Berpikir Ilmiah Hypothetical Learning Trajectory

c. Bagi penelitian selanjutnya, dapat menjadi informasi awal untuk menindaklanjuti hal yang masih perlu diperdalam dan dikembangkan, baik dari sisi metodologi maupun implikasi penerapan strategi pembelajaran berbasis HLT dalam dunia kependidikan.

1.6 Penegasan Istilah

1.6.1 Berpikir Ilmiah

Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu berupa bahasa, matematika logika deduktif, dan statistika logika induktif secara teratur dan cermat. Sarana berpikir ilmiah ini dapat dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat keterampilan berpikir ilmiah setiap individu. Suriasumantri, 1988:167.

1.6.2 Hypothetical Learning Trajectory

HLT Hypothetical Learning Trajectory HLT adalah sebuah alur belajar atau alur berpikir dari siswa yang memberikan petunjuk bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan alur berpikir siswa dalam memecahkan suatu masalah. Alur belajar hipotetik terdiri atas tiga komponen utama yaitu: tujuan belajar untuk pembelajaran bermakna, sekumpulan tugas atau permasalahan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, dan hipotesis tentang pola berpikir siswa. Karakteristik pembelajaran berbasis HLT adalah: 1. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru terlebih dahulu menyusun:  Tujuan pembelajaran.  Tugas atau permasalahan untuk setiap tujuan pembelajaran.  Dugaan-dugaan hipotesis alur berpikir siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.  Pemberian bantuan oleh guru untuk setiap hipotesis siswa. 2. Pembelajaran berpusat pada siswa, dengan guru hanya sebagai pemberi materi awal, pemberi permasalahan, dan pengklarifikasi. 3. Lebih menekankan pada pemberian masalah untuk dianalisis siswa baik secara individu maupun kelompok, dengan guru sebagai pemberi bantuan. 4. Guru menganggap kemampuan siswa berbeda, sehingga siswa dengan tingkat kemampuan relatif rendah akan didahulukan selama proses pembelajaran. 1.6.3 Strategi Pembelajaran Fisika berbasis HLT untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran, peralatan dan bahan, serta alokasi waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan Suparman, 1997:157. Definisi HLT sendiri sudah mencakup dalam konsep strategi pembelajaran, hal ini karena HLT terdiri dari serangkaian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, namun lebih berfokus pada alur berpikir siswa. Berdasarkan uraian tersebut maka strategi pembelajaran berbasis HLT untuk meningkatkan keterampilan berpikir ilmiah siswa merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pola atau alur berpikir siswa sebagai proses berlangsungnya pembelajaran untuk meningkatkan aspek bahasa, matematika, dan statistika.

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Hakekat Belajar

2.1.1 Definisi Belajar

Menurut Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Witherington, belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian Purwanto, 2010:84.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Untuk memahami kegiatan yang disebut “belajar”, perlu dilakukan analisis dalam menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat di dalam kegiatan belajar itu. Belajar merupakan suatu proses, dan sebagai suatu proses maka harus ada yang diproses dan hasil dari pemprosesan sehingga kegiatan belajar dalam hal ini dapat dianalisis dengan pendekatan analisis sistem seperti dalam Gambar 2.1. Di dalam proses belajar mengajar di sekolah, maka yang dimaksud raw input atau masukan mentah adalah siswa yang memiliki karakteristik tertentu baik fisiologis kondisi fisik, panca indera maupun psikologis minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif.