Nilai yang Terdapat dalam Puisi
155
Memahami Puisi Ik heb, om aan dit noodlot te ontkomen,
Een derde land verzonnen in mijn hoofd, Een land vertrouwd met leugens en fantomen.
Aan diepgewortelde en zware bomen Hangen honkvast de loden trossen ooft
Van al mijn vederlicht geworden dromen.
Kontratimbangan Ada sebuah negeri yang aku tinggalkan dengan sedih,
Ada sebuah negeri yang aku diami dengan sedih, Di tengahnya tak ada negeri ketiga
Hidupku mengikuti pola yang aneh:
Sebab ke mana pun pergi aku tak kerasan Dan tempat di mana aku kerasan setiap kali akan kutinggalkan.
Batas antara bahagia dan derita jadi sempit, Makin kurang kupikirkan apa yang kusuarakan
Agar lepas dari nasib ini, Kukhayalkan di kepalaku negeri yang ketiga,
Sebuah negeri yang terbiasa dengan dusta dan hantu.
Pada pohonan yang berakar dalam dan berat Kokoh tergantung bertandan timah hitam buah-buahan
Dari semua mimpiku yang jadi seringan bulu.
Sumber: Horison Edisi Khusus Puisi Internasional Indonesia, 2002
terjemahan Linde Voute
Kita dapat menganalisis puisi tersebut berdasarkan hal-hal berikut. 1. Tema dalam puisi tersebut adalah khayalan atas kepenatan yang
dialami sang aku. Hal ini terdapat dalam keinginan sang aku untuk pergi ke tempat lain.
Agar lepas dari nasib ini, Kukhayalkan di kepalaku negeri yang ketiga,
Sebuah negeri yang terbiasa dengan dusta dan hantu.
Hal ini berhubungan dengan sikap sang aku yang merasa tidak nyaman di manapun dia berada. Sesuatu yang serba
salah hinggap dalam dirinya. Ia merasa sebagai petualang yang kehilangan arah dan pendirian.
Sebab ke mana pun pergi aku tak kerasan Dan tempat di mana aku kerasan setiap kali akan kutinggalkan.
Batas antara bahagia dan derita jadi sempit, Makin kurang kupikirkan apa yang kusuarakan
2. Subject matter dalam puisi tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan hidup di antara dua sisi. Dengan adanya judul
Kontratimbangan, kita dihadapkan pada sesuatu yang pasti statis seperti timbangan yang imbang antara satu sisi dan sisi lainnya.
Tahap selanjutnya adalah adanya sikap tidak menentu: Ada sebuah negeri yang aku tinggalkan dengan sedih,
Ada sebuah negeri yang aku diami dengan sedih, Di tengahnya tak ada negeri ketiga
Hidupku mengikuti pola yang aneh:
156
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa
Sebuah tempat ditinggalkan namun tidak memberinya ke- bahagiaan. Sebaliknya, saat tempat yang didiaminya pun tetap
tidak memberi kebahagiaan. Sayangnya, tidak ada alternatif tempat lain yang bisa memberi rasa tenang konsisten. Malah
kehidupan menjadi tambah aneh. Semakin keyakinan itu datang, semakin kuat untuk ditinggalkan.
Sebab ke mana pun pergi aku tak kerasan, Dan tempat di mana aku kerasan setiap kali akan kutinggalkan
Batas antara bahagia dan derita jadi sempit, Makin kurang kupikirkan apa yang kusuarakan
Namun, sesuatu yang lain kiranya dapat memberi kebahagiaan dan melepaskan diri dari nasib yang tidak menentu.
Agar lepas dari nasib ini, Kukhayalkan di kepalaku negeri yang ketiga,
Di sini, terlihat apa sebenarnya yang diinginkan, yaitu: Sebuah negeri yang terbiasa dengan dusta dan hantu.
Apakah hal itu memang sesuatu yang baik dan cita-citakan? Penyair menyampaikannya dengan alasan agar segala beban
bisa melayang dari pikiran dengan selepas mungkin, seperti bulu yang tertiup angin. Namun, mimpi harapan yang ringan
itu harus tertancap kuat seperti akar pohon yang berakar dalam dan berat. Pada akhirnya, menghasilkan buah pikiran yang berisi
seperti buah timah hitam.
Pada pohonan yang berakar dalam dan berat Kokoh tergantung bertandan timah hitam buah-buahan
Dari semua mimpiku yang jadi seringan bulu.
3. Feeling dalam puisi tersebut menggambarkan sikap penyair yang merasa gelisah mencari hal baru terhadap apa yang ada
dalam pikirannya. Ia ingin mengekspresikan sebuah gagasan yang mampu menghasilkan buah pikiran bermakna dalam
situasi lain.
