108
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa
Uji
Materi
Bacalah teks berikut.
Uang yang kita kenal sekarang ini mengalami proses perkembangan yang panjang. Adapun tahapan-
tahapan perkembangan uang adalah sebagai berikut.
1. Tahap Sebelum Barter
Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi
kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhannya.
2. Tahap Barter
Tahap perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia kepada kenyataan bahwa apa yang diproduksi
sendiri tidak cukup untuk memenuhui kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat
dihasilkan sendiri mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang
lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang yang ditukar dengan barang.
Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini, di antaranya:
• Kesulitan untuk menemukan orang yang mem-
punyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.
• Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat
dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama
nilainya.
Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran- pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu
untuk digunakan sebagai alat tukar.
3. Tahap uang barang
Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh
manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu
bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran,
dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh
umum generaly accpeted. benda-benda yang dipilih bernilai tinggi sukar diperoleh atau memiliki nilai
magis dan mistik, atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Misalnya , garam oleh
orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang
romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang. Orang inggris menyebut upah sebagai salary yang
berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam. Orang Romawi membayar upah dengan
salarium garam.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara
lain sebagai berikut. • Nilai yang dipertukarkan belum mempunyai
pecahan. •
Banyak jenis uang barang yang beredar dan hanya berlaku di masing-masing daerah.
• Sulit untuk penyimpanan storage dan pengangkutan transportation.
• Mudah hancur atau tidak tahan lama.
4. Tahap uang logam
Tahap selanjutnya adalah tahap uang logam. Logam dipilih sebagai bahan uang karena:
• digemari umum;
• tahan lama dan tidak mudah rusak;
• memiliki nilai tinggi;
• mudah dipindah-pindahkan;
• mudah dipecah-pecah dengan tidak mengurangi
nilainya. Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut
adalah emas dan perak. Uang terbuat dari emas dan perak disebut dengan uang logam. Uang logam
emas dan perak juga disebut sebagai Uang penuh full bodied money, artinya nilai intrinsik nilai bahan
uang sama dengan nilai nominalnya nilai yang tercantum pada mata uang tersebut. Pada saat itu,
setiap orang menempa uang, melebur, menjual, dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak
terbatas dalam menyimpan uang logam.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar-menukar yang harus
dilayani dengan uang logam juga berkembang, sedangkan jumlah logam mulia emas dan perak
terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sulit dalam
pengangkutan dan penyimpanan. Sehingga lahirlah uang kertas.
Sejarah Uang
Sumber: www.id.wikipedia.org
109
Aktualisasi Diri
Kegiatan Lanjutan
1. Carilah teks dari surat kabar dan majalah, kemudian tentukan kata-kata yang bersinonim, berantonim, berhomonim, berhomograf, berhomofon, berhiponim,
dan berpolisemi. Tentukan pula kata-kata yang mengalami peyorasi, ameliorasi, perluasan makna, penyempitan makna, asosiasi, dan sinestesia.
2. Tuliskan hasilnya di buku tugas Anda. 3.
Identiikasilah makna asal dan makna baru dari kata-kata yang Anda temukan dari bacaan.
4. Diskusikanlah hasil kerja Anda dengan teman sekelas. 1. Carilah kata-kata pada teks tersebut yang memiliki makna kata
sebagai berikut: a.
Sinonim b.
Antonim c.
Homonim d.
Homofon e.
Homograf f.
Polisemi g.
Peyorasi h.
Ameliorasi 2. Untuk kata-kata yang mengalami perluasan dan penyempitan
makna, asosiasi, dan sinestesia, tentukan pula makna asal dan makna barunya.
Mengenal Ahli Bahasa
Gorys Keraf adalah salah seorang ahli bahasa Indonesia yang
sudah tidak asing di telinga kita. Ia lahir di Lamalera, NTT, pada 17 November. Ia menamatkan SMP-nya di Seminati Hokeng 1954,
SMA Syuradikara Ende 1958, dan mengambil kuliah jurusan Sastra Indonesia 1964 di Universitas Indonesia, Jakarta.
Pengalaman kerjanya cukup banyak, dari menjadi pengajar di Syuradikara, SMA Seminari di Hokeng, SMA Budaya 11 Jakarta,
dan masih banyak lagi. Ia pernah menjadi staf pengajardosen di Fakultas Sastra
Universitas Indonesia sejak 1963 dan pengajar Retorika di Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Indonesia.
Sumber: Diksi dan Gaya Bahasa, 2004