peralatan otomatis yang dapat mengganti paletan yang sudah habis, sedangkan mesin tidak dihentikan terlebih dahulu dan dengan alat-alat
lain secara otomatis dapat mengganti sendiriteropong-teropong untuk corak yang berwarna-warni.
4.3.2 Proses Produksi
Produksi adalah merupakan suatu proses kegiatan yang menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Suatu perusahaan atau usaha yang
berkembang dalam bisnis mempunyai tujuan umum yaitu menciptakan produk dengan biaya yang efisien sesuai dengan kebutuhan dan menjual
dengan harga yang sesuai dengan daya beli konsumennya. Hal tersebut juga dilakukan oleh perajin yang ada di Parengan Kecamatan Maduran -
Lamongan. Alasan bahwa produksi tenun ikat lebih banyak dipilih oleh para
perajin karena keahliannya bisa membuat tenun ikat atau mewarisi usaha keluarga serta dari kebiasaan melihat-lihat aktifitas pembuatan tenun ikat.
Hal tersebut yang membuat para perajin menjadi lebih mengetahui dan memahami cara pembuatan tenun ikat, kemudian belajar dan ikut bekerja
pada perajin lain terlebih dahulu, dan pada akhirnya mencoba membuka usaha produksi tenun ikat sendiri. Demikian kata Pak. Kholis
Untuk proses produksinya tenun ikat sangatlah panjang hingga akhirnya menjadi suatu produk dan dapat digunakan oleh konsumen, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Proses produksi pakan corak
a. Benang
Benang disiapkan terlebih dahulu, karena benang adalah bahan baku dasar yang digunakan untuk membuat tenun, dalam proses pertama ini
benang dijemur setelah diberikan pemutih untuk benang. Setelah benang kering proses selanjutnya adalah memintal benang atau
biasanya disebut dengan nggoben. b.
Memidang Proses memidang ini adalah proses dimana benang yang sudah
digoben dimasukan kedalam pidangan. c.
Mendesain atau menggambar Untuk proses menggambar ini disesuaikan dengan kreatifitas dari
pemilik, atau sesuai dengan pesanan dari konsumen. Dalam desain tenun ikat sudah banyak sekali motif yang dibuat oleh pemilik usaha.
d. Mengikat benang
Setelah pidangan diberikan motif maka proses selanjutnya adalah mengikat benang sesuai dengan motif yang dibuat, untuk mengikat
benang menggunakan tali raffia yang warnanyapun disesuaikan dengan motif yang dibuat.
Dalam mengikat terdapat teknik, ada 3 teknik dalam mengikat : 1.
Ikat lusi ialah teknik pengikat yang dikerjakan hanya pada benang lusi yaitu benang yang menuju arah vertical.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Ikat pakan ialah teknik pengikat yang dikerjakan hanya pada
benang pakan yaitu benang yang menuju arah horizontal. 3.
Ikat ganda ialah teknik pengikat yang dikerjakan pada benang lusi dan benang pakan.
e. Mencolet atau mewarnai
Setelah dilakukan pengikatan pada benang sesuai dengan motifnya, maka proses selanjutnya adalah mencolet atau mewarnai benang pada
sela-sela benang yang tidak diikat sesuai motifnya proses ini biasanya disebut ngumbi.
f. Buka ikatan
Setelah proses pada benang yang telah diberikan warna, proses selanjutnya adalah membuka ikatan, tali raffia dilepas kemudian
dijelupkan dalam warna yang sesuai dengan motif. g.
Menyetrengi Setelah pewarnaan selesai dilakukan dan kemudian dijemur setelah itu
proses selanjutnya adalah menyetrengi yaitu proses benang diurai kembali dan digulung dimasukan spul yang nantinya akan dimasukkan
kedalam skoci. h.
Menenun Setelah proses nyetrengi maka proses selanjutnya adalah menenun
yaitu menjadi kain tenun, kain diproses sesuai dengan ukuran, yangb kemudian dijahit, diberi malam, kemudian disetrika , dicuci, kemudian
diberikan lebel dan siap dipasarkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Proses produksi Keteng
a. Benang
Benang disiapkan terlebih dahulu, karena benang adalah bahan baku dasar yang digunakan untuk membuat tenun, dalam proses
pertama ini benang dijemur setelah diberikan pemutih untuk benang. Setelah benang kering proses selanjutnya adalah memintal
benang atau biasanya disebut dengan nggoben. b.
Pewarnaan Setelah dilakukan pengikatan pada benang sesuai dengan motifnya,
maka proses selanjutnya adalah mencolet atau mewarnai benang pada sela-sela benang yang tidak diikat sesuai motifnya proses ini
biasanya disebut ngumbi. c.
Pengelosan Pengelosan adalah proses merubah benang dari bentuk setrengan
ke bentuuk kelos myang fungsinya agar didapat bentuk benang yang sesuai untuk proses selanjutnya.
d. Penghanian
Penghanian adalah proses penyusunan benang-benang lusi yang digulung dalam beam lusi denang gulungan yang sejajar. Beam ini
yang akan dipasang dan diproses pada mesin tenun. e.
Pencucukan Pencucukan adalah proses memasukkan benag lusi kedalam gun
dan sisir tenun. Proses pencucukan dipengaruhi oleh anyaman kain
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang akan dibuat, alat bentuk mulut lusi dan jenis alat tenun yang akan digunakan.
f. Penenunan
Setelah proses pencucukan maka proses selanjutnya adalah menenun yaitu menjadi kain tenun, kain diproses sesuai dengan
ukuran, yangb kemudian dijahit, diberi malam, kemudian disetrika , dicuci, kemudian diberikan lebel dan siap dipasarkan.
“Dalam proses pembuatan tenun ikat mulai proses nggoben sampai produk dipasarkan membutuhkan waktu yang lama, jika dimisalkan setiap
prosesnya membutukan waktu satu hari maka waktu yang dibutuhkan sekitar 12 hari, tapi waktu yang diperkirahkan bisa saja salah karena jika
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya karyawannya sakit atau lainnya”. Demikian kata Pak Mif.
Meskipun dari sekian proses mempunyai tingkat kerumitan tersendiri agar menjaga kualitas tetap baik diperlukan kesabaran dan
ketelatenan dari karyawan. Namun hal tersebut tidak menjadi kendala bagi mereka karena sebagian besar telah bergelut dengan tenun ikat secara
turun-temurun dan sudah melihat dalam kehidupan sehari-hari.
Pegawai Tenun Ikat
Dalam kegiatan suatu usaha tidak terlepas dengan peran tenaga kerja, karena tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam perusahaan.
Mobilitas tenaga kerja secara vertical maupun secara horizontal sering dijumpai dalam dinamika ketenagakerjaan dalam industri tenun ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Yuyun adalah salah satu tenaga kerja dari usaha tenun ikat. selama 2 tahun ia bekerja sebagai tenun, ibu Yuyun memilih bekerja sebagai
nyetrengi dan dalam satu hari menghasilkan 4 sampai 6 setrengan awalnya ia hanya menggantikan kakaknya tetapi setelah itu ia tertarik
untuk melakukan pekerjaan tersebut. “Awalnya saya Cuma menggantikan kakak saya kemudian saya tertarik untuk meneruskan pekerjaan ini, kalau
hasilnya tidak pasti mbak bisa 4 sampai 6 selain nyetrengi saya juga bisa ngoben dan nenun mbak” demikian kata ibu Yuyun.
Ibu yuyun memperoleh kemampuan untuk menenun adalah dari kecil ibu yuyun sudah melihat bagaimana caranya untuk menenun karena
hamper secara keseluruhan keluargannya juga bekerja sebagai penenun selain itu juga factor lingkungan hapir semua warga sekitar melakukan
aktifitas penenunan. Dalam pemberian fasilitas atau kesejahteraan karyawan para
pengusaha biasanya memberikan bonus kepada pegawainnya seperti tunjangan hari raya dan hadiah jika cepat dalam pekerjaannya. Untuk
sistem pembayaran yang diberikan adalah sesuai dengan hasil pekerjaan “jika dalam 1 hari saya menghasilkan 6 setrengan maka upah saya ya
tinggal mengalikan mbak satu setrengan diberi upah Rp. 5.000,-.” Demikian kata ibu Yuyun.
Dari penjelasan ibu Yuyun diatas mampu untuk mewakili hampir seluruh pekerja tenun karena secara keseluruhan semua pekerja tenun
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mereka mempunyai keahlian menenun itu dari sejak kecil mereka sudah bergelut dengan tenun dan juga factor lingkungan juga mempengarui.
Konsumen Tenun Ikat
Pelanggan merupakan salah satu yang berperan penting dalam kelangsungan suatu suatu usaha karena dengan adanya pelanggan ini
membuktikan bahwa produk yang diproduksi oleh perusahaan mampu menembus pasar dan diterimah oleh konsumen. Begitu juga dengan tenun
ikat, ini membuktiikan bahwa tenun ikat diterimah oleh masyarakat, mengapa mereka memilih tenun ikat alasan mereka adalah “karena tenun
ikat merupakan khas lamongan dan jika saya memakai tenun ikat berarti saya ikut mengembangkan kerajinan asal dari lamongan” demikian kata
Maskhurotul Ainil Mila. Maskhurotul ainil mila adalah salah satu konsumen tenun ikat adalah seorang guru. Keunggulan dari produk ini
adalah hand mode buatan tangan sehingga kualitasnya bagus selain itu kain tenun ikat bagus digunakan untuk acara-acara formal seperti rapat
atau ke acara pernikahan. Dalam pemberian harga, harga yang ditawarkan mampu dijangkau
untuk kalangan menengah keatas dan menengah kebawah karena harganya sangat beragam, sehingga konsumen tidak perlu mengalami kesulitan
dengan harga.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4 Pembahasan