20
2.4 Definisi Sekresi 2.4.1 Sekresi sebagai Pesan
Sekresi adalah suatu senyawa atau substansi kimiawi yang dikeluarkan oleh satu individuorganisme atau kelompok kepada individuorganisme atau kelompok
lain dalam kondisi tertentu baik secara sengaja maupun tidak disengaja dengan fungsi- fungsi khusus; dalam satu spesies atau antar spesies. Hampir seluruh
organisme laut mengeluarkan sekresi ke dalam lingkungan air laut, baik organisme makro maupun organisme mikro. Sekresi yang dipancarkan ke dalam air laut tersebut
pada hakikatnya adalah suatu pesan messages dari organisme laut kepada individu atau kelompok organisme ya ng sejenis maupun lain jenis. Organisme yang menerima
pesan tersebut akan melakukan reaksi seperti mendatangi lokasi atau sumber sekresi tersebut. Sekresi yang dikeluarkan organisme laut biasanya berkaitan dengan antara
lain tanda bahaya, pengenalan individukelompok dan sekresi yang berkaitan dengan pemanduan navigation dan migrasi. Pada prinsipnya sekresi diatas mampu
mendatangkan atau mengumpulkan individu maupun kelompok organisme Pane, 2001.
Selanjutnya diketahui bahwa terdapat suatu pengaturan kehidupan biologis organisme laut yang mengeluarkan sekresi melalui perantara substansi kimiawi.
Pengaturan kehidupan biologis diatas berkaitan erat dengan hubungan antar individu, antar kelompok dan atau antar spesies, hal ini juga berubungan erat dengan terjadinya
atau terhambatnya metabolisme biologis suatu organisme. Beberapa definisi yang berhubungan dengan sekresi sering ditemukan dalam interaksi antar organisme
dengan istilah yang berbeda-beda, misalnya telemediator kimiawi dan semiochemical Law dan Re gnier, 1971 vide Kusumah, 1988 serta feromon Lucas, 1959 vide Pane,
2001.
2.4.2 Telemediator Kimiawi
Para ahli sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya menyebut substansi kimiawi diatas sebagai telemediator kimiawi. Telemediator kimiawi adalah sekresi
yang dibentuk oleh organisme laut baik hewan maupun tumbuhan yang dipancarkan
21 ke dalam air laut dan menimbulkan reaksi pada jarak tertentu terhadap fungsi dan
perilaku individu atau kelompok spesies yang sama maupun spesies yang berbeda. Terdapat berbagai bukti mengenai keberadaan substansi kimiawi di dalam air laut
yang berasal dari organisme laut. Dawson 1976 vide Pane 2001 menyatakan bahwa substansi kimiawi asal organis me laut terdapat secara signifikan di dalam air
laut.
Tabel 3. Jenis substansi kimiawi yang diperoleh dari air laut
No Jenis Substansi Kimiawi
Konsentrasi dalam air laut ìg carbonliter
1 Asam amino bebas
10 2
Asam amino terkait 50
3 Gula bebas
10 4
Polysakarida 200
5 Asam lemak
5 6
Hidrokarbon 5
7 Gula amino
2 8
Phenol 2
9 Indoles
1 10 Vitamin
0,007 11 Amoniak
5 12 Lain- lain
10 Sumber : Dawson 1976 vide Pane 2001
Beberapa peneliti telah berhasil mendefinisikan telemediator kimiawi untuk ilmu pengetahuan. Seperti Lucas 1959 vide Pane 2001 menyatakan bahwa
hubungan interspesies tidak hanya didasarkan pada fenomena predation pemangsaan tetapi haruslah memperhitungkan pengaruh biologis dari pertukaran di
luar organisme seperti vitamin, hormon dan sebagainya. Lucas juga menjelaskan bahwa organisme dapat mempengaruhi aktivitas makhluk hidup lainnya sambil
memproduksi atau menghasilkan unsur makro penting makanan atau bahan penghambat. Selanjutnya Fontaine 1970 vide Pane 2001 mendefinisikan bahwa
semua substansi organik yang dibebaskan oleh organisme hidup, yang bereaksi pada konsentrasi sangat rendah berguna untuk mengatur hubungan diantara organisme-
22 organisme dan substansi tersebut jelas memiliki senyawa kimiawi dan fungsi- fungsi
fisiologis yang sangat bervariasi.
2.4.3 Semiokemikal
Zat kimia yang bertindak sebagai perantara dalam komunikasi antara organisme dengan organisme disebut pula semiokemikal semiochemical Law dan Regnier,
1971 vide Kusumah, 1988. Semiokemikal terdiri dari dua golongan yaitu alelokemikal dan feromon, tergantung pada interaksinya apakah bersifat intraspesies
atau interspesies. Alelokemikal adalah zat kimia yang berperan sebagai zat perantara dalam komunikasi antar spesies yang berbeda interspesies, sedangkan feromon
bersifat intraspesies. Terdapat empat macam alelokemikal yang dijelaskan oleh Brown 1968 vide Kusumah 1988 sebagai berikut :
1 Allomon Zat yang dihasilkan atau didapat oleh suatu organisme yang menimbulkan
tanggapan fisiologis atau perilaku pada organisme penerimanya dan tanggapan itu menguntungkan organisme yang memproduksi zat tersebut.
2 Kairomon Zat yang diproduksi atau diperoleh dari suatu organisme yang menimbulkan
tanggapan fisiologis terhadap spesies lain yang menguntungkan organisme penerima. 3 Synomon
Zat yang diproduksi atau diperlukan oleh suatu perilaku spesies-spesies lain yang menguntungkan organisme produsen maupun penerima.
