Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu materi pelajaran akuntansi di jenjang pendidikan SMA adalah jurnal penutup. Jurnal penutup adalah pencatatan pemindahan saldo akun nominal sementara berupa pendapatan dan beban ke akun modal melalui ikhtisar labarugi, serta pemindahan saldo akun prive ke akun modal. Jurnal penutup dilakukan pada setiap akhir suatu periode akuntansi terhadap akun-akun yang bersifat sementara yang meliputi akun-akun laporan rugi laba. Akun-akun laporan rugi laba ini digolongkan sebagai akun yang bersifat sementara karena sifatnya yang sementara. Akun pendapatan dan beban merupakan akun nominal atau akun sementara yang dibuka untuk menghitung labarugi perusahaan selama satu periode. Akhirnya saldo labarugi dipindahkan ditutup ke akun modal, sehingga akun sementara itu bersaldo nol. Begitu juga dengan akun prive merupakan akun sementara yang digunakan untuk menampung mencatat penarikan modal selama satu periode akuntansi. Saldo prive ini juga dipindahkan ditutup ke akun modal. Proses pemindahan akun sementara ke akun modal dicatat dalam jurnal umum yang disebut dengan jurnal penutup. Setelah selesai jurnal penutup kemudian diposting dipindahbukukan ke dalam buku besar yang sesuai. Sehingga akun buku besar nominal akan benar-benar bersaldo nol. Jurnal penutup penting untuk dipelajari oleh siswa sebagai pembelajaran akuntansi karena dengan memahami jurnal penutup, siswa dapat menghitung jumlah labarugi dari akun pendapatan dan beban, memindahkan menolkan saldo akun sementara ke akun modal untuk pencatatan periode berikutnya, dan menghitung modal akhir periode. Dengan adanya penutupan tersebut, akun- akun nominal dapat bersaldo nol dan dapat digunakan dalam periode selanjutnya. Unsur penting dalam proses pendidikan salah satunya adalah proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar ini terjadi interaksi antara guru dan siswa yang masing-masing memegang peranan yang penting. Guru dan siswa saling membentuk lingkungan belajar yang efekif dan menarik sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Seorang guru harus menyadari apa yang seharusnya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat mengantar anak didik sampai ke tujuan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, berdasarkan Undang- Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003, yaitu mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi masyarakat yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk itu diperlukan adanya perubahan dalam pembelajaran sesuai perkembangannya. Perubahan yang dilakukan oleh guru antara lain dapat memperbaiki kondisi belajar, perubahan metode mengajar, pemberian tugas rumah secara rutin, maupun penggunaan media pembelajaran yang dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran karena sesuai dengan taraf berpikir siswa. Tahap berpikir siswa dimulai dari cara berpikir sederhana ke cara berpikir yang kompleks. Untuk melihat keberhasilan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan unsur yang sering kali menjadi perhatian. Melalui prestasi belajar, pihak sekolah dan orang tua siswa dapat melihat kinerja guru dalam mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar. Prestasi belajar yang baik tidak dapat dicapai dengan mudah oleh siswa. Banyak hal yang berpengaruh dalam prestasi belajar, salah satunya adalah motivasi belajar. Apabila motivasi belajar meningkat, prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, pemilihan metode pembelajaran menjadi kendala bagi para guru. Dalam pemilihan metode pembelajaran, guru dituntut untuk menjadi guru yang kreatif sehingga mampu menyampaikan materi dengan lebih bervariasi dan inovatif. Strategi meningkatkan motivasi belajar menjadi materi yang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 3 November 2011 dikelas XI IPS 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta, terlihat beberapa masalah yang muncul berkaitan dengan motivasi dan prestasi. Permasalahan tersebut diantaranya mengenai kondisi siswa. Melalui pengamatan yang dilakukan oleh penulis, terdapat 60 siswa kelas XI IPS 3 SMA Kolese De Britto yang kurang serius dan kurang fokus ketika mengikuti pelajaran akuntansi. Ini bisa dilihat ketika pelajaran berlangsung, kebanyakan siswa berbicara dengan teman duduknya, ada yang sibuk menggambar, bermain hand phone, bahkan ada yang berpindah-pindah tempat duduk ketika guru sedang menjelaskan materi. Siswa juga kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Ini terlihat kurangnya partisipasi siswa dalam pelajaran berupa pertanyaan kontekstual maupun pengemukaan pendapat, hanya terdapat 20 siswa yang secara aktif mengikuti pelajaran akuntansi. Siswa memiliki minat yang kurang dalam pembelajaran dan terlihat saat guru memberikan latihan-latihan soal, siswa terlihat diam namun tidak mengerjakannya dengan baik. Berdasarkan tugas yang diberikan guru kepada siswanya, terdapat sekitar 35 siswa yang mampu mengerjakan dan menjawab pertanyaan dengan baik. Hal ini memungkinkan disebabkan oleh siswa jenuh dengan jenis soal yang hampir sama di setiap pertemuan. Selain kondisi siswa, pemasalahan tampak berasal dari guru. Dalam proses belajar mengajar, guru secara dominan menggunakan metode ceramah dan memberikan latihan soal kepada siswa untuk membantu siswa memahami materi. Harapannya, semakin banyak siswa berlatih, siswa menjadi lebih paham. Namun demikian, tampak siswa bosan dengan metode ceramah yang diterapkan guru. Cukup banyak siswa yang tidak mengerjakan soal dan bahkan membuat kegaduhan. Melihat keadaan tersebut, guru dituntut untuk menggunakan metode lain yang dirasa lebih menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Ada berbagai model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru untuk tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi juga pemberian kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik agar mereka dapat belajar dalam suasana menyenangkan, gembira, penuh semangat akan membangkitkan rasa ingin tahunya sehingga tumbuh minat dan motivasinya untuk belajar. Dengan memotivasi belajar yang tinggi pasti akan besar pengaruhnya terhadap hasil belajar yang mereka capai. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan hasil belajar melalui penerapan metode belajar kooperatif yang berbasiskan permainan game. Bentuk pembelajaran kooperatif yang paling tua dan yang cukup menarik untuk digunakan adalah metode pembelajaran Teams-Games- Tournaments TGT . Metode pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam suatu kelas. Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa membedakan status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan di dalamnya mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan Slavin, 1995:84. Dengan penerapan metode TGT ini, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar, meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini pada dasarnya merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen tinggi, rendah, sedang. Keaktifan siswa dalam kelompok tersebut dapat menimbulkan kerja sama dan saling membantu dengan siswa lainnya dalam tugas-tugas terstruktur dimana guru bertindak sebagai fasilitator. Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeyakinan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES- TOURNAMENTS TGT DALAM PELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL PENUTUP SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA ”. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI POKOK BAHASAN HIDROSFER

1 10 118

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kolese de Britto Yogyakarta.

0 5 220

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar.

0 2 357

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pembelajaran akuntansi : penelitian dilaksanakan di kelas XI IPS SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

1 7 319

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman pada mata pelajaran akuntansi

0 0 1

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam pelajaran akuntansi materi jurnal penutup sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa : penelitian dilaksanakan di kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogy

0 2 302

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kolese de Britto Yogyakarta - USD Repository

0 0 218