Pemasaran Perumusan Fungsi Kendala Permintaan Pasar

Tabel 4. Daftar Peralatan Produksi di Taman SYIFA Peratan Jumlah Kompor minyak tanah 3 wajan 2 penggilingan 1 pisau 2 Timbangan digital 1 Timbangan manual 1 Mesin juice 2 Alat ekstraksi 1 Mesin press 1 Proses produksi dilakukan oleh dua orang tenaga kerja bagian produksi. Tahapan- tahapan pada proses produksi antara kapsul, minuman instan, simplisia, dan produk kecantikan berbeda-beda. Bahan baku untuk kegiatan produksi di Taman SYIFA diperoleh dengan melakukan pembelian di pasar yang berada di daerah Bogor. Pembeliaan bahan baku didasarkan kebutuhan bahan baku untuk melakukan proses produksi. Bahan baku yang dimanfaatkan Taman SYIFA untuk kegiatan produksi adalah tanaman yang berkhasiat obat dan bahan baku penolong. Bahan baku tersebut adalah sambiloto kering, pegagan, umbi dewa, jahe, kencur, kunyit, temuputih, temulawak, secang, cengkeh, daun mindi, bandotan, kumis kucing, tempuyung, bengkuang, mengkudu, meniran, ekstrak lumut, gula pasir, dan minyak tanah. Penggunaan bahan baku dalam proses produksi berdasarkan standar pemakaian yang telah ditetapkan. Matriks penggunaan bahan baku dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.6 Pemasaran

Pemasaran obat tradisional di Taman SYIFA dilakukan dengan dua cara yaitu penjualan langsung di Taman SYIFA dan penjualan melalui distributor yang bekerjasama dengan Taman SYIFA dengan sistem kontinyasi. Sistem kontinyasi adalah sebuah sistem penjualan dimana pembayaran dilakukan setelah barang terjual. Saat ini, Taman SYIFA telah memiliki 20 distributor yang terdiri dari rumah makan, apotek, dan pengobat tradisional. Namun, pemasaran produk Taman SYIFA masih terbatas pada daerah Bogor. Peluang pasar Taman SYIFA masih besar karena Taman SYIFA selalu menjaga kualitas produknya dan tetap berinovasi sehingga menghasilkan produk yang berbeda seperti instan secang wangi dan instan mengkudu. Taman SYIFA telah melakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan produknya. Kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Taman SYIFA adalah dengan penyebaran leaflet di outlet-outlet yang menjadi distributor, mengikuti pameran, mengundang beberapa sekolah untuk berkunjung ke Taman SYIFA dan informasi dari mulut ke mulut.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Perumusan Model Program Linear

Perumusan model linear terdiri dari perumusan fungsi tujuan dan fungsi kendala Taman SYIFA. Nilai ruas kanan fungsi kendala merupakan jumlah ketersediaan yang ada dalam satu tahun, yaitu tahun 2007 dimana periode tersebut merupakan ruang lingkup penelitian ini.

