Perumusan Masalah Optimalisasi Produksi Obat Tradisional pada Taman SYIFA di Kota Bogor, Jawa Barat

lima komoditas lainnya. Peningkatan rata-rata harga bahan baku obat tradisional tertinggi adalah jahe gajah sebesar 57,94 persen. Peningkatan rata-rata harga jahe gajah yang tinggi dapat mempengaruhi laba yang diterima oleh para pengusaha obat tradisional. Hal ini dikarenakan jahe merupakan salah satu bahan baku obat tradisional yang sering dimanfaatkan oleh pengusaha obat tradisional. Perkembangan peran UKM yang besar ditunjukkan oleh jumlah unit usaha, kontribusinya terhadap pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Pada tahun 2006, jumlah UKM sebesar 48.929.636 unit atau 99,98 persen dari seluruh unit usaha. Kontribusi UKM dalam produk domestik bruto PDB pada tahun 2006 sebesar Rp 2.066,43 triliun. UKM dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 80.933.384 orang Kementrian Koperasi dan UMKM. Taman SYIFA merupakan salah satu industri kecil obat tradisional di Bogor yang memanfaatkan tanaman obat sebagai bahan baku untuk kegiatan produksinya. Industri kecil obat tradisional ini telah berkembang kurang lebih dua tahun. Saat ini obat tradisional yang dihasilkan terdiri dari empat kelompok yaitu ekstrak kapsul, minuman instan, simplisia, dan produk kecantikan.

1.2 Perumusan Masalah

Maraknya gerakan kembali ke alam back to nature menyebabkan peningkatan konsumsi obat tradional berbahan baku alami oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan minimnya efek negatif yang ditimbulkan dan harga yang lebih ekonomis. Obat yang berasal dari bahan alam memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat-obatan kimia, karena efek obat bersifat alamiah. Gerakan kembali ke alam back to nature dimanfaatkan oleh Taman SYIFA sebagai peluang usaha. Taman SYIFA yang berdiri tahun 2005 di Bogor, merupakan salah satu industri kecil yang memanfaatkan tanaman obat untuk menghasilkan obat tradisional dalam bentuk kapsul, minuman instan, simplisia, dan produk kecantikan. Taman SYIFA didirikan dengan modal swadaya sehingga kegiatan produksi dibatasi oleh ketersediaan modal yang dimiliki. Taman SYIFA seperti industri kecil lainnya belum memiliki perencanaan dalam proses produksinya. Fluktuasi harga bahan baku untuk memproduksi obat tradisional secara langsung berdampak terhadap kegiatan produksi Taman SYIFA. Selain itu, ketersediaan bahan baku di pasar juga berpengaruh terhadap kegiatan produksi. Tenaga kerja yang dimiliki Taman SYIFA masih terbatas dan setiap tenaga kerja memiliki rangkap jabatan. Tenaga kerja dibagian produksi berjumlah dua orang yang bekerja untuk bagian produksi selama empat jam setiap harinya. Kendala lain yang dihadapi Taman SYIFA adalah peralatan produksi yang dimiliki masih terbatas seperti mesin juicer. Mesin juicer merupakan alat produksi termahal yang dimiliki oleh Taman SYIFA, namun saat ini belum digunakan secara optimal. Oleh karena itu, Taman SYIFA memerlukan perencanaan produksi agar sumberdaya yang dimiliki dapat digunakan dengan efisien dan efektif. Dari uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagi berikut: 1. Bagaimana tingkat kombinasi output obat tradisional yang menghasilkan produksi yang optimal pada Taman SYIFA? 2. Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan penjualan terhadap produksi, sumberdaya, dan keuntungan yang diperoleh Taman SYIFA?

1.3 Tujuan Penelitian