Pembahasan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

80 kemampuan dalam bekerja sama. Ketiga, kultur keluarga semakin berorientasi femininity 77 siswa36,84. Keluarga dengan femininity bercirikan adanya peran wanita yang lebih rendah dari pria, dominasi penetapan aturan dalam keluarga, dan hasrat untuk kuat. Kultur tersebut berdampak pada siswa tidak adanya kemauan dalam memimpin dan manajerial. Keempat, kultur keluarga semakin berorientasi uncertainty avoidance sangat kuat 64 siswa30,62. Keluarga dengan uncertainty avoidance sangat kuat bercirikan tidak adanya inisiatif dan tidak adanya pengaturan atas hal yang tidak baik. Kultur tersebut berdampak pada siswa tidak memiliki perencanaan dalam segala kegiatan dan tidak adanya kemampuan dalam memecahkan masalah. Sementara minat siswa berwirausaha terkategorikan tinggi 96 siswa45,93. Hasil penelitian ini ternyata tidak sejalan dengan awal penelitian, bahwa ada hubungan kultur keluarga dengan minat siswa berwirausaha. Menurut Hofstede 1994:181-182 dalam Saptono dan Muhadi, 2005:53- 56 hal-hal yang diduga menyebabkan hasil ini menunjukkan hasil-hasil demikian adalah: 1 hasil penelitian menunjukkan siswa berasal dari kultur keluarga berdimensi power distance besar. Pada kultur tersebut anak cenderung bergantung pada orang tua atau pun anggota keluarga yang berusia lebih tua. Kondisi demikian akan menyebabkan anak cenderung patuh dan taat kepada orang tua. Anak akan melihat dan melaksanakan kegiatan seperti yang dilakukan oleh orang tua. Misalnya orang tua dalam bekerja selalu tekun, bekerja keras, dan mempunyai motivasi dalam 81 melaksanakan pekerjaannya walaupun penghasilan yang diperoleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Kondisi tersebut membuat anak akan lebih memiliki kemauan dalam melaksanakan pekerjaan dengan meniru kepribadian dari orang tuanya; 2 hasil penelitian menunjukkan siswa berasal dari kultur keluarga berdimensi individualism. Pada kultur tersebut anak cenderung untuk memikirkan dirinya sendiri. Sifat anak yang individual menunjukkan pada sifat anak yang merasa dirinya paling benar, tidak ingin diatur oleh siapapun, selalu ingin menjadi pemenang serta memenangkan dengan cara yang baik, dan selalu ingin tampil beda. Sifat yang seperti ini anak akan menumbuhkan sikap kemandirian, memiliki komitmen terhadap pekerjaan, dan memiliki keorisinalan dalam berkreativitas; 3 hasil penelitian menunjukkan siswa berasal dari kultur keluarga berdimensi femininity. Pada kultur tersebut terdapat tumpang tindih peran sosial gender perempuan lebih rendah dari laki-laki, seorang perempuan mempunyai keinginan sangat besar untuk mengubah statusnya di dalam keluarga dengan menunjukkan bahwa dia dapat menjadi seorang yang mandiri dan mempunyai kepercayaan terhadap dirinya sendiri yang sangat tinggi; dan 4 hasil penelitian menunjukkan siswa berasal dari kultur keluarga berdimensi uncertainty avoidance sangat kuat. Pada kultur tersebut seorang anak akan merasa cemas saat menghadapi kondisi ketidakpastian. Misalnya seorang anak akan merasa cemas apabila mendengar saudaranya sedang sakit. Sifat yang seperti ini akan menumbuhkan sikap anak untuk mengambil resiko. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 2. Hubungan Kultur Sekolah dengan Minat Siswa Berwirausaha Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan bahwa pada dimensi power distance menunjukkan χ² hitung = 0,8016 χ² tabel = 9,49; pada dimensi collectivism vs individualism menunjukkan χ² hitung = 1,5435 χ² tabel = 9,49; pada dimensi femininity vs masculinity menunjukkan χ² hitung = 1,3261 χ² tabel = 5,99; dan pada dimensi uncertainty avoidance menunjukkan χ² hitung = 0,0406 χ² tabel = 9,49. Artinya, pada siswa dalam kultur sekolah power distance, collectivism vs individualism , femininity vs masculinity, dan uncertainty avoidance yang tidak kondusif atau pun kondusif tidak memiliki hubungan dengan minat