Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kepuasaan Karyawan
Indikator Cronbach
Alpha α
Nilai minimum Cronbach Alpha
α yang disyaratkan
Keterangan Keterlibatan dalam
pengambilan keputusan 0.719
0.6 Reliabel
Motivasi dalam bekerja 0.804
0.6 Reliabel
Akses untuk memperoleh informasi
0.702 0.6
Reliabel Pengakuan
0.825 0.6
Reliabel Kondisi fisik tempat
kerja 0.801
0.6 Reliabel
Total kepuasaan karyawan
0.835 0.6
Reliabel Sumber: Data diolah 2011
3.6 Metode Analisis Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantatif, yaitu analisis yang datanya dapat dihitung untuk
menghasilkan penafsiran kuantitatif yang meliputi pengukuran kinerja masing-masing perspektif. Setelah data diolah, kemudian dilakukan analisis
untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari permasalahan yang ada. Sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu harus ditentukan bobot atau tingkat
kepentingan rumah sakit terhadap masing-masing perspektif balanced scorecard, sasaran dan ukuran
hasil kriteria Pembobotan dilakukan agar
pengukuran kinerja memberikan indikasi yang lebih terperinci dan terkait langsung dengan organisasi. Kinnear dalam Hermanto 2009:59
berpendapat bahwa semakin penting suatu perspektif maka semakin besar bobot yang diberikan. Pemberian bobot dilakukan dengan menggunakan
metode Paired Comparison. Metode ini digunakan untuk menentukan bobot setiap indikator pada keempat perspektif balanced scorecard berdasarkan
tingkat kepentingan atau pengaruhnya terhadap perusahaan. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi dengan pihak
manajemen atau ahli. Langkah-langkah
dalam pemberian
bobot masing-masing
perspektif, sasaran dan ukuran hasil utama adalah: a. Melakukan perbandingan antara suatu unsur perspektif, sasaran dan
ukuran hasil dengan unsur lainnya yang disajikan dalam bentuk tabulasi tabel 3. perbandingan ini dilakukan dengan diberikan nilai pada skala 1-
5. Nilai 1 = suatu unsur dianggap tidak penting dibandingkan dengan unsur
pembandingnya. Nilai 2 = suatu unsur dianggap kurang penting dibandingkan dengan
unsur pembandingnya. Nilai 3 = suatu unsur dianggap memiliki tingkat kepentingan yang sama
Nilai 4 = suatu unsur dianggap lebih penting dibandingkan unsur pembandingnya.
Nilai 5 = suatu unsur dianggap sangat penting dibandingkan unsur pembandingnya.
Nilai yang telah dipertimbangkan kemudian diisikan pada sel Aij. Perbandingan antara kedua unsur yang sama tidak diberi nilai untuk
saran yang hanya memiliki suatu ukuran, maka bobot dari ukuran tersebut disamakan dengan bobot dari sasarannya.
b. Memberikan nilai kebalikan dari perbandingan pada langkah satu untuk mengisi sel Aij, misalnya nilai 2 kebalikan dari nilai 4.
c. Menjumlahkan masing-masing nilai unsur tiap baris dan tiap kolom kemudian menjumlahkan hasilnya.
d. Melakukan perhitungan bobot untuk masing-masing unsur dengan cara membandingkan total nilai masing-masing unsur dengan jumlah total
nilai, kemudian dikalikan dengan persen. Adapun perhitungan nilai bobot dalam Balanced Scorecard :
Bobot A j = x 100
Tabel 3.6 Matriks Perbandingan Berpasangan
Sumber: Yudi Hermanto, 2009:34, IPB, Bogor Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bobot masing-masing
perspektif adalah 25. Keempat perspektif memiliki bobot yang sama karena dianggap memiliki tingkat kepentingan atau pengaruh bagi
perusahaan. Perspektifinisiatif
strategi A1
A2 A3
… Aj
∑ Bobot
A1 A12
A13 A1j
A2 A21
A23 A2j
A3 A31
A32 A3j
… Ai
Ai1 Ai2
Ai3 Aij
Setelah dilakukan pembobotan kemudian dilakukan pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard. Pengukuran dilakukan dengan
menghitung tingkat pencapaian ukuran hasil manajemen perusahaan selama periode yang dikaji dalam penelitian terhadap target yang telah ditetapkan
oleh pihak manajemen perusahaan sebelumnya. Perhitungan nilai pencapaian ukuran hasil dalam Balanced Scorecard sebagai berikut :
Pencapaian = x 100
Setelah menghitung tingkat persentase pencapaian, langkah selanjutnya adalah menghitung skor kinerja yang dihasilkan dari masing-
masing ukuran hasil. Skor kinerja diperoleh dengan cara mengalihkan tingkat pencapaian dengan bobot yang telah ditetapkan. Salterio dalam
Maskur 2004:36 berpendapat bahwa hasil pengukuran total kemudian dibandingkan dengan skala 100, skala tersebut menunjukkan kinerja
organisasi yang dicapai, dengan skala sebagai berikut:
14,2 28,5
42,8 57,1
71,4 85,7
100 STB
TB KB
C B
SB SSB
Hasil pengukuran total yang didapat nantinya akan dibandingkan dengan skala 100, setelah dibandingkan jika hasil yang didapat kurang dari
14,2 menunjukkan kinerja perusahaan tersebut sangat kurang baik, jika hasil yang didapat berada di antara 14,3
– 28,5 menunjukkan kinerja perusahaan tersebut tidak baik, jika diantara 28,6
– 42,8 maka menunjukkan kinerja perusahaan kurang baik, jika hasil yang didapat berada diantara 42,9-57,1
menunjukkan kinerja perusahaan sudah cukup baik, sedangkan jika hasil yang didapat berada diantara 57,2
– 71,4 maka menunjukkan kinerja perusahaan sudah baik, jika berada diantara 71,5
– 85,7 maka kinerja perusahaan sudah sangat baik, sedangkan jika hasil menunjukkan 85,8-100
menunjukkan kinerja perusahaan tersebut sudah sangat sangat baik. Adapun rumus-rumus yang digunakan untuk mengukur kinerja
masing-masing perspektif sebagai berikut: b. Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan
Rasio keuangan yang dihitung adalah: 1 Rasio Ekonomis
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai rasio ekonomis adalah:
= x 100
2 Rasio Efisiensi Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai rasio efisiensi
adalah: =
x 100 3 Rasio Efektivitas
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai rasio efektivitas adalah:
= x 100
c. Perspektif Pelanggan 1 Kepuasaan pelanggan
Kepuasaan pelanggan diukur dari data primer yaitu melalui penyebaran kuesioner kepada pasien untuk mengukur seberapa jauh
kepuasaan pasien atas pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit, jumlah sampel yang diambil 96 responde.
