29
surat kabar atau majalah. Komik strip merupakan potongan-potongan cerita dari komik yang diterbitkan secara berkala di surat kabar yang bersangkutan. Jadi,
cerita dalam komik strip diceritakan secara berkala dan berkelanjutan sesuai dengan jadwal penerbitan surat kabar yang bersangkutan.
Berdasarkan pendapat tentang komik strip dari Setiawan, Boneff, dan Muharrar, dapat disimpulkan bahwa komik strip adalah komik yang terdiri dari
sedikit satu deret panel yang biasanya horisontal. Komik ini biasanya di muat pada koran atau majalah secara rutin. Ceritanya pun bisa langsung selesai atau
bersambung.
2.2.3 Pendidikan Karakter
2.2.3.1 Hakikat Pendidikan Karakter
Samani 2012:45-46, mendefinisikan pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang
berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa, dan karsa. Pendidikan karakter dapat
dimaknai
sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi
nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insane kamil. Sementara itu sumber lain, Winton dalam Samani 2012:43,
mendefinisikan pendidikan karakter
sebagai
upaya sadar dan sungguh-sungguh
30
dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. Sementara itu Bruke dalam Samani 2012:43, pendidikan karakter merupakan dari bagian
pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan. Di pihak lain, Lickona dalam Samani 2012: 44, mengemukakan pendidikan
karakter adalah upaya sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana
Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa.
Sedangkan Masnur 2011:75, mendefinisikan pendidikan karakter adalah proses internalisasi
budaya
ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat seseorang dan masyarakat menjadi beradab.
Berbeda dengan Dharma 2011:5-6, mendefinisikan pendidikan karakter dalam seting sekolah
sebagai
“pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai
tertentu yang dirujuk oleh sekolah.” Definisi tersebut mengandung makna: 1 Pendidikan
karakter merupakan
pendidikan yang
terintegrasi dengan
pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran, 2 diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh. Asumsinya anak
merupakan organism manusia yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan, 3 penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang
dirujuk sekolah lembaga Berdasarkan
pendapat
yang dikemukakan oleh Muchlas 2012, Winton 2010, Bruke 2001, Lickona 1991, Masnur 2011, dan Dharma 2011. Maka
31
dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan nilai-nilai kehidupan kepada peserta didik agar dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan dapat mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.3.2 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter