65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja RSUD Tugurejo Semarang dengan pendekatan Balanced Scorecard yang meliputi perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dengan Balanced Scorecard memungkinkan bagi
para manajer perusahaan untuk mencatat hasil kinerja finansial sekaligus memantau kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapat
aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa depan.
4.1 Kinerja Rumah Sakit Pada Perspektif Keuangan
RSUD Tugurejo Semarang sebagai rumah sakit pemerintah dalam mengukur kinerja perspektif keuangan menggunakan tolok ukur value for money
yang dikembangkan oleh Mardiasmo yang terdiri dari 3E yaitu rasio ekonomi, rasio efisiensi dan rasio efektivitas.
4.1.1 Rasio Ekonomi
Rasio ekonomi digunakan untuk mengetahui seberapa cermat institusi mengelola anggaran yang tersedia dan tidak ada pemborosan. Kegiatan
operasional dikatakan ekonomis bila mampu menghilangkan atau mengurangi munculnya biaya-biaya yang tidak perlu.
Tabel 4.1 Rasio ekonomi pada RSUD Tugurejo Semarang tahun 2009-2010
Thn Anggaran yang ditetapkan
Pengeluaran institusi Rasio
ekonomi Belanja
administrasi Belanja
operasional pemeliharaan
Belanja modal Belanja
administrasi Belanja
operasional pemeliharaan
Belanja modal 2009
Rp.1.358.480.000 Rp.1.476.637.0000 Rp.75.960.000 Rp.716.511.782 Rp.1.171.188.224 Rp.17.843.700
65,46 Total
Rp2,911,077,000 Rp1,905,543,706
2010 Rp.2.149.200.000 Rp.3.201.840.0000
Rp.1.920.535.000 Rp.2.027.800.793 Rp.3.011.974.884 Rp.1.856.119.881 94,83
Total Rp7,271,575,000
Rp6,895,895,558
Sumber: data sekunder diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa pengeluaran institusi untuk
belanja administrasi pada tahun 2009 sebesar Rp. 716.511.782 dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp. 2.027.800.793, dan selalu berada dibawah
anggaran yang ditetapkan untuk belanja adminstrasi yaitu sebesar Rp. 1.358.480.000 pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 sebesar 2.149.200.000,
begitu juga dengan realisasi belanja operasional dan pemeliharaan, serta belanja modal yang berada dibawah anggaran untuk belanja operasional dan pemeliharaan
serta belanja modal, hal ini mengidikasikan realisasi pengeluaran institusi tidak melebihi anggaran yang ditetapkan. Nilai rasio ekonomi RSUD Tugurejo tahun
2009 sebesar 65,46, namun pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 29,37 menjadi 94,83; hal ini menunjukkan bahwa kinerja rasio ekonomi
semakin baik walaupun belum maksimal, hal ini dikarena dalam prinsip penganggaran pencapaian anggaran belanja yang kurang dari 100 menunjukkan
bahwa penyusunan perencanaan pelaksanaan anggaran kurang cermat. Suatu instansi dikatakan berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya apabila dapat
menyerap 100 anggaran pemerintah, maka pihak RSUD Tugurejo perlu mengkaji ulang dalam hal penganggaran yang ditetapkan agar tidak terlalu besar
maupun terlau kecil untuk pengeluaran selanjutnya.
4.1.2 Rasio Efisiensi