Tingkat Produksi Optimal Analisis Primal

upah tenaga kerja bagian produksi, dan permintaan pasar. Olahan data dengan menggunakan LINDO memperlihatkan hasil olahan optimalisasi produksi yang diperoleh Taman SYIFA. Berdasarkan hasil olahan optimalisasi produksi yang memperlihatkan solusi optimal yang terdiri dari kombinasi produk, status sumberdaya, analisis sensitivitas, dan analisis post optimal.

6.2.1 Tingkat Produksi Optimal

Variabel keputusan yang ingin diketahui pada penelitian ini adalah kombinasi obat tradisional yang seharusnya dihasilkan oleh Taman SYIFA untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Hasil olahan model optimalisasi produksi menunjukkan bahwa produksi yang dilakukan Taman SYIFA pada kondisi aktual belum optimal. Hal ini ditunjukkan oleh total produksi dan laba kotor yang diterima pada kondisi aktual berbeda dengan kondisi optimalnya Lampiran 6. Tabel 10. Produksi Obat Tradisional pada Kondisi Aktual dan Kondisi Optimal di Taman SYIFA Aktual Optimal Jenis Obat TradisionalAktivitas Variabel Bungkus Bungkus Reduced Cost Kapsul Sambiloto X 1 35 140 Kapsul Chireta X 2 35 140 Kapsul Androgaphis X 3 35 140 Kapsul Pegagan X 4 35 140 Kapsul Umbi Dewa X 5 35 140 Instan Jahe X 6 1600 960 Instan Kencur X 7 700 960 Instan Kunyit X 8 720 960 Instan Temulawak X 9 640 960 Instan Temuputih X 10 360 480 Instan Secang X 11 400 300 Instan Secang Wangi X 12 40 240 Instan Sambiloto X 13 50 300 Instan Mengkudu X 14 72 138,46 Simplisia Daun Mindi X 15 400 480 Simplisia Sambiloto X 16 400 480 Simplisia Bandotan X 17 400 480 Simplisia Kumis Kucing X 18 400 480 Simplisia Tempuyung X 19 400 480 Bedak Dingin X 20 60 720 Masker X 21 40 240 Jumlah 6857 9358,46 Berdasarkan Tabel 10 produksi obat tradisional pada kondisi aktual di Taman SYIFA adalah 6857 bungkus. Berdasarkan hasil olahan optimalisasi produksi, tingkat produksi yang sebaiknya dilakukan sebesar 9358,46 bungkus. Jika dibandingkan dengan kondisi aktual, maka terjadi peningkatan produksi sebesar 36,48 persen. Aktivitas produksi yang dimasukkan dalam model optimalisasi produksi sebanyak 21 aktivitas dan hasil olahan optimalisasi produksi merekomendasikan semua aktivitas tersebut untuk dilaksanakan. Laba kotor pada kondisi aktual yang diterima oleh Taman SYIFA sebesar Rp 13.262.999,76 dengan asumsi seluruh produk dapat dijual. Bila Taman SYIFA berproduksi pada kondisi optimal, maka laba kotor yang diterima menjadi Rp 20.706.067,87 atau meningkat sebesar 56,12 persen dari kondisi aktualnya. Peningkatan laba kotor yang diterima oleh Taman SYIFA dikarenakan adanya peningkatan produksi obat tradisional dengan asumsi bahwa semua obat tradisional tersebut dapat dijual. Laba kotor setiap jenis obat tradisional pada kondisi aktual dan kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Laba Kotor Setiap Jenis Obat Tradsional pada Kondisi Aktual dan Kondisi Optimal Optimal Rp Jenis Obat TradisionalAktivitas Variabel Aktual Rp Kapsul Sambiloto X 1 245.000,00 980.000,00 Kapsul Chireta X 2 245.000,00 980.000,00 Kapsul Androgaphis X 3 245.000,00 980.000,00 Kapsul Pegagan X 4 245.000,00 980.000,00 Kapsul Umbi Dewa X 5 245.000,00 980.000,00 Instan Jahe X 6 3.040.000,00 1.824.000,00 Instan Kencur X 7 1.452.500,00 1.992.000,00 Instan Kunyit X 8 1.566.000,00 2.088.000,00 Instan Temulawak X 9 1.312.000,00 1.968.000,00 Instan Temuputih X 10 738.000,00 984.000,00 Instan Secang X 11 636.000,00 477.000,00 Instan Secang Wangi X 12 183.500,00 1.101.000,00 Instan Sambiloto X 13 116.500,00 699.000,00 Instan Mengkudu X 14 401.999,76 773.067,87 Simplisia Daun Mindi X 15 140.000,00 168.000,00 Simplisia Sambiloto X 16 540.000,00 648.000,00 Simplisia Bandotan X 17 540.000,00 648.000,00 Simplisia Kumis Kucing X 18 340.000,00 408.000,00 Simplisia Tempuyung X 19 940.000,00 1.128.000,00 Bedak Dingin X 20 58.500,00 702.000,00 Masker X 21 33.000,00 198.000,00 Jumlah 13.262.999,76 20.706.067,87

6.2.2 Penggunaan Bahan Baku Optimal