35 hubungannya dengan peranan asam amino dalam perangsangan yang dapat membuat
ketertarikan atau berkumpulnya ikan hiu. Pemilihan jenis sampel darah dilakukan berdasarkan hasil- hasil penelitian
sebelumnya dan praktek penangkapan yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia untuk menangkap ikan hiu. Sampel darah yang dianalisis tidak diperoleh
pada waktu yang bersamaan, hal ini disebabkan karena jenis-jenis ikan sampel tidak setiap hari dapat didaratkan di PPN Palabuhanratu tergantung dari keberhasilan
nelayan dalam menangkap ikan. Selain itu untuk mengurangi terjadinya pembusukan, sampel darah dari ikan- ikan yang berbeda tidak bisa dianalisis dalam waktu
bersamaan. Setelah sampel darah diperoleh, maka dengan segera akan dilakukan analisis tanpa menunggu sampel darah lainnya yang belum diperoleh.
3.2.1 Tahapan-tahapan Penelitian
Adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut : 1
Persiapan Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum pengambilan sampel darah adalah
pisau bedah, jarum penusuk pembuluh darah, botol film dan. cool box.
2 Pengumpulan sampel
Sample darah hiu, darah cakalang, darah tuna, darah tongkol, darah layur dan darah pari diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan TPI Palabuhanratu Sukabumi,
Jawa Barat, sedangkan sampel darah sapi diperoleh dari UPTD Rumah Potong Hewan RPH, Bogor.
2.1 Sampel darah ikan Cara pengambilan darah untuk sampel darah ikan terbagi menjadi dua metode.
Metode pertama yaitu dengan menyedot darah di bagian pembuluh darah ikan, sedangkan cara yang kedua dengan memotong bagian belakang kepala ikan. Darah
yang didapatkan lebih banyak menggunakan cara kedua dibandingkan cara pertama karena melalui pengambilan darah dengan cara kedua ini, kondisi ikan tidak harus
selalu hidup. Botol film yang digunakan untuk masing- masing sampel darah berjumlah 5 botol, setiap botol film berisi 20-30 ml darah.
36 2.2 Sampel darah sapi
Sampel darah sapi diambil setelah dilakukan pemotongan sapi oleh para pekerja RPH. Darah dari hasil pemotongan tersebut disimpan dalam sebuah wadah ember
sampai terisi penuh. Selanjutnya, darah dimasukkan dalam 5 botol film masing-
masing berisi 20 ml darah.
3 Penelitian
3.1 Analisis kepekatan darah kadar hemoglobin Analisis kepekatan warna darah dilakukan di tempat pengambilan darah, karena
untuk mengurangi terjadinya perubahan kimia maupun fisik sampel darah. Analisis kepekatan darah menggunakan metode Sahli dengan prinsip dasarnya yaitu darah
dengan larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Warna disamakan dengan warna standar Sahli dengan menggunakan aquadestilata sebagai
pengencer Brown, 1989. Tahapan metode Sahli yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tabung Sahli yang sudah terisi HCl 0,1 N sampai angka 10 garis paling
bawah pada tabung, ditambahkan dengan darah 0,02 ml. 2.
Kemudian didiamkan selama 3 menit sampai terbentuk asam hematin yang berwarna coklat.
3. Tabung Sahli diletakkan antara kedua bagian standar warna Sahli dalam
alat hemoglobinometer. 4.
Selanjutnya ditambahkan kedalam tabung Sahli setetes demi setetes aquadestilata sambil diaduk sampai warna sama dengan warna standar,
kemudian ukur dengan melihat skala pada tabung Sahli. 3.2 Analisis kadar NH
3
Metode yang digunakan dalam analisis bau amoniak darah adalah metode
Phenate. Indikator untuk menganalisnya adalah Total Amoniak Nitrogen TAN dengan prinsip dasarnya yaitu senyawa indophenol berwarna biru yang terjadi dari
reaksi amoniak, asam hipoklorida dan phenol yang dikatalisis oleh MnSO
4
Rand et. al., 1975
37 Tahapan analisis NH
3
menggunakan Metode Phenate sebagai berikut : 1.
Sebanyak 25 ml sampel darah dalam beaker glass 100 ml, ditambahkan masing- masing 1 ml MnSO
4
, 1 ml phenol dan 1 ml campuran asam hipoklorit dengan reagent.
2. Setelah diaduk rata, dilakukan pengukuran sampel pada spektrofotometri
panjang gelombang 630 nm selama 10 menit. 3.
Perhitungan :
Kadar TAN ppm = Abs sampel x volume standar x FP Abs standar – Abs blanko
Keterangan : Abs = Absorbansi FP = Faktor pengenceran
3.3 Analisis asam amino Sebelum dilakukan analisis asam amino, terlebih dahulu perlu diketahui kadar
protein untuk masing- masing sampel darah tersebut. Metode yang digunakan untuk analisis protein tersebut yaitu metode kjehdal Winarno, 1992. Analisis asam amino
menggunakan metode HPLC dengan pereaksi ortoftaldehida OPA. Prinsip dasarnya yaitu pereaksi OPA akan bereaksi dengan asam amino primer dalam suasana basa
yang mengandung merkaptoetanol membentuk senyawa yang berfluoresensi. Senyawa berfluoresensi ini dapat dideteksi oleh detektor fluoresensi Nur et. al.,
1992. Tahapan analisis asam amino sebagai berikut :
1. Sampel darah yang telah dihidrolisis dilarutkan dalam 5 ml HCl 0,01 N,
kemudia n disaring dengan kertas millipore 0,45 mikron. 2.
Penambahan buffer kalium borat pH 10,4 dengan perbandingan 1:1. 3.
Pada vial kosong yang bersih dimasukkan 10 µl sampel dan ditambahkan 25 µl pereaksi OPA, kemudian dibiarkan selama 1 menit agar proses
derivatisasi sempurna.
38 4.
Proses penginjeksian ke dalam kolom HPLC sebanyak 5 µl sampel, dibutuhkan sekitar 25 menit sampai pemisahan semua asam amino
selesai. 5.
Perhitungan :
Konsentrasi asam amino µmol AA = Luas puncak sampel x konsentrasi standar Luas puncak standar
Persentase asam amino = ìmol AA x Mr. AA x 100 ìg sampel
3.2.1 Data dan Informasi Dikumpulkan