siswa berwirausaha. Dalam penelitian ini tampak bahwa: pertama, kultur sekolah semakin berorientasi power distance cukup besar 101 siswa48,33. Sekolah dengan power distance cukup besar bercirikan guru yang selalu pilih kasih, otoritas pada guru, dan komunikasi terjadi hanya satu arah. Kultur tersebut berdampak pada siswa tidak memiliki daya kreatif dan inovatif yang tinggi, tidak memiliki kebebasan dalam berinovasi, serta memiliki jangkauan dan pandangan yang sempit. Kedua, kultur sekolah semakin berorientasi cukup individualism 87 siswa41,63. Sekolah dengan individualism bercirikan siswa memiliki beban dalam mengerjakan tugas dari guru, otoritas terletak pada guru, dan siswa tidak memiliki tujuan berprestasi. Kultur tersebut berdampak pada siswa tidak memiliki 83 motif untuk berprestasi tinggi dan siswa menjadi sulit dalam mengembangkan kemampuan personal. Ketiga, kultur sekolah semakin berorientasi sangat femininity 97 siswa46,41. Sekolah dengan femininity bercirikan tidak terjadi kompetisi di dalam kelas dan didukung dengan guru yang tidak memiliki kompetensi dalam mengajar. Kultur tersebut mendorong siswa akan merasa tidak mempunyai jiwa kepemimpinan dan siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Keempat, kultur sekolah semakin berorientasi uncertainty avoidance cukup kuat 74 siswa 35,41. Sekolah dengan uncertainty avoidance cukup kuat bercirikan guru tidak memiliki kompetensi dalam menjelaskan dan adanya kerenggangan hubungan antara guru, siswa, dan orang tua. Kultur tersebut berdampak pada siswa tidak memiliki prespektif ke depan, jangkuan atau pandangan yang sempit, dan tidak adanya hubungan serta komunikasi antar personal. Sementara minat siswa berwirausaha terkategorikan tinggi 96 siswa45,93. Hasil penelitian ini ternyata tidak sejalan dengan awal penelitian, bahwa ada hubungan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha. Menurut Hofstede 1994:181-182 dalam Saptono dan Muhadi, 2005:53- 56 hal-hal yang diduga menyebabkan hasil ini menunjukkan hasil-hasil demikian adalah: 1 hasil penelitian menunjukkan siswa berasal dari kultur keluarga berdimensi power distance cukup besar. Pada kultur tersebut adanya jarak antara guru dan siswa di kelas dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja, tetapi di 84 luar kelas siswa dapat mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, ikut dalam anggota koperasi, dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kewirausahaan. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan-kegiatan tersebut akan mendorong siswa memiliki minat yang tinggi untuk berwirausaha; 2 hasil penelitian menunjukkan siswa berasal dari kultur keluarga berdimensi cukup individualism. Pada kultur tersebut anak mempunyai sifat individual di dalam kelas maupun di luar kelas dan akan menolak untuk bekerja sama dalam kelompok untuk mengerjakan soal. Kondisi demikian akan menyebabkan siswa ingin tampil beda, selalu ingin menjadi pemenang, dan tidak ingin diatur oleh teman-temannya di sekolah. Sifat seperti ini akan menumbuhkan kemandirian, memiliki kemampuan dalam menciptakan gagasan, dan keorisinilan dalam berkreativitas; 3 hasil penelitian menunjukkan siswa berasal dari kultur keluarga berdimensi sangat femininity. Pada kultur tersebut siswa sulit untuk mengikuti dan menerima pelajaran yang disampaikan guru di dalam kelas. Proses pembelajaran di sekolah tidak hanya didapatkan oleh siswa di dalam kelas, tetapi di luar kelas siswa dapat mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, ikut dalam anggota koperasi sekolah, dan kegiatan praktik DIDU. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan tersebut akan mendorong siswa memiliki minat berwirausaha; 4 hasil penelitian menunjukkan siswa berasal dari kultur keluarga berdimensi uncertainty avoidance cukup kuat. Pada kultur tersebut siswa merasa cemas saat menghadapi kondisi ketidakpastian. Misalnya seorang siswa akan cemas dalam menunggu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 pengumuman kelulusan ujian nasional. Kondisi demikian akan membuat siswa mengambil resiko untuk membuka peluang kerja kewirausahaan dengan keahlian yang dimiliki dari kegiatan-kegiatan yang telah diikutinya di sekolah seperti: ekstrakurikuler, menjadi anggota koperasi sekolah, kegiatan DIDUDK, dan kegiatan lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Depok maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak ada hubungan kultur keluarga dengan minat siswa berwirausaha. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan pada dimensi power distance menunjukkan χ² hitung = 1,1621 χ² tabel = 7,81; pada dimensi collectivism vs individualism menunjukkan χ² hitung = 0,4853 χ² tabel = 7,81; pada dimensi femininity vs masculinity menunjukkan χ² hitung = 1,1074 χ² tabel = 9,49; dan pada dimensi uncertainty avoidance menunjukkan χ² hitung = 0,4975 χ² tabel = 7,81. 2. Tidak ada hubungan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha. Hal ini didukung dengan perhitungan pada dimensi power distance menunjukkan χ² hitung = 0,8016 χ² tabel = 9,49; pada dimensi collectivism vs individualism menunjukkan χ² hitung = 1,5435 χ² tabel = 9,49 ; pada dimensi femininity vs masculinity menunjukkan χ² hitung = 1,3261 χ² tabel = 5,99; dan pada dimensi uncertainty avoidance menunjukkan χ² hitung = 0,0406 χ² tabel = 9,49. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mencoba untuk mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Penulis menyarankan kepada orang tua agar lebih menciptakan dan mengembangkan pendidikan di dalam keluarga. Penciptaan dan pengembangan pendidikan di dalam keluarga dapat dilakukan dengan memantau perkembangan belajar anak, memonitoring segala aktivitas anak di rumah, memberikan pelajaran tambahan atau kursus kepada anak khususnya dalam hal perkembangan keterampilan anak seperti: kursus memasak, melukis, dan berbagai keterampilan lainnya, dan menyediakan buku-buku, majalah, video serta media lain yang berisi kisah sukses seorang wirausaha. 2. Penulis menyarankan sekolah perlu meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan dan pelatihan sebab mendorong minat siswa untuk berwirausaha. Peningkatan dan pengembangan kualitas program pendidikan dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah seperti: pencapaian kompetensi mata pelajaran, perbaikan pengelolaan koperasi sekolah atau usaha lain yang bersifat wirausaha, menghadirkan wirausahawan sebagai guru tamu di sekolah, dan pemberian tugas-tugas yang dapat merangsang kreativitas siswa, dan kualitas praktik industri, misalnya: pemilihan tempat yang sesuai dengan program keahlian siswa dan peningkatan monitoring guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KULTUR SEKOLAH DAN POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK Hubungan Antara Kultur Sekolah Dan Pola Asuh Demokratis Dengan Sikap Kewirausahaan Siswa SMK.

0 0 13

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kultur Sekolah Dan Pola Asuh Demokratis Dengan Sikap Kewirausahaan Siswa SMK.

0 0 12

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswi kelas IX SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

0 1 282

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo.

0 1 294

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta.

0 0 265

HUBUNGAN PROFIL JIWA WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN.

1 4 84

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta - USD Repository

0 0 263

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 0 292

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswi kelas IX SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Yogyakarta - USD Repository

0 1 280

Hubungan kultur keluarga dan kultur sekolah dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa kelas X SMK Negeri I Depok, Sleman - USD Repository

0 0 159