Analisis Penyimpangan Bahasa Aktif & Kreatif Berbahasa Indonesia SMA Kelas 12 Adi Abdul Somad Aminudin Yudi Irawan 2008

152 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa Efoni ini memberikan efek suasana yang menyenangkan, tetapi ironisnya kesenangan itu hanyalah kesenangan semu, yang hakekatnya kesia-siaan. Ini merupakan ketragisan hidup manusia.

2. Nilai yang Terdapat dalam Puisi

Hal selanjutnya yang dapat kita analisis adalah nilai yang ada dalam kedua puisi. Puisi pertama mengandung nilai bahwa segala sesuatu yang kita percaya baik jangan sampai berubah. Seperti halnya kelakuan kita yang baik jangan sampai mengendur atau luntur. Kita pun bisa mengimplementasikannya dalam menjalin persahabatan. Hidup yang baik adalah kualitasnya yang tidak berubah. Alangkah lebih baiknya jika hal tersebut bertambah baik. Adapun dalam puisi kedua, kita dapat mengambil nilai-nilai tentang arti sebenarnya hidup ini. Dalam hal ini, hidup itu seperti wayang yang dimainkan dalang. Kita hanya bisa bermimpi dan memainkan lakon Sang Maha Penguasa. Panjang hidup manusia itu hanya selagu. Ada negeri yang lebih abadi saat kita menemui Sang Dalang sebenarnya atas kehidupan ini. Dari nilai-nilai yang ada dalam kedua puisi tersebut kita dapat memahami bahwa Paham dalam puisi pertama adalah mencoba untuk menghilangkan pandangan tidak mempunyai harapan baik pesimis terhadap apa yang kita percayai. Adapun dalam puisi Amir Hamzah tecermin nilai etika keagamaan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan. Sajak Rumah rumah ini semakin sempit di dalamnya kita sama-sama terpuruk dan tak bisa saling menolong ruang bau mengkudu sedang kuku tetap membiru wajah kian tirus dada kian tipis mulut lesi selalu terbatuk sekian lama lupa bersenandung si tua pemilik rumah datang tidak untuk menjenguk tapi mengusir Sumber: Horison Edisi Khusus Puisi Internasional Indonesia, 2002 1. Bacalah kedua puisi berikut dengan saksama. Puisi 1: karya Nenden Lilis Aisyah Puisi 2: karya Brigitte Oleschinski Jerman Etwas Leeres, etwas Stilles bleibt zurück auf dem Strand, der sich grau und offen gegen den Wind reibt, ein ausgewaschener Körper, entspannt, verrenkt, über dem es heller wird Uji Materi 153 Memahami Puisi und dunkel und wieder hell, während in den Augenhöhlen allmählich das Salz trocknet, einer neuen Netzhaut nicht unähnlich, widerstandslos in den Himmel gerichtet, Augen beinahe, auf- geshlagen für immer Sesuatu yang Hampa, Sesuatu yang Diam, Tersisa di pantai, yang dengan kelabu dan terbuka menggeserkan diri menantang angin, seonggok kerangka yang sudah aus, menggeliat, terpilin, di atasnya siang beringsut jadi malam, lalu siang, lalu malam lagi, dalam kurun itu garam perlahan mengering di rongga mata, bagaikan retina baru yang pasrah menengadah ke langit, hampir menjadi mata sesungguhnya, terbuka untuk selamanya Sumber: Horison Edisi Khusus Puisi Internasional Indonesia, 2002 Diterjemahkan oleh Nikmah Sarjono dibantu oleh Berthold Damshäuser Sumber: Majalah Horison, 2002 2. Analisislah penyimpangan bahasa berikut dalam kedua puisi tersebut dengan alasan dan bukti yang logis. a. arti kosakata leksikal; b. bunyi-bunyi kebahasaan fonologi; c. tata makna semantis d. tata kalimat sintaksis. 3. Analisis pula nilai etika kehidupan yang dianut dalam kedua puisi tersebut. a. Nilai etika keagamaan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha. b. Sikap penyair terhadap hidup yang menyerah pada nasib fatalis. c. Pandangan penyair terhadap harapan tidak baik pesimis. d. Pandangan penyair terhadap kehidupan yang tidak berakhlak amoral. e. Pandangan penyair terhadap kebenaran tertinggi yang tidak dapat diketahui agnostik. Kegiatan Lanjutan 1. Bergabunglah dengan kelompok puisi Anda. Kemudian, carilah sebuah puisi yang termasuk karya sastra Indonesia dan sebuah karya sastra terjemahan. 2. Analisislah kedua puisi tersebut berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pada Uji Materi. 3. Diskusikanlah hasil pekerjaan kelompok Anda dengan kelompok lain. 154 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa Pada pembelajaran 9A, Anda telah belajar membandingkan puisi Indonesia dan puisi terjemahan. Dalam pembelajaran ini, Anda akan berlatih mendengarkan pembicaraan puisi terjemahan, sehingga pemahaman terhadap puisi lebih ditingkatkan. Selain memahami isi puisi, kita pun dapat menentukan unsur- unsur puisi, yakni tema, subject matter, feeling, dan tone. Berikut penjelasannya. 