Kriteria Usaha Kecil Mikro Menengah

Memenuhi kebutuhan sendiri dengan keunggulan untuk menejar ketertinggalan dan membangun saling ketergantungan dengan pelaku ekonomi lainnya. 2. Memasukan era dan pasca-reformasi guna mengatasi berbagai masalah dalam bidang ekonomi yang terjadi selama ini maka kedudukan dan posisi UKM perlu ditingkatkan. UKM diharapkan bersama diharapkan dapat menjadi kekuatan yang mengandalkan resource based dan berbasis pada tingkatan yang kedua. Oleh karena itu, upaya pemberdayaan UKM merupakan salah satu alternative yang harus segara dilakukan. 3. Walaupun secara umum UKM memiliki kedudukanaa yang sangat potensial dalam perekonomian nasional, kenyataan masih banyak masalah yang menghalang dalam pengembangan UKM. Diantaranya adalah kelemahan akses dan perluasan pangsa pasar, kelemahan akses dan pemupukan modal, kelemahan akses pada informasi dan teknologi, kelemahan dalam organisasi dan manajemen, serta kelemahan dalam pembentukan jaringan usaha dan kemitraan. Kesemuannya ini bersumber dari kelemahan sumber daya manusia yang berdampak pada rendahnya kualitas produk dan jasa sehingga kurang memiliki daya saing, baik dalam pasar local maupun nasional dan internasional.

2.1.1.4. Kriteria Usaha Kecil Mikro Menengah

Dalam Undang-Undang No.9 1995 pasal 5 tentang usaha kecil disebutkan beberapa kriteria usaha kecil antara lain : memiliki kekayaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bersih paling banyak Rp. 200.000.000 dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 satu miliar rupiah, Suryana, 2001 : 84 Menurut Suhardjono 2003 : 53, kriteria usaha kecil sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 39Bkr tahun 2001, adalah sebagai berikut : 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- Dua Ratus Juta Rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2. Memiliki hasil penjualan bersih tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,- Satu Milyar Rupiah. 3. Milik Warga Negara Indonesia. 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. 5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Komisi untuk Perkembangan Ekonomi Community for Economic Development C. E. D, mengemukakan kriteria usaha kecil yaitu manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik; modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil; daerah operasi bersifat lokal; ukuran dalam keseluruhan relatif kecil Suryana, 2001 : 84. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut KADIN dan Assosiasi serta Himpunan Pengusaha Kecil, juga kriteria dari Bank Indonesia, maka yang termasuk kategori Usaha Kecil adalah : a. Usaha Perdagangan Keagenan, Pengecer, EksporImpor, dan lain-lain dengan modal aktif perusahaan MAP tidak melebihi Rp 150.000.000tahun dan Capital Turn-over CTO atau perputaran modal tidak melebihi Rp 600.000,00 b. Usaha Pertanian Pertanian pangan maupun perkebunan, perikanan daratlaut, peternakan dan usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan departemen pertanian. Ketentuan batas MAP dan CTO seperti usaha perdagangan diatas. c. Usaha Industri Industri logamkimia, makananminuman, pertambangan, bahan galian, serta aneka industri keciol lainnya, dengan batas MAP = Rp 250.000.000,00 serta batas CTO = Rp 1000.000.000,00 d. Usaha Jasa Menjual tenagapelayanan bagi pihak ketiga, konsultan, perencana, perbengkelan, transportasi serta restoran dan lainnya dengan batas MAP dan CTO seperti usaha perdagangan dan pertanian diatas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. e. Usaha Jasa Konstruksi Kontraktor bangunan, jalan, kelistrikan, jembatan,pengairan dan usaha-usaha lain yang berkaitan teknis konstruksi bangunan, dengan batas MAP dan CTO seperti usaha industri. Pada masing-masing jenis usaha diatas, batas jumlah tenaga kerja perusahaan tidak lebih dari 300 orang Subanar, 2001 : 2.

2.1.1.5. Hakikat. Bentuk dan Usaha Mikro Kecil Menengah