6.1.1 Perumusan Fungsi Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah menentukan tingkat kombinasi produksi obat yang paling optimum sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimum. Aktivitas yang telah dilakukan oleh Taman SYIFA adalah memproduksi obat tradisional yang terdiri dari 21 jenis. Laba kotor untuk setiap jenis obat tradisional per bungkus menjadi nilai koefisien fungsi tujuan model program linear. Biaya per bungkus diperoleh dari total biaya dalam satu kali produksi dibagi dengan total obat tradisional dalam satu kali produksi. Laba kotor diperoleh dari pengurangan harga obat tradisional per bungkus dengan biaya obat tradisional per bungkus Lampiran 3. Laba kotor setiap jenis obat tradisional per bungkus pada Taman SYIFA dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Laba Kotor Setiap Jenis Obat Tradisional Per Bungkus Variabel Keterangan Harga JualRp Biaya Rp Keuntungan Rp X 1 Kapsul Sambiloto 27.000 20.000,00 7.000,00 X 2 Kapsul Chireta 27.000 20.000,00 7.000,00 X 3 Kapsul Androgaphis 27.000 20.000,00 7.000,00 X 4 Kapsul Pegagan 27.000 20.000,00 7.000,00 X 5 Kapsul Umbi Dewa 27.000 20.000,00 7.000,00 X 6 Instan Jahe 3.500 1.600,00 1.900,00 X 7 Instan Kencur 3.500 1.425,00 2.075,00 X 8 Instan Kunyit 3.500 1.325,00 2.175,00 X 9 Instan Temulawak 3.500 1.450,00 2.050,00 X 10 Instan Temuputih 3.500 1.450,00 2.050,00 X 11 Instan Secang 3.500 1.910,00 1.590,00 X 12 Instan Secang Wangi 6.000 1.412,50 4.587,50 X 13 Instan Sambiloto 3.500 1.170,00 2.330,00 X 14 Instan Mengkudu 10.000 4.416,67 5.583,33 X 15 Simplisia Daun Mindi 3.000 2.650,00 350,00 X 16 Simplisia Sambiloto 5.000 3.650,00 1.350,00 X 17 Simplisia Bandotan 5.000 3.650,00 1.350,00 X 18 Simplisia Kumis Kucing 4.000 3.150,00 850,00 X 19 Simplisia Tempuyung 6.000 3.650,00 2.350,00 X 20 Bedak Dingin 2.500 1.525,00 975,00 X 21 Masker 2.500 1.675,00 825,00 Kombinasi produksi yang optimal dari 21 jenis obat tradisional berdasarkan laba kotor per jenisnya dapat diketahui dengan merumuskan model fungsi tujuannya. Model perumusan fungsi tujuan dari model program linear sebagai berikut: Max Z = 7.000X 1 + 7.000X 2 + 7.000X 3 + 7.000X 4 + 7.000X 5 + 1.900X 6 + 2.075X 7 + 2.175X 8 + 2.050X 9 + 2.050X 10 + 1.590X 11 + 4.587,5X 12 + 2.330X 13 + 5.583,33X 14 + 350X 15 + 1.350X 16 + 1.350X 17 + 850X 18 + 2.350X 19 + 975X 20 + 825X 21

6.1.2 Perumusan Fungsi Kendala Bahan Baku

Taman SYIFA menggunakan bahan baku untuk memproduksi obat tradisional berdasarkan pada standar pemakaian yang telah ditetapkan. Bahan baku obat tradisioanal adalah tanaman yang berkhasiat dari berbagai jenis tanaman dan bahan baku selain tanaman obat. Penggunaan bahan baku yang sesuai standar pemakaiannya merupakan nilai koefisien dari fungsi kendala bahan baku. Pembelian bahan baku merupakan ketersediaan bahan baku pada tahun 2007 dan merupakan nilai ruas kanan dari fungsi kendala bahan baku. Ketersediaan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Ketersediaan Bahan Baku Selama Satu Tahun Maka model program linear fungsi kendala bahan baku adalah: Sambiloto kering : 0,11X 1 + 0,11X 2 + 0,11X 3 + 0,05X 13 + 0,1X 16 ≤ 150 Pegagan : 0,03X 2 + 0,11X 4 + 0,0002X 20 + 0,0002X 21 ≤ 20 Umbi dewa : 0,11X 5 ≤ 20 Jahe : 0,05X 6 + 0,005X 12 ≤ 85 No Bahan Baku Ketersediaan kg 1 Sambiloto kering 150,0 2 Pegagan 20,0 3 Umbi dewa 20,0 4 Jahe 85,0 5 Kencur 60,0 6 Kunyit 48,0 7 Temulawak 48,0 8 Temuputih 24,0 9 Secang 24,0 10 Cengkeh 6,0 11 Daun mindi 60,0 12 Bandotan 60,0 13 Kumis kucing 60,0 14 Tempuyung 60,0 15 Bengkuang 240,0 16 Meniran 40,0 17 Mengkudu 20,0 18 Ekstrak lumut 1,0 19 Gula pasir 276,0 20 Minyak tanah 220,8 Total 1.521,8 Kencur : 0,05X 7 + 0,005X 12 ≤ 60 Kunyit : 0,05X 8 ≤ 48 Temulawak : 0,05X 9 ≤ 48 Temuputih : 0,05X 10 ≤ 24 Secang : 0,05X 11 + 0,005X 12 ≤ 24 Cengkeh : 0,003X 12 ≤ 6 Daun mindi : 0,1X 15 ≤ 60 Bandotan : 0,1X 17 ≤ 60 Kumis kucing : 0,1X 18 ≤ 60 Tempuyung : 0,1X 19 ≤ 60 Bengkuang : 0,25X 20 + 0,25X 21 ≤ 240 Meniran : 0,05X 1 ≤ 40 Mengkudu : 0,05X 14 ≤ 20 Ekstrak lumut : 0,0002X 21 ≤ 1 Gula pasir : 0,05X 6 + 0,05X 7 + 0,05X 8 + 0,05X 9 + 0,05X 10 + 0,04X 11 + 0,05X 12 + 0,04X 13 + 0,17X 14 ≤ 276 Minyak tanah : 0,04X 6 + 0,04X 7 + 0,04X 8 + 0,04X 9 + 0,04X 10 + 0,03X 11 + 0,04X 12 + 0,03X 13 + 0,13X 14 ≤ 220,8

