indikator yang meliputi : ketegangan payudara sebelum menyusui, ASI yang merembes dari puting susu dengan memencet puting susu ibu, frekuensi
menyusui 6-8 kali sehari, frekuensi buang air kecil bayi 6-8 kali sehari, bayi tidur tenang setiap selesai menyusu, pengeluaran mekonium dalam 24 jam pertama.
3.6. Metode Pengukuran
Metode pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian Variabel
Jlh item
Skor Hasil
pengukuran Alat ukur
Skala ukur
Dependen
Kecepatan Produksi ASI
6 item Bila
jawaban dan hasil
observasi : Ya = 1
Tidak = 0 Skor tertinggi = 6
Skor terendah = 0 Hidayat, 2011
Cepat : jika skor 4-
6 Lambat : jika skor
0-3 lembar
observasi dan kuesioner
Nominal
Independen
Inisiasi Menyusu
Dini 7 item
Ya : dilakukan
Tidak : jika tidak
dilakukan Tepat = jika
semua item dilaksanakan
Tidak tepat = jika salah satu
atau lebih item tidak
dilaksanakan Lembar
observasi Nominal
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Lanjutan Variabel
Jlh item
Skor Hasil
pengukuran Alat ukur
Skala ukur
Asupan gizi saat hamil
Cukup ≥ 2450 kal
AKE Kurang 2450
kal AKE Hardinsyah,
2012 Kuesioner
Recall 24 jam dan food
frequency questionnaire
bahan makanan
dikonversikan ke URT dalam
gram, kemudian
dianalisis menggunakan
AKG dalam menghasilkan
energi AKE dalam kalori.
Nominal
Tingkat kecemasan
24 item
Ya = 1 Tidak = 0
6 = Cemas ringan
7-12 = Cemas sedang
13-18 = Cemas berat
19-24 = Panik Kuesioner
dengan menggunakan
skala kecemasan
yang sudah baku yaitu
T-MAS Tailor
Manifest Anxiety Scale
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
3.7. Pengolahan dan Metode Analisis Data
3.7.1. Pengolahan Data
Pada penelitian ini data yang sudah dikumpulkan diolah, sehingga jelas sifat- sifat yang dimiliki data tersebut. Adapun langkah pengolahan data tersebut adalah
sebagai berikut : a. Editing
Berfungsi untuk memeriksa kelengkapan dari lembar observasi meneliti kembali, apakah isian lembar observasi sudah lengkap serta memeriksa kesinambungan
data serta keseragaman data. b. Coding
Coding adalah memberikan kode atau simbol tertentu untuk setiap jawaban guna memudahkan dalam pengolahan data.
c. Tabulating Setelah dilakukan editing dan koding maka data tersebut dikelompokkan ke
dalam suatu tabel sesuai dengan sifat-sifat data yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian. Lembar observasi yang berupa angka dimasukkan ke komputer
untuk di proses.
Universitas Sumatera Utara
3.7.2. Analisis Data
Analisa data penelitian dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat. a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi responden. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada
masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-square pada
tingkat kemaknaan α 0,05 c. Analisis Multivariat
Analisa multivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan seluruh variabel independen secara bersama – sama dengan variabel dependen kemudian
melihat variabel yang paling dominan berhubungan dengann variabel dependen. Bila hasil uji analisis bivariat mempunyai p 0,25 maka variabel tersebut
dimasukkan dalam analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda multiple logistic regression
pada tingkat kepercayaan 95. α = 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Dalam Bab ini dipaparkan secara lengkap hasil penelitian mengenai hubungan inisiasi menyusu dini, asupan gizi saat hamil dan tingkat kecemasan dengan
kecepatan produksi ASI ibu pascapersalinan yang telah dilaksanakan di Bidan Praktek Mandiri BPM Suryani Medan, BPM Sumiariani Medan, BPM Nilawati,
BPM Fatma Situmorang dan BPM Nurma Medan. Telah diteliti sebanyak 94 responden ibu pascapersalinan yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan menanda
tangani surat pernyataan setuju menjadi responden dalam penelitian. Distribusi responden penelitian yang diperoleh dari 5 bidan praktek mandiri BPM Medan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Penelitian No.
Nama BPM Jumlah
1. BPM Suryani
19 20,21
2. BPM Sumiariani
28 29,78
3. BPM Nilawati
14 14,90
4. BPM Fatma Situmorang
8 8,51
5. BPM Nurma
25 26,60
Total 94
100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden diperoleh dari BPM Sumiariani yaitu sebanyak 28 orang 29,78, dan sebagian kecil diperoleh
dari BPM Fatma Situmorang yaitu sebanyak 8 orang 8,51.
Universitas Sumatera Utara
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Bidan praktek mandiri BPM adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktek
kebidanan, yang merupakan peralihan dari bidan praktek swasta menjadi bidan praktek mandiri.
Bidan, sebagai salah satu ujung tombak pemberian pelayanan kesehatan khususnya kebidanan terhadap masyarakat, juga senantiasa harus berupaya
untuk terus meningkatkan mutu pelayanannya. Dengan dilatarbelakangi tingginya angka kematian ibu dan bayi bidan harus meningkatkan kualitas pelayanan dengan
meningkatkan kompetensi bidan yang tentunya ditunjang oleh fasilitas yang memadai
demi tercapainya mutu dan kualitas pelayanan. Bidan praktek mandiri BPM Suryani, BPM Sumiariani, BPM Nilawati,
BPM Fatma Situmorang dan BPM Nurma yang berdomisili di sekitar Pemerintahan Kota Medan merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
oleh bidan yang telah menyelesaikan pendidikan minimal D3 sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Bidan praktek mandiri
tersebut telah mengikuti standart yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan PERMENKES nomor HK.02.02MENKES1492010
yang mewajibkan bidan harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktek bidan SIPB yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan syarat telah menyelesaikan
pendidikan minimal D3 Kebidanan. Bidan-bidan tersebut telah memenuhi syarat dengan meningkatkan pendidikan yang tadinya hanya sampai jenjang pendidikan
Diploma I D1 menjadi D3 Kebidanan.
Universitas Sumatera Utara
Dari segi kelengkapan fasilitas BPM tersebut juga telah memenuhi standart yang telah ditetapkan pemerintah yaitu memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana serta pelayanan kesehatan masyarakat. Kelengkapan fasilitas tersebut meliputi : ruangan praktik dan peralatan untuk
tindakan asuhan kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan prasekolah yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat;
menyediakan maksimal 2 dua tempat tidur untuk persalinan; dan memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ruang praktek bidan yang
terpisah dengan ruang keluarga yang terdiri dari : ruang tunggu, ruang pemeriksaan,
ruang persalinan, ruang rawat inap WC Kamar mandi, ruang pencegahan dan pengendalian infeksi.
Pelayanan yang diberikan pada bidan praktek mandiri tersebut meliputi : pelayanan antenatal ANC; pelayanan persalinan; pelayanan kunjungan nifas;
pelayanan imunisasi; dan pelayanan keluarga berencana. Tenaga kerja yang bekerja di bidan praktek mandiri tersebut meliputi : Bidan pemilik pendidikan D3, Asisten
bidan pendidikan D3, dan pekarya rumah tangga SMA. Dalam proses persalinan bidan – bidan tersebut menjalankan prosedur sesuai
dengan standart yaitu melaksanakan asuhan persalinan normal yang didalamnya temasuk pelaksanaan inisiasi menyusu dini sehingga pantaslah bagi bidan – bidan
Universitas Sumatera Utara
tersebut untuk mendapatkan penghargaan dengan sebutan bidan delima sebagai tanda BPM tersebut telah memenuhi standart.
Melalui Permenkes Nomor 2562MenkesPerXII2011, bidan pelaksana praktik mandiri yang memenuhi syarat termasuk bidan – bidan tersebut, difasilitasi
untuk menjadi provider layanan jaminan persalinan JAMPERSAL yaitu jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan
persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan keluarga berencana pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan dengan melibatkan tenaga kesehatan yaitu bidan praktik mandiri yang telah mengikuti pelatihan. Program Jaminan persalinan merupakan program pemerintah
yang didasarkan pada ketentuan hukum dalam melaksanakan fungsi dan tugas pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi AKB dan
Angka Kematian Ibu AKI. Sehingga dengan begitu pasien yang berhubungan dengan proses persalinan mengalami peningkatan yang tadinya hanya berkisar
15 – 20 persalinan menjadi hingga mencapai 30 – 50 persalinan di setiap bulannya oleh karena biaya persalinannya ditanggung oleh pemerintah atau gratis.
4.2. Karakteristik