33
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2004 hingga Oktober 2005. Lokasi penelitian lapang terletak di Palabuhanratu-Sukabumi, Jawa Barat. Analisis
sampel dilakukan di Laboratorium Terpadu Analisis Kimia, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Lingkungan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan utama penelitian adalah darah-darah hewan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan ik an hiu didalam penangkapannya. Sampel darah yang digunakan
adalah jenis darah ikan yaitu cakalang, tongkol, tuna, layur, pari, hiu dan satu jenis darah mamalia yaitu sapi.
Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kepekatan warna darah yaitu HCl 0,01 N dan aquadestilata. Untuk analisis NH
3
menggunakan bahan-bahan seperti MnSO
4
, phenate reagent, asam hipoklorida, NaOH, phenol, NH
4
Cl, larutan stok amoniak dan larutan standar amoniak; sedangkan bahan-bahan untuk analisis asam
amino adalah ortoftalaldehida OPA, natrium hidroksida, asam borat, larutan brij-30, 2-merkaptoetanol, standar asam amino, Na-EDTA, Metanol, THF, natrium asetat,
metanol, air HP, HCl 0,01 N dan kalium borat pH 10,4. Alat-alat yang digunakan untuk mengambil darah dalam penelitian ini adalah 1
set alat bedah, Botol film dan Cool box, sedangkan alat-alat yang digunakan untuk
analisis laboratorium dikemukakan sebagai berikut :
1 Analisis kepekatan warna darah, menggunakan Hemoglobinometer Sahli yang
terdiri atas : 1.
Tabung sahli berskala atau gr , 2.
Pipet 3.
Pipet Sahli 0,02 ml 20 cmm 4.
Aspirator
34 5.
Standar warna sahli 6.
Alat pengaduk 2
Analisis kadar Amoniak, menggunakan : 1.
Spektrofotometri 2.
Magnetic Stirrer 3.
Filter photometer 4.
Pipet 5.
beaker glass 3
Analisis asam amino, menggunakan adalah : 1.
High Performance Liquid Chromatography HPLC 2.
Kertas Millipore 0,45 ì 3.
Vial 1 ml 4.
Syringe 100 ìl 5.
Neraca analitik 6.
Pipet 1 ml 7.
Labu takar 100 ml 8.
Ampul
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah identification and
comparative methods. Penelitian yang disajikan berikut ini meliputi penelitian
mengenai sekresi organisme dalam hal ini adalah sekresi hewan yang dapat menjadi ketertarikan pada ikan hiu yang dikeluarkan secara sengaja atau tidak darah,
dihubungkan dengan indera penciuman ikan hiu yang memiliki kepekaan terhadap darah. Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui kepekatan warna darah
menggunakan metode Sahli dan kadar bau amoniak darah menggunakan Metode Phenate, sehingga dapat diketahui kepekaan hiu terhadap darah. Selanjutnya,
dilakukan identifikasi zat-zat aktif dalam hal ini adalah asam amino menggunakan metode High Performance liquid Chromatography HPLC untuk mengetahui jenis-
jenis asam amino yang terdapat dalam sampel darah hewan mangsa hiu dan
35 hubungannya dengan peranan asam amino dalam perangsangan yang dapat membuat
ketertarikan atau berkumpulnya ikan hiu. Pemilihan jenis sampel darah dilakukan berdasarkan hasil- hasil penelitian
sebelumnya dan praktek penangkapan yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia untuk menangkap ikan hiu. Sampel darah yang dianalisis tidak diperoleh
pada waktu yang bersamaan, hal ini disebabkan karena jenis-jenis ikan sampel tidak setiap hari dapat didaratkan di PPN Palabuhanratu tergantung dari keberhasilan
nelayan dalam menangkap ikan. Selain itu untuk mengurangi terjadinya pembusukan, sampel darah dari ikan- ikan yang berbeda tidak bisa dianalisis dalam waktu
bersamaan. Setelah sampel darah diperoleh, maka dengan segera akan dilakukan analisis tanpa menunggu sampel darah lainnya yang belum diperoleh.
3.2.1 Tahapan-tahapan Penelitian
Adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut : 1
Persiapan Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum pengambilan sampel darah adalah
pisau bedah, jarum penusuk pembuluh darah, botol film dan. cool box.
2 Pengumpulan sampel
Sample darah hiu, darah cakalang, darah tuna, darah tongkol, darah layur dan darah pari diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan TPI Palabuhanratu Sukabumi,
Jawa Barat, sedangkan sampel darah sapi diperoleh dari UPTD Rumah Potong Hewan RPH, Bogor.