6.1.3 Perumusan Fungsi Kendala Jam Tenaga Kerja Bagian Produksi

Tenaga kerja yang digunakan dalam fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi adalah tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan proses produksi obat tradisional pada Taman SYIFA. Jumlah tenaga kerja bagian produksi pada Taman SYIFA adalah dua orang dengan hari kerja per bulan adalah 24 hari yang berkerja selama empat jam per hari. Ketersediaan jam tenaga kerja bagian produksi yang tersedia selama satu tahun merupakan nilai ruas kanan pada fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi. Jam kerja bagian produksi untuk memproduksi satu bungkus obat tradisional diperoleh dari total waktu yang diperlukan dalam satu kali produksi dibagi dengan total obat tradisional yang diperoleh dalam satu kali produksi Lampiran 4. Kebutuhan jam tenaga kerja bagian produksi untuk memproduksi satu bungkus obat tradisional merupakan koefisien pada fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi. Kebutuhan jam tenaga kerja bagian produksi untuk menghasilkan satu bungkus obat tradisional dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Bagian Produksi Untuk Menghasilkan Satu Bungkus Obat Tradisional Variabel Keterangan Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Bagian Produksi Jam X 1 Kapsul Sambiloto 0,24 X 2 Kapsul Chireta 0,24 X 3 Kapsul Androgaphis 0,24 X 4 Kapsul Pegagan 0,24 X 5 Kapsul Umbi Dewa 0,24 X 6 Instan Jahe 0,20 X 7 Instan Kencur 0,30 X 8 Instan Kunyit 0,30 X 9 Instan Temulawak 0,30 X 10 Instan Temuputih 0,30 X 11 Instan Secang 0,30 X 12 Instan Secang Wangi 0,30 X 13 Instan Sambiloto 0,30 X 14 Instan Mengkudu 0,30 X 15 Simplisia Daun Mindi 0,10 X 16 Simplisia Sambiloto 0,10 X 17 Simplisia Bandotan 0,10 X 18 Simplisia Kumis Kucing 0,10 X 19 Simplisia Tempuyung 0,10 X 20 Bedak Dingin 0,18 X 21 Masker 0,18 Ketersediaan 2304,00 Berdasarkan data pada Tabel 7, maka dapat dirumuskana fungsi kendala jam tenaga kerja bagian produksi dari model program linear sebagai berikut: 0,24X 1 + 0,24X 2 + 0,24X 3 + 0,24X 4 + 0,24X 5 + 0,30X 6 + 0,30X 7 + 0,30X 8 + 0,30X 9 + 0,30X 10 + 0,30X 11 + 0,30X 12 + 0,30X 13 + 0,30X 14 + 0,10X 15 + 0,10X 16 + 0,10X 17 + 0,10X 18 + 0,10X 19 + 0,18X 20 + 0,18X 21 ≤ 2304

6.1.4 Perumusan Fungsi Kendala Jam Kerja Mesin

Mesin yang digunakan dalam memproduksi obat tradisional adalah mesin penggiling. Jam kerja mesin dalam sehari adalah empat jam. Mesin giling yang dimiliki oleh Taman SYIFA berjumlah satu buah. Jumlah jam kerja mesin dalam sebulan adalah 1152 jam dengan asumsi hari kerja adalah 24 hari dalam satu tahun. Jam kerja mesin untuk menghasilkan satu bungkus obat tradisional diperoleh dari total jam kerja mesin yang dibutuhkan untuk satu kali produksi dibagi dengan total produksi obat tradisional dalam satu kali produksi Lampiran 5. Ketersediaan jam kerja mesin dalam setahun merupakan nilai ruas kanan, sedangkan koefisien fungsi kendala jam kerja mesin adalah jam kerja mesin yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu bungkus obat tradisional untuk setiap jenis. Kebutuhan jam kerja mesin untuk menghasilkan obat tradisional per bungkus untuk setiap jenis dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kebutuhan Jam Kerja Mesin Untuk Menghasilkan Satu Bungkus Obat Tradisional Variabel Keterangan Kebutuhan Jam Kerja Mesin Jam X 1 Kapsul Sambiloto 0,06 X 2 Kapsul Chireta 0,06 X 3 Kapsul Androgaphis 0,06 X 4 Kapsul Pegagan 0,06 X 5 Kapsul Umbi Dewa 0,06 X 6 Instan Jahe 0,01 X 7 Instan Kencur 0,01 X 8 Instan Kunyit 0,01 X 9 Instan Temulawak 0,01 X 10 Instan Temuputih 0,01 X 11 Instan Secang 0,01 X 12 Instan Secang Wangi 0,01 X 13 Instan Sambiloto 0,01 X 14 Instan Mengkudu 0,01 Ketersediaan 1152,00 Berdasarkan data pada Tabel 8, maka dapat dirumuskan fungsi kendala jam kerja mesin dari model program linear adalah: 0,06X 1 + 0,06X 2 + 0,06X 3 + 0,06X 4 + 0,06X 5 + 0,01X 6 + 0,01X 7 + 0,01X 8 + 0,01X 9 + 0,01X 10 + 0,01X 11 + 0,01X 12 + 0,01X 13 + 0,01X 14 ≤ 1152

6.15 Perumusan Fungsi Kendala Permintaan Pasar

Kendala permintaan pasar digunakan untuk mengetahui batas maksimum produksi yang harus dihasilkan oleh Taman SYIFA. Permintaan pasar produk obat tradisional pada Taman SYIFA bukan merupakan pesanan, sehingga untuk menentukan nilai ruas kanan fungsi kendala permintaan pasar adalah target penjualan yang ingin dicapai selama satu tahun. Target penjualan obat tradisional di Taman SYIFA dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Target Penjualan Obat Tradisional di Taman SYIFA Selama Satu Tahun Variabel Keterangan Target Penjualan Bungkus X 1 Kapsul Sambiloto 140 X 2 Kapsul Chireta 140 X 3 Kapsul Androgaphis 140 X 4 Kapsul Pegagan 140 X 5 Kapsul Umbi Dewa 140 X 6 Instan Jahe 960 X 7 Instan Kencur 960 X 8 Instan Kunyit 960 X 9 Instan Temulawak 960 X 10 Instan Temuputih 480 X 11 Instan Secang 300 X 12 Instan Secang Wangi 240 X 13 Instan Sambiloto 300 X 14 Instan Mengkudu 144 X 15 Simplisia Daun Mindi 480 X 16 Simplisia Sambiloto 480 X 17 Simplisia Bandotan 480 X 18 Simplisia Kumis Kucing 480 X 19 Simplisia Tempuyung 480 X 20 Bedak Dingin 720 X 21 Masker 240 Jumlah 9364 X 1 ≤ 140 X 2 ≤ 140 X 3 ≤ 140 X 4 ≤ 140 X 5 ≤ 140 X 6 ≤ 960 X 7 ≤ 960 X 8 ≤ 960 X 9 ≤ 960 X 10 ≤ 480 X 11 ≤ 300 X 12 ≤ 240 X 13 ≤ 300 X 14 ≤ 144 X 15 ≤ 40 X 16 ≤ 480 X 17 ≤480 X 18 ≤ 480 X 19 ≤ 480 X 20 ≤ 720 X 21 ≤ 240

6.2 Analisis Primal