4. Tone menyangkut sikap penyair terhadap pembaca. Dalam puisi ini, penyair hanya menginginkan apa yang dia harapkan.
Pembaca diabaikan dan hanya cukup mengetahui apa yang menjadi harapan-harapannya.
Adapun amanat atau pesan dari puisi tersebut adalah kita jangan berhenti gelisah dalam hidup untuk mencapai sesuatu
yang bermakna. Hidup harus bergerak dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Tiada lain hal ini agar kita bisa hidup lebih
maju dengan buah pikiran yang berisi pula.
D ie mond-oopmaak ritueel
1. Bacalah puisi karya Breyten Breytenbach dari Afrika Selatan berikut yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
oleh Nikmah Sarjono.
Uji
Materi
157
Memahami Puisi dan kom die dood:
jy moet byderhand wees jy moet voorless uit die boek
jou murmelend afsonder om te maak of jy glo dat ware woorde wit
sal skoot in die nag van die sterwer wat al hoe meer skor
om uitvaart Monday en dan: wanneer die asem ‘n koue ril
wanneer die asem ‘n koue ril wanner die roggel die vlerke span
moet jy vorentoe buk om met die vinger
in ‘n heilige gebaar die tong los te tor
‘n sprongn, krul, komma, sug want dan gaan die lewe
soos ‘n spreeu op vlug van kreet na bos
om al die boorde van herinnering
sing-sng kaal te vreet
Terjemahan:
maka datang kematian kau harus membantunya
harus kau bacakan buku itu harus kau kucilkan diri, membisikinya
kau harus pura-pura percaya kata-kata sejati bakal muncul
busa putih, menghisap malam lelaki sekarat itu mulutnya menganga
tercekik dan bergidik urat-uratnya tegang bagai direntang
lalu: pada kelepak sayap yang dibentang
kau harus, dengan satu jari, membungkuk ke muka, menyuarakan gerak suci
melepaskan lidah itu satu lompatan, satu lentingan, koma,
desah nafas selepas itu hidup lenyap
bagai terbangnya burung pipit berebut menghunjam ke hutan
dengan rakus melahap kebun buahan kenangan
dalam lagu telanjang.
Sumber: Horison Edisi Khusus Puisi Internasional
Indonesia, 2002
2. Setelah Anda selesai mendengarkan
ritual mulut menganga
Puisi karya Breyten Breytenbach Afrika Selatan
Sumber: Majalah Horison, 2002
pembacaan puisi tersebut, tentukan hal-hal berikut. a. Berisi tentang apa puisi tersebut?
158
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa
b. Apa yang menjadi tema dalam puisi tersebut? c. Bagaimana sikap penyair terhadap objek yang dibicara-
kannya? d. Apa pesanamanat yang dapat Anda petik bagi hidup
Anda setelah mendengarkan pembacaan puisi terjemahan tersebut?
3. Setelah selesai, diskusikanlah bersama teman-teman Anda.
Info
Sastra Horison adalah nama majalah yang pertama kali terbit
bulan Juli 1966 di Jakarta dan sampai saat ini masih terbit. Penerbitnya Yayasan Indonesia. Pendiri Horison ialah Mochtar
Lubis, P. K. Ojong, Zaini, Arief Budiman, dan Taufiq Ismail. Adapun yang pernah menjadi redaktur, antara lain Mochtar
Lubis, H. B. Jassin, Zaini, Taufiq Ismail, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Sanento Yuliman, Arwah Setiawan, Ali
Audah, Fuad Hassari, M. T. Zen, P. K. Ojong, Umar Kayam, dan D. S. Moeljanto. Sasaran pembaca majalah ini adalah
sastrawan, peminat sastra, dan masyarakat umum.
Majalah Horison adalah majalah khusus sastra. Di dalamnya
dimuat rubrik cerita pendek, sajak, esai dan kritik sastra, serta drama. Karya sastra yang dimuat dalam majalah ini merupakan
karya-karya pembaharu. Hal itu terjadi sesuai dengan mottonya, yaitu merangsang pemikiran dan eksperimen baru di bidang
kesusastraan, khususnya, dan kebudayaan umumnya.
Sumber: Ensiklopedi Sastra Indonesia, 2004
Tentunya Anda sudah mengenal lagu pop Indonesia, bukan? Setiap hari lagu pop selalu disiarkan dan ditayangkan, baik di
televisi maupun gelombang radio. Jika Anda cermati, kata-kata yang ada dalam syair lagu pop hakikatnya membentuk sebuah puisi. Akan
tetapi, secara umum berdasarkan jenisnya kata-kata puitis dalam lagu pop lebih menekankan aspek tema secara umum. Tema yang
diangkat biasanya masalah percintaan.