2.1 Sampel darah ikan Cara pengambilan darah untuk sampel darah ikan terbagi menjadi dua metode.
Metode pertama yaitu dengan menyedot darah di bagian pembuluh darah ikan, sedangkan cara yang kedua dengan memotong bagian belakang kepala ikan. Darah
yang didapatkan lebih banyak menggunakan cara kedua dibandingkan cara pertama karena melalui pengambilan darah dengan cara kedua ini, kondisi ikan tidak harus
selalu hidup. Botol film yang digunakan untuk masing- masing sampel darah berjumlah 5 botol, setiap botol film berisi 20-30 ml darah.
36 2.2 Sampel darah sapi
Sampel darah sapi diambil setelah dilakukan pemotongan sapi oleh para pekerja RPH. Darah dari hasil pemotongan tersebut disimpan dalam sebuah wadah ember
sampai terisi penuh. Selanjutnya, darah dimasukkan dalam 5 botol film masing-
masing berisi 20 ml darah.
3 Penelitian
3.1 Analisis kepekatan darah kadar hemoglobin Analisis kepekatan warna darah dilakukan di tempat pengambilan darah, karena
untuk mengurangi terjadinya perubahan kimia maupun fisik sampel darah. Analisis kepekatan darah menggunakan metode Sahli dengan prinsip dasarnya yaitu darah
dengan larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Warna disamakan dengan warna standar Sahli dengan menggunakan aquadestilata sebagai
pengencer Brown, 1989. Tahapan metode Sahli yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tabung Sahli yang sudah terisi HCl 0,1 N sampai angka 10 garis paling
bawah pada tabung, ditambahkan dengan darah 0,02 ml. 2.
Kemudian didiamkan selama 3 menit sampai terbentuk asam hematin yang berwarna coklat.
3. Tabung Sahli diletakkan antara kedua bagian standar warna Sahli dalam
alat hemoglobinometer. 4.
Selanjutnya ditambahkan kedalam tabung Sahli setetes demi setetes aquadestilata sambil diaduk sampai warna sama dengan warna standar,
kemudian ukur dengan melihat skala pada tabung Sahli. 3.2 Analisis kadar NH
3
Metode yang digunakan dalam analisis bau amoniak darah adalah metode
Phenate. Indikator untuk menganalisnya adalah Total Amoniak Nitrogen TAN dengan prinsip dasarnya yaitu senyawa indophenol berwarna biru yang terjadi dari
reaksi amoniak, asam hipoklorida dan phenol yang dikatalisis oleh MnSO
4
Rand et. al., 1975
37 Tahapan analisis NH
3
menggunakan Metode Phenate sebagai berikut : 1.
Sebanyak 25 ml sampel darah dalam beaker glass 100 ml, ditambahkan masing- masing 1 ml MnSO
4
, 1 ml phenol dan 1 ml campuran asam hipoklorit dengan reagent.
2. Setelah diaduk rata, dilakukan pengukuran sampel pada spektrofotometri
panjang gelombang 630 nm selama 10 menit. 3.
Perhitungan :
Kadar TAN ppm = Abs sampel x volume standar x FP Abs standar – Abs blanko
Keterangan : Abs = Absorbansi FP = Faktor pengenceran
3.3 Analisis asam amino Sebelum dilakukan analisis asam amino, terlebih dahulu perlu diketahui kadar
protein untuk masing- masing sampel darah tersebut. Metode yang digunakan untuk analisis protein tersebut yaitu metode kjehdal Winarno, 1992. Analisis asam amino
menggunakan metode HPLC dengan pereaksi ortoftaldehida OPA. Prinsip dasarnya yaitu pereaksi OPA akan bereaksi dengan asam amino primer dalam suasana basa
yang mengandung merkaptoetanol membentuk senyawa yang berfluoresensi. Senyawa berfluoresensi ini dapat dideteksi oleh detektor fluoresensi Nur et. al.,
1992. Tahapan analisis asam amino sebagai berikut :
1. Sampel darah yang telah dihidrolisis dilarutkan dalam 5 ml HCl 0,01 N,
kemudia n disaring dengan kertas millipore 0,45 mikron. 2.
Penambahan buffer kalium borat pH 10,4 dengan perbandingan 1:1. 3.
Pada vial kosong yang bersih dimasukkan 10 µl sampel dan ditambahkan 25 µl pereaksi OPA, kemudian dibiarkan selama 1 menit agar proses
derivatisasi sempurna.
38 4.
Proses penginjeksian ke dalam kolom HPLC sebanyak 5 µl sampel, dibutuhkan sekitar 25 menit sampai pemisahan semua asam amino
selesai. 5.
Perhitungan :
Konsentrasi asam amino µmol AA = Luas puncak sampel x konsentrasi standar Luas puncak standar
Persentase asam amino = ìmol AA x Mr. AA x 100 ìg sampel
3.2.1 Data dan Informasi Dikumpulkan
Data primer dikumpulkan berupa konsentrasi hemoglobin Hb darah, kadar TAN darah dan asam amino dalam darah. Data primer tersebut diperoleh dari hasil
analisis laboratorium subbab 3.3. Sedangkan data sekunder dikumpulkan berupa informasi mengenai perikanan hiu di Palabuhanratu dan data yang berhubungan
dengan penggunaan darah untuk tujuan penangkapan dari Dinas Perikanan Palabuhanratu, Tempat Pelelangan Ikan TPI Palabuhanratu dan situs-situs internet
yang berhubunga n dengan perikanan tangkap di Palabuhanratu.
3.4 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan penghitungan rata-rata dan simpangan baku serta yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis sampel darah yang digunakan, data yang telah dianalisis menggunakan rata-rata dan simpangan baku
akan dianalisis menggunakan sidik ragam ANOVA Steel dan Torrie, 1993. Untuk menghasilkan analisis sidik ragam, kadar Hb dan kadar TAN darah dianalisis
menggunakan rancangan acak lengkap RAL, sedangkan asam amino dianalisis menggunakan rancangan acak kelompok RAK. Uji lanjut yang digunakan adalah uji
beda nyata terkecil BNT untuk melihat perbedaan masing- masing jenis sampel darah. Selanjutnya dilakukan analisis pengelompokkan jenis darah berdasarkan nilai
39 rata-rata terbesar hingga terkecil menggunakan kaidah Student-Newman-Keul S-N-
K Steel dan Torrie, 1993. Data yang telah dianalisis tersebut diatas, selanjutnya akan dibandingkan
dengan data dan informasi yang terdapat pada literatur-literatur mengenai parameter- parameter, seperti kepekatan warna darah, kadar amoniak darah dan jenis-jenis asam
amino dalam darah, yang memiliki hubungan dengan ketertarikan hiu terhadap mangsanya yang berguna bagi pengumpulan hiu untuk tujuan penangkapan. Hasil
akhir adalah akan diperolehnya jenis darah yang terbaik dari sampel-sampel darah yang telah dianalisis yang memiliki hubungan ketertarikan bagi hiu.
40
4. KEADAAN UMUM PALABUHANRATU
4.1 Kondisi Goegrafis dan Prasarana Umum
Palabuhanratu merupakan kota yang termasuk wilayah kabupaten Sukabumi, propinsi Jawa Barat. Palabuhanratu terletak pada 106°15’ - 106°31’ BT dan 06°55’ -
07°07’ LS. Luas wilayahnya mencapai 27.210,13 ha, atau 0,59 total wilayah kabupaten Sukabumi.
Palabuhanratu yang berada di pantai selatan pulau Jawa merupakan daerah potensi perikanan yang terdiri dari perairan ZEE Indonesia 490.432 tontahun dan
perairan Indonesia 162.242 tontahun, baru dimanfaatkan 31 atau 103.878 tontahun Anonymous, 2005. Oleh karena itu, kota tersebut memiliki sebuah
pelabuhan perikanan tipe B yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Palabuhanratu. Areal PPN Palabuhanratu seluas 102.000,00 m
2
dikelola oleh UPTP Departemen Kelautan dan Perikanan Anonymous, 2004.
Salah satu sarana yang lebih menonjol di Palabuhanratu adalah tempat-tempat wisata dan rekreasi. Tempat wisata yang berhubungan dengan pantai seperti pantai
Karang Hawu, pantai Citepus dan pantai Pondok Dewata menjadi tujuan utama sebagian masyarakat Palabuhanratu bahkan terkenal sampai ke luar kota seperti
Jakarta, Bogor dan Sukabumi. Selain itu terdapat tempat-tempat wisata seperti sungai Citarik, Goa Lalay dan pemandian air panas didaerah Cipanas.
Sarana transportasi dari dan menuju kota Palabuhanratu bisa menggunakan Mini Bus dan ColtL300, sedangkan terminalnya terletak tidak jauh dari PPN
Palabuhanratu kira-kira sejauh 500 m. Sarana dan prasarana lain yang terdapat di Palabuhanratu diantaranya pasar ikan, pasar tradisional, restoran, penginapan yang
terdiri dari hotel berbintang dan hotel melati, temat-tempat ibadah dan lain- lain. Unit usaha non perikanan yang terdapat di Palabuhanratu tahun 2003 berjumlah
318 unit. Unit usaha tersebut terdiri dari Koperasi Unit Desa KUD berjumlah 66 unit, Perseroan Terbatas PT berjumlah 24 unit dan Perseorangan berjumlah 228 unit
Anonymous, 2003.