol, NH
4
Cl, larutan stok amoniak dan larutan standar amoniak; sedangkan bahan-bahan untuk analisis asam
amino adalah ortoftalaldehida OPA, natrium hidroksida, asam borat, larutan brij-30, 2-merkaptoetanol, standar asam amino, Na-EDTA, Metanol, THF, natrium asetat,
metanol, air HP, HCl 0,01 N dan kalium borat pH 10,4. Alat-alat yang digunakan untuk mengambil darah dalam penelitian ini adalah 1
set alat bedah, Botol film dan Cool box, sedangkan alat-alat yang digunakan untuk
analisis laboratorium dikemukakan sebagai berikut :
1 Analisis kepekatan warna darah, menggunakan Hemoglobinometer Sahli yang
terdiri atas : 1.
Tabung sahli berskala atau gr , 2.
Pipet 3.
Pipet Sahli 0,02 ml 20 cmm 4.
Aspirator