2.4.3    Kalor
Kalor  adalah  energi  yang  berpindah  dari  benda  dengan  suhu  yang  lebih tinggi ke benda dengan suhu yang lebih rendah ketika kedua benda disentuhkan.
Istilah  “kalor”  selalu  mengacu  pada  energi  yang  berpindah  dari  satu  benda  ke benda lainnya. Begitu proses perpindahan energi ini berhenti, maka istilah kalor
tidak  lagi  memiliki  arti.  Jumlah  energi  yang  dipindahkan  dari  sistem  ke lingkungan akibat pebedaan suhu ini diberi simbol Q. Perpindahan kalor masuk ke
dalam sistem atau dalam hal ini sistem menyerap kalor, maka nilai Q diberi tanda
positif. Sedangkan perpindahan kalor keluar sistem atau dikatakan sistem melepas kalor, maka nilai Q diberi tanda negatif.
1.  Kapasitas Kalor  dan Panas Jenis
Ketika energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka suhu zat itu tentu akan  naik  kecuali  pada  saat  perubahan  fasa,  misalnya  bila  air  membeku  atau
menguap. Banyaknya kalor Q yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperatur ∆T dan massa zat tersebut
= . ∆� = ∆�
2.2
dengan C merupakan kapasitas kalor zat yang didefiniskan sebagai energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat dengan satu derajat panas
jenis c adalah kapasitas panas per satuan massa.
=                                                            .
Berdasarkan  persamaan  tersebut,  maka  satuan  kalor  jenis  suatu  zat  adalah joulekg K Jkg K.
2.  Kalor Laten
Ketika  sejumlah  kalor  ditambahkan  pada  suatu  zat  maka  akan menyebabkan  kenaikan  suhu  pada  zat  tersebut.  Perubahan  suhu  ini  diakibatkan
oleh jumlah kalor pada zat yang berbeda. Selama perubahan wujud zat, kalor yang diterima  atau  dilepas  oleh  zat  tidak  digunakan  untuk  menaikkan  suhu  tetapi
digunaka untuk mengubah wujud. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud ini  seakan-akan  tersembunyi,  karena  itu  kalor  ini  disebut  kalor  laten
tersembunyi. Besarnya kalor yang diperlukan pada perubahan wujud dinyatakan oleh persamaan berikut.
= . � 2.4
dengan L merupakan kalor laten satuan Jkg, m adalah massa zat satuan kg, dan Q adalah jumlah kalor satuan joule.
3.  Azas Black
Jika air panas dicampur dengan air dingin, maka diperolehlah air dengan kondisi  hangat.  Dalam  pencampuran  ini  tentulah  air  panas  melepaskan  energi
sehingga suhunya turun, sebaliknya air dingin menerima kalor sehingga suhunya naik. Jika pertukaran kalor hanya terjadi antara air panas dan air dingin maka hal
ini sesuai dengan Hukum kekekalan Energi atau dikenal dengan Azas Black. Azas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph
Black. Azas ini dijabarkan sebagai berikut: 1.
Jika  dua  benda  yang  mempunyai  suhu  berbeda  didekatkan  sehingga  terjadi kontak termis, maka zat yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor sama
banyaknya  dengan  kalor  yang  diserap  oleh  zat  yang  suhunya  lebih  rendah sehingga suhu akhir kedua benda setelah kesetimbangan termis adalah sama.
2. Jumlah kalor yang diterima benda bersuhu lebih rendah, sama dengan jumlah
kalor yang diberikan benda bersuhu lebih tinggi Bunyi Azas Black adalah sebagai berikut:
“Pada  pencampuran  dua  zat,  banyaknya  kalor  yang  dilepas  zat  bersuhu  tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang bersuhu rendah”
Secara umum rumus Azas Black adalah:
��
=
��
2.5
2.4.4  Perubahan Wujud Zat