Hubungan Kadar Hemaglobin Hb, Total Amoniak Nitrogen TAN dan Jenis-jenis Asam Amino dalam Darah

69

5.4 Hubungan Kadar Hemaglobin Hb, Total Amoniak Nitrogen TAN dan Jenis-jenis Asam Amino dalam Darah

Berdasarkan penjelasan sebelumnya subbab 5.1, yaitu semakin tinggi kadar Hb maka warna darah sampel akan semakin pekat, hal ini akan memberikan pengaruh daya tarik yang kuat terhadap reaksi ikan hiu. Nilai rata-rata kadar Hb darah hiu yaitu 67,83 gml, ditinjau dari pengaruh daya tariknya terhadap reaksi ikan hiu, diduga merupakan yang “terbaik” dibandingkan dengan jenis-jenis darah lainnya. Untuk kategori penilaian “kedua” terdapat kelompok kedua yaitu terdapat pada darah cakalang, sedangkan penilaian “ketiga” terdapat pada kelompok ketiga dari jenis- jenis darah yaitu darah tongkol, darah pari, darah tuna atau darah sapi. Kelompok ketiga terdiri dari beberapa jenis darah, hal ini didasarkan pada hasil uji beda nyata terkecil BNT bahwa masing- masing darah tersebut tidak memiliki perbedaan yang berarti. Kategori penilaian “terendah” diberikan terhadap darah layur. Sehingga sampel darah layur yang diurutkan pada kelompok empat, diduga akan memberikan pengaruh daya tarik yang lemah terhadap reaksi ikan hiu. Ditinjau dari jenis analisis kadar TAN menunjukkan kategori penilaian “terbaik” diberikan pada kelompok pertama dari jenis-jenis darah yaitu darah layur, darah pari, darah tongkol, darah cakalang atau darah tuna. Penjelasan sebelumnya subbab 5.2 mengatakan bahwa kadar TAN mengindikasikan adanya bau pesing, menurut Hendrotomo 1989 bahwa bau pesing kurang menarik perhatian ikan hiu dan ikan jenis lainnya. Sehingga, jenis-jenis darah kategori penilaian “terbaik” tersebut diatas diduga akan memberikan pengaruh daya tarik yang paling kuat terhadap reaksi ikan hiu. Kelompok kedua denga n kategori penilaian “kedua” adalah darah ikan hiu, sedangkan kelompok ketiga yaitu darah sapi dikategorikan pada penilaian “terendah”, diduga akan memberikan pengaruh yang paling lemah terhadap reaksi hiu karena memiliki kadar bau pesing yang paling tinggi. 70 Analisa ketiga berdasarkan asam amino jenis alanina dan glisina yang merupakan jenis asam amino utama sebagai perangsang nafsu makan pada ikan dalam hal ini adalah ikan hiu. Asumsinya sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya subbab 5.3 bahwa semakin tinggi kadar alanina maupun glisina maka daya tarik yang ditimbulkannya terhadap reaksi ikan hiu akan semakin cepat. Pada analisis asama amino utama ini, jenis darah pada kelompok pertama yaitu darah hiu dikategorikan kepada penilaian “terbaik”, selanjutnya secara berturut-turut adalah kelompok 2 yaitu darah layur, kelompok 3 darah tuna, kelompok 4 darah pari atau darah sapi dan kelompok 5 darah cakalang atau darah tongkol. Diduga, kelompok darah pertama memiliki daya tarik yang paling kuat terhadap kecepatan reaksi hiu ditinjau dari nafsu makan hiu dibanding dengan kelompok lainnya. Berikut ini akan disajikan tabel 22 pengelompokan jenis darah menurut dugaan kategori reaksi hiu dari analisis kadar Hb, kadar TAN, kadar alanina dan kadar glisina. Tabel 22. Pengelompokan jenis darah menurut dugaan kategori reaksi hiu Kategori Urutan Penilaian Jenis Analisis Terbaik Kedua Ketiga Kempat Terendah Hemaglobin Hb Darah hiu Darah cakalang Darah tongkol, darah pari, darah sapi, atau darah tuna - Darah layur Total Amoniak Nitrogen TAN Darah layur, darah pari, darah tongkol, darah cakalang atau darah tuna Darah hiu - - Darah sapi Asam Amino Darah hiu darah layur darah tuna darah pari atau darah sapi darah cakalang atau darah tongkol. 71 Bila ditinjau dari jenis analisis kadar Hb dan kadar TAN, diperoleh kombinasi beberapa jenis darah yang dapat dijadikan alternatif pada penggunaan sekresi bagi mengumpulkan ikan hiu untuk tujuan penangkapannya, diantaranya yaitu darah hiu atau darah cakalang. Darah hiu yang memiliki kadar Hb kategori “terbaik” dan kadar TAN kategori “kedua”, sedangkan darah cakalang memiliki kadar TAN kategori “terbaik” dan kadar Hb kategori “kedua”. Kombinasi antara kadar Hb dan kadar asam amino menghasilkan alternatif jenis darah yaitu darah hiu yang memiliki kadar Hb kategori “terbaik” dan kadar asam amino kategori “terbaik”. Kombinasi antara jenis analisis yaitu kadar TAN “terbaik” dengan kadar asam amino “terbaik”, menghasilkan dua alternatif jenis darah yaitu darah layur atau darah layur. Darah hiu memiliki kategori penilaian “terbaik” pada jenis analisis asam amino dan kategori penilaian “kedua” pada jenis analisis kadar TAN, sedangkan darah layur sebaliknya yaitu memiliki kategori penilaian “terbaik” pada jenis analisis kadar TAN dan kategori penilaian “kedua” pada jenis analisis asam amino. Bila tiga jenis analisis tersebut diatas dikombinasikan, maka akan diperoleh alternatif jenis darah “terbaik” yaitu darah hiu. Darah hiu tersebut memiliki kategori penilaian yaitu “terbaik” pada dua jenis analisis dan kategori penilaian “kedua” pada satu jenis analisis. Darah hiu “terbaik” pada jenis analisis yaitu kadar Hb, kadar asam amino serta kategori penilaian “kedua” pada analisis kadar TAN. 72

6. KESIMPULAN DAN SARAN