Tahapan Perilaku Bayi pada saat Proses Inisiasi Menyusu Dini

2.2.4. Tahapan Perilaku Bayi pada saat Proses Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Roesli 2012, jika bayi baru lahir segera dikeringkan dan diletakkan di perut ibu dengan kontak kulit ke kulit dan tidak dipisahkan dari ibunya setidaknya satu jam, semua bayi akan melalui lima tahapan perilaku pre-feeding behaviour sebelum ia berhasil menyusu diantaranya adalah sebagai berikut : a. Dalam 30 menit pertama; stadium istirahatdiam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Bonding hubungan kasih sayang ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman yang dapat meningkatkan kepercayaan diri ibu terhadap kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. b. Antara 30-40 menit; Mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. c. Mengeluarkan air liur; saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya. d. Bayi mulai bergerak ke arah payudara; Areola sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menghentakan-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya. Universitas Sumatera Utara e. Menemukan, menjilat, membuka mulut lebar, mengulum puting, dan melekat dengan baik. UNICEF 2007 menyebutkan inisiasi menyusu dini disebut juga sebagai proses Breast crawl. Dalam sebuah publikasi yang berjudul Breast Crawl: A Scientific Overview, ada beberapa hal yang menyebabkan bayi mampu menemukan sendiri puting Ibunya, dan mulai menyusui, yaitu: a. Sensory Inputs Indera yang terdiri dari penciuman; terhadap bau khas Ibunya setelah melahirkan, penglihatan; karena bayi baru dapat mengenal pola hitam putih, bayi akan mengenali puting dan wilayah areola ibunya karena warna gelapnya. Berikutnya adalah indera pengecap; bayi mampu merasakan cairan amniotic yang melekat pada jari-jari tangannya, sehingga bayi pada saat baru lahir suka menjilati jarinya sendiri. Kemudian, dari indera pendengaran; sejak dari dalam kandungan suara ibu adalah suara yang paling dikenalnya. Dan yang terakhir dari indera perasa dengan sentuhan; sentuhan kulit-ke-kulit antara bayi dengan ibu adalah sensasi pertama yang memberi kehangatan, dan rangsangan lainnya. b. Central Component Otak bayi yang baru lahir sudah siap untuk segera mengeksplorasi lingkungannya, dan lingkungan yang paling dikenalnya adalah tubuh ibunya. Rangsangan ini harus segera dilakukan, karena jika terlalu lama dibiarkan, bayi akan kehilangan kemampuan ini. Inilah yang menyebabkan bayi yang langsung dipisah Universitas Sumatera Utara dari ibunya, akan lebih sering menangis daripada bayi yang langsung ditempelkan ke tubuh ibunya. c. Motor Outputs Bayi yang merangkak di atas tubuh ibunya, merupakan gerak yang paling alamiah yang dapat dilakukan bayi setelah lahir. Selain berusaha mencapai puting ibunya, gerakan ini juga memberi banyak manfaat untuk sang Ibu, misalnya mendorong pelepasan plasenta dan mengurangi pendarahan pada rahim Ibu. Tidak semua ibu dapat melakukan inisiasi menyusu dini. Bayi dan ibu yang dapat melakukan inisiai menyusu dini harus memenuhi syaratkriteria sebagai berikut : a lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong, b bila lahir dengan tindakan, maka inisiasi menyusu dini dilakukan setelah bayi cukup sehat, dan refleks mengisap baik, c bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, inisiasi menyusu dini dilakukkan segera setelah kondisi ibu dan bayi stabil, d bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama nilai apgar minimal 7, e umur 37 minggu atau lebih, f berat lahir 2500 gram atau lebih, f tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum, h bayi dan ibu sehat. Jika tidak memenuhi kriteria diatas, maka inisiasi menyusu dini tidak bisa dilakukan misalnya pada : a bayi yang prematur, b bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram, c bayi dengan sepsis, d bayi dengan gangguan nafas, e bayi dengan cacat bawaan berat, f ibu dengan infeksi berat. Universitas Sumatera Utara

2.3. Asupan Gizi saat Hamil

Dokumen yang terkait

Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan di BPM (Bidan Praktek Mandiri) Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan 2014

0 43 60

Persepsi Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Bersalin Kota Medan

1 39 117

Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan

0 22 67

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.

0 33 89

Perilaku Bidan Praktek Swasta Dalam Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini di Kota Medan Tahun 2010

0 40 88

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS PEKERJAAN IBU, DAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

2 8 102

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS PEMBERIAN ASI DI Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Status Pemberian ASI Di Kecamatan Jatipu

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Status Pemberian ASI Di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar.

0 1 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS PEMBERIAN ASI DI Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Status Pemberian ASI Di Kecamatan Jatipu

0 2 16

Hubungan Dukungan Suami Dan Peran Bidan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini COVERR

0 0 13