Kriteria Aspek Berpikir Ilmiah

2.6 Kriteria Aspek Berpikir Ilmiah

Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan seseorang dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang ilmu untuk mengembangkan materi prngrtahuannya berdasarkan metode ilmiah. Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan seseorang untuk menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk menolak atau menerima hipotesis yang diajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini seperti bahasa, matematika, dan statistika yang baik pula. Salah satu langkah ke arah penguasaan keterampilan berpikir ilmiah adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah Hidayat, 2014:13. Peranan masing- masing sarana berpikir tersebut disajikan dalam Gambar 2.6 dan Gambar 2.7. Gambar 2.6 Skema Ilmu dan Sarana Berpikir Ilmiah Gambar 2.7 Skema Metode Berpikir Ilmiah Berdasarkan Gambar 2.6 dan Gambar 2.7 maka kriteria keterampilan berpikir ilmiah dikatakan baik apabila aspek bahasa sebagai alat komunikasi verbal dalam seluruh proses berpikir dapat dikuasai dengan baik, dilanjutkan dengan penguasaan aspek matematika sebagai logika deduktif dan aspek statistika sebagai logika induktif.

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan, pertama adalah memperoleh deskripsi mengenai implementasi HLT pada pembelajaran fisika, dan kedua adalah dapat mendeskripsikan bagaimana proses peningkatan berpikir ilmiah setelah implementasi HLT. Dalam mewujudkan tujuan dari penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan juga menggunakan data kuantitatif. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau lebih independen tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara variabel satu dengan yang lain. Metode deskriptif dapat disimpulkan sebagai sebuah metode yang bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan keadaan di lapangan secara sistematis dengan fakta-fakta dengan interpretasi yang tepat dan data yang saling berhubungan, serta bukan hanya untuk mencari kebenaran mutlak tetapi pada hakekatnya mencari pemahaman observasi Sugiyono, 2012:35. Desain dari penelitian ini menganut Pre-Experimental Design dengan bentuk One-Group Pretest-Posttest Design. Desain ini merupakan pengembangan dari desain One-Shot Case Study Studi Kasus Satu Tembakan di mana dalam desain penelitian ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan Suharsimi,