1. Tema merupakan ide dasar dari suatu puisi yang menjadi inti dari keseluruhan makna dalam suatu puisi. Tema berbeda dengan pandangan moral meskipun tema itu dapat berupa sesuatu yang memiliki nilai rohaniah. 2. Subject matter adalah pokok pikiran yang dikemukakan penyair lewat puisi yang diciptakannya. Subject matter berhubungan dengan satuan-satuan pokok pikiran tertentu yang secara khusus membangun sesuatu yang diungkapkan penyair. Untuk mengetahui subject matter, kita dapat mengajukan pertanyaan, Pokok-pokok pikiran apa yang diungkapkan penyair? 3. Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya. 4. Tone adalah sikap penyair terhadap pembaca sejalan dengan pokok pikiran yang ditampilkannya. Dengan demikian, kita dapat mengajukan pertanyaan, Bagaimana sikap penyair terhadap pembaca? Setelah kita mampu menganalisis puisi tersebut dari segi tema, pokok pikiran yang dikemukakan sikap penyair terhadap objek yang dibicarakan, dan sikap penyair terhadap pembaca, kita dapat memahami amanat atau tema pesan yang disampaikan. Amanat biasanya tersirat di balik kata-kata yang disusun dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair, tetapi lebih banyak penyampaian amanat itu tidak disadari penyair. Dengarkanlah pembacaan puisi berikut. Puisi karya Gerrit Komrij Belanda Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan Contragewicht Er is een land dat ik met pijn verliet, Er is een land dat ik met pijn bewoon. Een derde land daartussen is er niet. Mijn leven volgt een zonderling patroon: Want waar ik heenga voel ik me niet thuis En waar ik thuis ben wil ik telkens weg. De grens wordt smal tussen geluk en kruis, Steeds minder denk ik wat ik hardop zeg. Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menentukan isi puisi terjemahan yang akan dibacakan, menentukan tema dengan bukti yang mendukung, menentukan sikap penyair terhadap objek yang dibicarakan dalam puisi, serta menentukan amanat pesan penyair, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Sumber: Majalah Horison, 2002 Gerrit Komrij lahir di Winterswijk, 1944. Gerrit Komrij lahir di Wintersw Gambar 9.4 B 155 Memahami Puisi Ik heb, om aan dit noodlot te ontkomen, Een derde land verzonnen in mijn hoofd, Een land vertrouwd met leugens en fantomen. Aan diepgewortelde en zware bomen Hangen honkvast de loden trossen ooft Van al mijn vederlicht geworden dromen. Kontratimbangan Ada sebuah negeri yang aku tinggalkan dengan sedih, Ada sebuah negeri yang aku diami dengan sedih, Di tengahnya tak ada negeri ketiga Hidupku mengikuti pola yang aneh: Sebab ke mana pun pergi aku tak kerasan Dan tempat di mana aku kerasan setiap kali akan kutinggalkan. Batas antara bahagia dan derita jadi sempit, Makin kurang kupikirkan apa yang kusuarakan Agar lepas dari nasib ini, Kukhayalkan di kepalaku negeri yang ketiga, Sebuah negeri yang terbiasa dengan dusta dan hantu. Pada pohonan yang berakar dalam dan berat Kokoh tergantung bertandan timah hitam buah-buahan Dari semua mimpiku yang jadi seringan bulu. Sumber: Horison Edisi Khusus Puisi Internasional Indonesia, 2002 terjemahan Linde Voute Kita dapat menganalisis puisi tersebut berdasarkan hal-hal berikut. 1. Tema dalam puisi tersebut adalah khayalan atas kepenatan yang dialami sang aku. Hal ini terdapat dalam keinginan sang aku untuk pergi ke tempat lain. Agar lepas dari nasib ini, Kukhayalkan di kepalaku negeri yang ketiga, Sebuah negeri yang terbiasa dengan dusta dan hantu. Hal ini berhubungan dengan sikap sang aku yang merasa tidak nyaman di manapun dia berada. Sesuatu yang serba salah hinggap dalam dirinya. Ia merasa sebagai petualang yang kehilangan arah dan pendirian. Sebab ke mana pun pergi aku tak kerasan Dan tempat di mana aku kerasan setiap kali akan kutinggalkan. Batas antara bahagia dan derita jadi sempit, Makin kurang kupikirkan apa yang kusuarakan 2. Subject matter dalam puisi tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan hidup di antara dua sisi. Dengan adanya judul Kontratimbangan, kita dihadapkan pada sesuatu yang pasti statis seperti timbangan yang imbang antara satu sisi dan sisi lainnya. Tahap selanjutnya adalah adanya sikap tidak menentu: Ada sebuah negeri yang aku tinggalkan dengan sedih, Ada sebuah negeri yang aku diami dengan sedih, Di tengahnya tak ada negeri ketiga Hidupku mengikuti pola yang aneh: