kali, hidup awak udah setua ini masih ngontrak. Maunya kan dia bisa bantuin saya cari makan, tapi malah ongkang-ongkang kaki kayak gitu gak beres”.
Wawancara dengan keluarga ibu pascapersalinan juga memperkuat dan memperjelas keterangan yang diberikan oleh ibu pasca persalinan yang menunjukkan
bahwa ibu pascapersalinan memang mengalami kecemasan.
b. Adik Ipar dari Ibu Pascapersalinan
“Iya kak kami semua bingung karena bayinya nangis aja. Mungkin karena gak ada susunya itu. Digendong aja baru tenang, capek lah kami gendong-gendong
aja. Mamaknya pun dari tadi nangis aja, udah kami nasehatin supaya tenang tapi nangisnya tambah parah. Suaminya pun memang belum datang-datang lagi
semenjak udah lahir bayinya. Tadi memang pas mau lahir anaknya dia ada tapi sebelumnya itu pas masih nyakitin perutnya dia gak nungguin istrinya,
sedangkan biasanya ditungguin sampai siap semuanya. Sekarang malah gak ditungguin, terus udah siap lahir anaknya terus pigi entah kemana lagi. Jadi
kakakku ini kayaknya bingung dan sedih.
Wawancara dengan keluarga ibu pascapersalinan juga memperkuat dan memperjelas keterangan yang diberikan oleh ibu pasca persalinan yang menunjukkan
bahwa ibu pascapersalinan memang mengalami kecemasan.
4.8.3. Ibu Bidan Pemilik BPM
“Kalau di klinik saya memang pada setiap persalinan diupayakan untuk menerapkan inisiasi menyusu dini, sebagai upaya melancarkan produksi ASI.
Tapi kadang-kadang kita merasa kesulitan menghadapi masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah. Kalau kita cerita masalah ilmu yang baru misalkan saja
inisiasi menyusu dini ini mereka lebih percaya pada mitos dari orang tua mereka yang sering menganggap air susu yang pertama keluar itu basi karena sudah
berbulan-bulan tersimpan dalam payudaranya. Belum lagi kita berhadapan langsung dengan orang tuanya yang lebih banyak percaya terhadap mitos-mitos
itu. Kalau sudah selesai membersihkan ibunya si Ibu bersalin setelah bersalin langsung neneknya sibuk untuk minta supaya bayinya diberi susu formula.
Padahal kan memang belum banyak ASI-nya dan memang bayi pun belum perlu kali kenyang kalau nysusu. Kadang-kadang saya bilang iya nek nanti ya tunggu
6 jam baru boleh minum susu supaya mengulur-ulur waktu. Harapan saya setelah 6 jam itu neneknya lupa untuk minta susu formula lagi. Tapi kalau
Universitas Sumatera Utara
bayinya nangis terus neneknya akan langsung bingung lagi. Jadi ujung-ujungnya ya terpaksa dikasi susu formula lah. Dan biasanya memang ASI itu belum
banyak keluar di dua hari pertama. Tapi nanti kalau dia udah pulang ke rumah baru ASI-nya banyak. Jadi memang kalau udah banyak biasanya susu itu gak
dikasi lagi karena air susu mamaknya sudah cukup, tetapi gak jarang juga jadi keterusan karena katanya anaknya gak puas kalau cuma minum susu dari ibunya
aja. Kalau ASI eksklusif memang jarang terpenuhi disini karena melihat kondisi pasien yang beragam masalahnya seperti itu. Tetapi kami disini berupaya juga
memotivasi supaya setelah ASI nya banyak tetap ASI yang jadi prioritas diberikan pada bayinya sampai umur 6 bulan setelah itu diberikan makanan
tambahan. Namun kadang-kadang kalau sudah sampai di rumahnya apalagi anak pertama yang biasanya tinggal dengan ibunya ataupun ibu mertua sering
kali si ibu tak berdaya kalau harus melawan apa yang disuruh oleh mertuanya untuk memberikan makanan selain ASI agar bayinya tidak kelaparan katanya.
Saat memandikan bayi saya pernah tanya sama ibunya kenapa diberikan makanan lain contohnya pisang barangan karena kata neneknya dia itu lapar
makanya nangis aja. Setiap dikatakan ibunya kalau ibu bidan melarang memberikan makanan pendamping selain ASI ibu mertuanya bilang “anak-
anakku dulu pun ku kasi makan waktu masih bayi, buktinya masih sehat sampai sekarang”.
Dari wawancara dengan ibu pemilik BPM menunjjukkan bahwa bidan sering menemukan kendala dengan keadaan karakteristik masyarakat sebagai calon ibu
bersalin dan ibu nifas. Masyakarat masih banyak dipengaruhi oleh budaya yang masih mempercayai mitos-mitos yang dapat memengaruhi motivasi ibu untuk dapat
memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk menyusui bayinya sehingga menimbulkan kecemasan.
4.8.4. Bidan Pegawai BPM