Analisis kepuasaan pasien menggunakan analisis deskriptif persentase. Analisis deskriptif persentase adalah menyajikan data yang
dikumpulkan dalam suatu penelitian dalam bentuk tabel frekuensi atau grafik atau distribusi frekuensi. Analisis deskriptif persentase
merupakan analisis data awal untuk mengetahui distribusi jawaban yang tercermin dari skor responden sehingga diketahui rata-rata skor minimal,
skor maksimal dan jarak skor terendah dengan akor tertinggi responden. Untuk skor dari tiap jawaban yang diberikan responden, peneliti
menentukkan sebagai berikut: a. Untuk jawaban sangat puas responden di beri skor 5
b. Untuk jawaban puas responden di beri skor 4 c. Untuk jawaban cukup puas responden di beri skor 3
d. Untuk jawaban tidak puas responden di beri skor 2 e. Untuk jawaban sangat tidak puas responden di beri skor 1
Menghitung persentase dengan rumus :
Keterangan: DP : Deskriptif persentase
n : skor empiric N: skor ideal atau jumlah total niali responden
Rahman dan Muhsin, 2004:36 Selanjutnya skor yang diperoleh dalam persentase dengan
analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel criteria sebagai berikut:
Persentase tinggi : 5:5 x 100 = 100
Persentase rendah : 1:5 x 100 = 20
Rentang : 100 - 20 = 80
Panjang kelas interval : 80 : 5 = 16 Tabel 3.7 Kriteria Kepuasan Pasien
Interval tersentase Kriteria
84,00 ≤100
Sangat puas 68,00 ≤84,00
puas 52,00 ≤68,00
Cukup puas 36,00 ≤52,00
Tidak puas 20,00 ≤36,00 Sangat tidak puas
Sumber: data diolah tahun 2011 2 Profitabilitas Pelanggan : Mengukur seberapa besar pendapatan
yang berhasil diraih rumah sakit dari penawaran jasanya. Rumus yang digunakan untuk menghitung profitabilitas pelanggan adalah:
Profitabilitas Pelanggan = x 100
3 Retensi Pelanggan : Mengukur seberapa besar rumah sakit dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. Rumus yang
digunakan untuk menghitung retensi pelanggan adalah: Retensi Pelanggan =
x 100 4 Akuisisi Pelanggan : Mengukur seberapa besar rumah sakit mampu
menarik konsumen baru. Rumus yang digunakan untuk menghitung akuisisi pelanggan
adalah: Akuisisi Pelanggan =
x 100 d. Perspektif Proses Bisnis Internal
1 Proses Inovasi Rumus yang digunakan untuk menghitung proses inovasi adalah:
= x 100
2 Proses Operasi a Jumlah kunjungan rawat jalan
Data berasal dari jumlah kunjungan rawat jalan di RSUD Tugurejo Semarang.
b Jumlah kunjungan rawat inap 1. Average Lenght Of Stay ALOS
Rumus yang digunakan untuk mengukur ALOS adalah =
x 100
2. Bed Occupancy Ratio BOR Rumus yang digunakan untuk mengukur BOR adalah:
= x 100
3. Turn Over Interval TOI Rumus yang digunakan untuk mengukur TOI adalah:
=
–
x 100 4. Bed Turn Over BTO
Rumus yang digunakan untuk mengukur BTO adalah: =
x 100 5. Gross Death Rate GDR
Rumus yang digunakan untuk mengukur GDR adalah: =
x 100 6. Net Death Rate NDR
Rumus yang digunakan untuk mengukur NDR adalah: =
48
x 100 e. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
1 Tingkat Produktivitas Karyawan Hal ini untuk mengetahui produktivas karyawan dalam periode
tertentu. =
x 100
2 Tingkat Retensi Karyawan Hal ini dihitung dengan menggunakan perhitungan perputaran
karyawan kunci. =
x 100 3 Tingkat Kepuasaan Karyawan
Kepuasaan karyawan diukur dengan data primer, yaitu melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan baik medis maupun non
medis, untuk mengukur seberapa jauh kepuasaan karyawan terhadap rumah sakit dilihat dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan,
pengakuan atas hasil kerja yang baik, akses untuk memperoleh informasi, dukungan atasan, dorongan untuk bekerja kreatif dan
kepuasaan total karyawan terhadap rumah sakit. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 85 karyawan.
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN