Matematika dan Logika Deduktif

semua aspek ikut dalam penilaian kemampuan berbahasa. Sedangkan penilaian berbahasa aspek menulis ini menggunakan pendekatan diskret sesuai Tabel 2.2. Pendekatan diskret dalam tes bahasa didasarkan atas paham linguistik struktural yang menganggap bahasa sebagai sesuatu yang terdiri dari bagian- bagian yang tertata menurut struktur tertentu. Tes dengan pendekatan diskret ditujukan untuk mengukur satu kemampuan dari komponen bahasa yang dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis Djiwandono, 2008: 17-30. Tabel 2.2 Komponen Bahasa dan Kemampuan Bahasa Berdasarkan Pendekatan Diskret Komponen Bahasa Kemampuan Bahasa Menyimak Berbicara Membaca Menulis Bunyi Bahasa + + + - Struktur Bahasa + + + + Kosakata + + + + Kelancaran Berbahasa + + + + Keterangan: + : digunakan − : tidak digunakan

b. Matematika dan Logika Deduktif

Matematika mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya. Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan Suriasumantri, 1988: 48-49. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat “artifisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya.Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan seseorang untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Sifat kuantitatif dari matematika ini meningkatkan daya prediktif dan kontrol ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan pemecahan secara lebih tepat dan cermat Suriasumantri 1998: 46-193. Peranan matematika sebagai penunjang sarana berfikir ilmiah terdiri dari 10 kemampuan, yaitu: dalam menggunakan algoritma, melakukan manipulasi secara matematika, mengorganisasikan data, memanfaatkan simbol, tabel dan grafik; mengenal dan menenukan pola, menarik kesimpulan, membuat kalimat atau model matematika, memahami pengukuran dan satuanya, serta menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika seperti kalkulator Suherman, 1995: 56. Dari 10 alat peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah yang telah dijabarkan, maka proses penilaian berpikir ilmiah komponen matematika-logika deduktif didasarkan pada pemecahan masalah. Tes kemampuan pemecahan masalah matematis menuntut siswa untuk memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan mengecek kembali yang meliputi pembuktian jawaban itu benar dan menyimpulkan hasil jawaban. Penilaian untuk setiap butir soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis mengacu pada penilaian atau penskoran holistik yaitu mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah, menjelaskan dan menginterpretasikan hasil Fauzan, 2011:15.

c. Statistika dan Logika Induktif