Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Analisis Sensitivitas Nilai Ruas Kanan Kendala

dilakukan setelah solusi optimal tercapai untuk mengetahui sejauh mana perubahan pada koefisien fungsi tujuan dan ketersediaan sumberdaya tidak akan mengubah solusi optimal. Pengaruh perubahan dapat dilihat dari selang kepekaan yang terdiri dari kenaikan yang diperbolehkan allowble increase dan penurunan yang diperbolehkan allowable decrease.

6.5.3 Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan

Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan digunakan untuk mengetahui selang perubahan laba kotor per bungkus obat tradisional yang masih diijinkan dimana kombinasi optimal tidak berubah. Selang perubahan nilai koefisien fungsi tujuan dapat dilihat pada kolom allowable increase dan allowable decrease . Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan Batas Penurunan Rp Jenis Obat TradisionalAktivitas Variabel Batas Peningkatan Kapsul Sambiloto X 1 Infinity 7.000,00 Kapsul Chireta X 2 Infinity 7.000,00 Kapsul Androgaphis X 3 Infinity 7.000,00 Kapsul Pegagan X 4 Infinity 7.000,00 Kapsul Umbi Dewa X 5 Infinity 7.000,00 Instan Jahe X 6 Infinity 182,05 Instan Kencur X 7 Infinity 357,05 Instan Kunyit X 8 Infinity 457,05 Instan Temulawak X 9 Infinity 332,05 Instan Temuputih X 10 Infinity 332,05 Instan Secang X 11 Infinity 301,54 Instan Secang Wangi X 12 Infinity 2.440,07 Instan Sambiloto X 13 Infinity 1.041,54 Instan Mengkudu X 14 591,67 5.583,33 Simplisia Daun Mindi X 15 Infinity 350,00 Simplisia Sambiloto X 16 Infinity 1.350,00 Simplisia Bandotan X 17 Infinity 1.350,00 Simplisia Kumis Kucing X 18 Infinity 850,00 Simplisia Tempuyung X 19 Infinity 2.350,00 Bedak Dingin X 20 Infinity 975,00 Masker X 21 Infinity 825,00 Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa variabel-variabel yang sudah optimal dan jumlah produksinya sama dengan batas permintaan pasar memiliki nilai kenaikan yang diijinkan tidak terbatas infinity dan penurunan yang diijinkan sebesar nilai tertentu. Misalnya minuman instan jahe X 6 memiliki kenaikan laba kotor yang diperbolehkan tak terhingga infinity dan penurunan sebesar 182,05, berarti bahwa kenaikan laba kotor per bungkus sebesar tak terhingga dan penurunannya sebesar Rp 182,05. Kondisi ini juga berlaku pada obat tradisional lainnya.

6.5.4 Analisis Sensitivitas Nilai Ruas Kanan Kendala

Analisis sensitivitas ruas kanan kendala menunjukkan selang perubahan nilai ruas kanan yang disebut Right Hand Side RHS, yang tetap mempertahankan kondisi optimal dan tidak mengubah nilai dual price kendala bersangkutan. Selang perubahan ditunjukkan oleh nilai kenaikan yang diperbolehkan allowble increase dan penurunan yang diperbolehkan allowable decrease . Jika perubahan nilai ruas kanan masih berada dalam selang tersebut maka perubahan tidak akan merubah nilai dual price, sebaliknya perubahan di luar selang akan merubah nial dual price. Semakin sempit selang perubahan suatu sumberdaya, maka semakin peka sumberdaya tersebut terhadap perubahan ketersediaan. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya yang penting dalam proses produksi karena perubahan ketersediaannya akan sangat mempengaruhi solusi optimal. Analisis sensitivitas nilai ruas kanan kendala berkaitan dengan status sumberdaya. Jika suatu sumberdaya merupakan sumberdaya pembatas, maka sumberdaya tersebut memiliki nilai kenaikan dan penurunan sebesar nilai tertentu. Jika sumberdaya merupakan kendala bukan pembatas maka sumberdaya tersebut akan memiliki nilai kenaikan tidak terbatas infinity dan nilai penurunan sebesar nilai slacksurplus . Pada kondisi optimal, seluruh sumberdaya bahan baku merupakan sumberdaya bukan pembatas kecuali sumberdaya minyak tanah. Hasil analisis terhadap nilai ruas kanan kendala bahan baku berstatus bukan pembatas menunjukkan batas maksimum kenaikan dan penurunan yang diperbolehkan sehingga tidak merubah nilai dual price. Nilai kenaikan yang diperbolehkan untuk bahan baku bukan pembatas adalah tak terhingga infinity dan penurunan adalah sebesar slacksurplus-nya. Bagi Taman SYIFA, informasi ini membeikan peluang untuk meningkatkan pemakaian bahan baku. Sebagai contoh, bahan baku daun pegagan yang tersedia adalah 20 kg. Batas minimum ketersediaan bahan baku daun pegagan adalah 19,792 kg, sedangkan batas maksimum ketersediaannya adalah tak terhingga infinity. Kondisi ini menunjukkan bahwa Taman SYIFA belum perlu menambah bahan baku daun pegagan. Analisis sensitivitas yang terdapat pada Lampiran 10 menunjukkan kenaikan dan penurunan yang diperbolehkan untuk kendala jam tenaga kerja bagian produksi dan jam kerja mesin yang merupakan kendala bukan pembatas sehingga tidak merubah nilai dual price-nya. Kenaikan yang diperbolehkan adalah tak terhingga dan penurunan sebesar nilai tertentu. Batas penurunan yang diperbolehkan untuk kendala jam tenaga kerja bagian produksi adalah 133,66 jam. Sedangkan batas penurunan yang diperbolehkan untuk jam kerja mesin adalah 1057,02 jam. Analisis sensitivitas pada Lampiran 10 juga menunjukkan kenaikan dan penurunan yang diperbolehkan pada kendala permintaan pasar sehingga tidak merubah nilai dual price-nya. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa seluruh obat tradisional selain instan mengkudu memiliki batas kenaikan dan penurunan sebesar nilai tertentu sehingga tidak merubah nilai dual price-nya. Misalkan untuk kapsul sambiloto, peningkatan yang diperbolehkan adalah sebesar 370,909 bungkus sedangkan batas penurunan adalah 140 bungkus yang artinya jumlah permintaan obat tradisional kapsul sambiloto dapat berubah dalam kisaran antara 0 sampai 510,909 bungkus tanpa merubah nilai dual price-nya. Informasi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah produksi bila terjadi perubahan permintaan pasar. Jika permintaan meningkat sampai tingkat maksimum atau sebesar 510,909 bungkus, maka peningkatan tersebut masih menguntungkan bagi Taman SYIFA untuk meningkatkan produksi kapsul sambiloto. Peningkatan ini akan meningkatkan laba kotor yang diterima Taman SYIFA sebesar nilai dual price-nya yaitu Rp. 7.000 per bungkus.

6.5 Analisis Post Optimalitas