4 Apreumon Zat kimia yang dipancarkan dari benda mati, yang dapat menciptakan reaksi
fisiologis atau perilaku bila diadaptasi oleh penerima dan dapat mengganggu organisme dari spesies lain yang berada di dala m atau di atas benda mati tersebut
yang tidak dapat beradaptasi Nordlund et. al., 1981 vide Kusumah, 1988. Golongan kedua dari semiokemikal setelah alelokemikal adalah feromon.
Mathews dan Mathews 1978 dalam Anonymo us 1990 mendefinisikan feromon sebagai senyawa atau campuran kimia yang disekresi oleh seekor hewan dan dapat
23 mempengaruhi perilaku hewan lain dari jenis spesies yang sama. Feromon mirip
dengan hormon yaitu mempunyai komposisi yang khusus dan dihasilkan pula oleh kelenjar khusus serta disekresi hanya pada waktu tertentu saja. Selanjutnya, Atkins
1980 dalam Anonymous 1990 memperjelas bahwa feromon dapat mengatur aktivitas fisiologis dan perilaku antara individu dari suatu populasi.
Anonymous 1990 menjelaskan bahwa feromon merupakan bentuk komunikasi biologis yang sangat penting antara individu maupun kelompok. Sinyal-
sinyal kimiawi ya ng diberikannya terdapat yaitu pada sel suatu makhluk hidup atau antar mahk luk hidup, baik pada tumbuhan maupun hewan. Feromon yang terdapat
pada semua jenis hewan adalah senyawa kimia atsiri yang digunakan untuk komunikasi antar spesies Horborne, 1988 dalam Anonymous, 1990. Mathews dan
Mathews 1978 dalam Anonymous 1990 telah mengelompokan feromon kedalam dua kelompok yaitu releaser feromones dan primer feromones. Feromon yang banyak
dipelajari sampai sekarang adalah releaser feromones yang termasuk didalamnya adalah feromon lacak, feromon seks dan feromon tanda bahaya.
Definisi yang sama juga dijelaskan oleh Pane 2001 bahwa feromon adalah substansi kimiawi yang terdapat pada hubungan antar organisme-organisme dalam
spesies yang sama intraspesies. Substansi kimiawi tersebut dibagi menjadi dua yaitu substansi kimiawi seksual dan substansi kimiawi non seksual.
Ikan teleostei dan beberapa ikan bertula ng rawan melakukan komunikasi dengan sinyal kimia untuk mengontrol fertilisasi, koordinasi seksual dan koordinasi
tingkah laku seksual. Pada beberapa spesies, ikan jantan tertarik untuk berintegrasi dengan betina melalui bau. Steroid merupakan salah satu bahan kimia yang dapat
membangkitkan rangsangan daya tarik elektrik afinitas electric dari organ olfaktori ikan Fujaya, 2002.
Substansi kimiawi non-seksual dapat dibagi menjadi tiga sebagai berikut : 1
Feromon tanda bahaya alarme Feromon tanda bahaya secara umum dipancarkan oleh individu- individu yang
diserang atau individu- individu yang terluka. Jenis feromon ini merupakan suatu sistem pertahanan yang ditinjau dari sisi spesies melawan predator yang melakukan
24 penyerangan Atema dan Stenzler, 1977 vide Pane, 2001. Beberapa ikan menyimpan
feromon dalam sel khusus dan terlepas hanya bila sel tersebut rusak akibat perlakuan mekanik, misalnya akibat pemangsaan. Kalau hal ini terjadi, maka ikan lain akan
menyebar dan menghindar dari serangan lanjutan, artinya feromon bertindak sebagai pembawa pesan bahwa terdapat keadaan dalam bahaya Fujaya, 2002.
2 Feromon pengenalan kembali reconnaissance
Suatu pengenalan kembali didalam spesies intraspesies dapat terjadi baik diantara individu- individu dewasa dalam pengertian suatu kumpulan organisme
maupun individu-individu juvenil. Pada ikan-ikan Yellow Bullhead Italurus natalis, pengenalan kembali ini dilakukan melalui perantara mediator yang terdapat didalam
mukus dari kulit Todd et. al., 1967 vide Pane, 2001. 3 Feromon tanda arah balisage dan migrasi migration
Pada invertebrata bentik, habitat individu didalam lingkungan laut untuk perlindungan atau untuk mencari sumber-sumber makanan, dilakukan oleh perantara
substansi kimiawi tanda arah balisage yang hanya dikeluarkan oleh individu dari spesies yang sama. Substansi kimiawi ini terdapat didalam mukus permukaan kulit
yang diletakkan diatas substrat habitatnya Lowe dan Turner, 1976 vide Pane, 2001. Selanjutnya Pane 2001 menyatakan bahwa migrasi- migrasi ikan kemungkinan
mempunyai prinsip dasar yang sama dengan proses tanda arah diatas seperti pada migrasi ikan salmon, dimana air laut yang digunakan memiliki skala lebih luas lagi.
Ikan salmon mungkin menyimpan memori dari suatu rangsangan penciuman pada konsentrasi yang sangat rendah, yang mereka tandai selama melakukan migrasi
mengarah ke laut. Fujaya 2002 memperjelas pernyataan diatas bahwa dari hasil pengujian
kesensitifan ikan terhadap rasa bahan klasik yaitu garam, gula, asam dan pahit yang digunakan manusia, ditemukan bahwa asam amino merupakan perangsang yang kuat
bagi pengecapan berbagai spesies ikan. Selain asam amino, ikan- ikan juga sensitif terhadap asam aliphatik, nuk leotida dan garam empedu, dengan demikian asam
amino memegang peranan penting dalam perangsangan berbagai jenis ikan.
25 Selanjutnya, Fujaya mengatakan bahwa kemampuan mendeteksi garam empedu
diduga merupakan informasi penting bagi homing migration ikan salmon.
2.5 Darah 2.5.1 Darah Ikan