Analisis Data HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

pelajaran akuntansi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa menilai pada siklus pertama ini menunjukkan bahwa keseluruhan perangkat dan proses pembelajaran sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar.

B. Analisis Data

1. Motivasi Belajar a. Motivasi belajar setelah PTK Motivasi belajar merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai hasil belajar belajar tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang permanen yang dilandasi dengan tujuan tertentu. Salah satu bentuk yang menunjukkan seorang siswa termotivasi adalah adanya keinginan untuk berhasil. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran TGT . Deskripsi motivasi belajar disajikan berdasarkan PAP II lampiran 40 halaman 266: Tabel 5.13 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Setelah TGT No Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1 85 - 100 20 62,5 Sangat Tinggi 2 73 - 84 4 12,5 Tinggi 3 65 - 72 3 9,375 Sedang 4 57 - 64 2 6,25 Rendah 5 ≤ 56 3 9,375 Sangat Rendah Total 32 100 Tabel 5.13 adalah tabel yang menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa setelah tindakan. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar kriteria sangat tinggi adalah 62,5, dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Persentase siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi adalah 12,5, dengan jumlah siswa sebanyak 4 orang, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sedang adalah 9,375, dengan jumlah siswa 3 orang, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah 6,25 dengan jumlah siswa sebanyak 2 orang, dan siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat rendah adalah 9,375, dengan jumlah siswa sebanyak 3 orang. Data tersebut diambil dari pengisian kuesioner setelah tindakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar motivasi belajar siswa sesudah penerapan metode TGT adalah sangat tinggi yaitu sebesar 62,5. b. Komparasi motivasi sebelum dan sesudah PTK Tabel 5.14 Hasil Komparasi Motivasi Sebelum dan Sesudah PTK NO NAMA Sebelum Sesudah Selisih Peningkatan prestasi 1 A.M. ERGIG DIBITIANTO 69 93 24,00 35 2 AGUSTINUS SETYO PRAMONO 73 94 21,00 29 3 ANDREAS PRABU MAHESWARA SYIWANA 49 71 22,00 45 4 ANGGA ARDIANDI 65 91 26,00 40 5 ARDIYAN WISNU ADI 41 70 29,00 71 6 ARDY RADITYA HENDRAWAN 24 47 23,00 96 7 BONAVENTURA BIONOV VAVA PUTRA 55 86 31,00 56 8 CORNELIUS RICKY MADEWA 27 53 26,00 96 9 DIONISIUS BIMANA WINTANG PRADIPTA 67 91 24,00 36 10 EDOARDUS ANGGER RELO PAMBUDI 77 96 19,00 25 11 ELYADA ADI JOESIANTA 71 90 19,00 27 12 FELIX LIDWINO 63 89 26,00 41 13 GILBERTUS ADIN SURYA GUMILANG 33 66 33,00 100 14 GLANLAY GABRIEL SANTOSO 61 86 25,00 41 15 GREGORIUS AGUNG BRILLIANT 77 96 19,00 25 16 IMMANUEL AGUNG YOGA RADIKTYA 55 83 28,00 51 17 KEVIN IRWANTO 20 40 20,00 100 18 LAURENSIUS ADITYA JOSHUA WIDYANA 74 97 23,00 31 19 LIBERTUS PRAYOGO 31 61 30,00 97 20 MAHESA SANTOSO UTOMO 77 96 19,00 25 21 NATHANAEL OSCAR AURELIUS PRASETYA 41 60 19,00 46 22 OSVALDO RIO NUGROHO ARITONANG 74 97 23,00 31 23 RAPHAEL RAGAN RAYPUTERA 76 98 22,00 29 24 RAYNALDO SUDIRA 44 82 38,00 86 25 RIMTADO JULIUS CAESARIO TAMPUBOLO 56 88 32,00 57 26 RIO ADI NUGRAHA RIYANTESTY 64 92 28,00 44 27 STEFANUS KRISNA PRIMANTARA 80 100 20,00 25 28 STEFANUS SANE ALEXANDER 72 96 24,00 33 29 WILIBRORDUS KEVIN ROMARIO 39 78 39,00 100 30 YOHANES DAVIN DWI ATMOKO 44 82 38,00 86 31 YULIUS BAYU WICAKSONO 62 91 29,00 47 32 YUSTINUS CHRISTIAN WIDYO GURITNO 54 87 33,00 61 TOTAL 1815,00 2647,00 832,00 1712 RATA-RATA 56,72 82,72 26,00 46 Rerata untuk motivasi belajar siswa sebelum tindakan adalah 56,72, sedangkan untuk motivasi belajar siswa sesudah tindakan adalah 82,72. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan motivasi belajar sesudah dilaksanakan PTK dari sebelumnya sebesar 46. Tabel 5.15 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar pra-Implementasi Tindakan dan Sesudah Implementasi Tindakan No Interval Frekuensi Interpretasi Pra- Implementasi Sesudah Implementasi 1 85 - 100 20 Sangat Tinggi 2 73 - 84 8 4 Tinggi 3 65 - 72 5 3 Sedang 4 57 - 64 4 2 Rendah 5 ≤ 56 15 3 Sangat Rendah Total 32 32 Catatan: Perhitungan tersedia pada lampiran 40 halaman 266. Pada saat pra-implementasi tindakan, jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi sangat tinggi sebanyak 0 siswa, jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi sebanyak 8 siswa, yang memiliki tingkat motivasi sedang sebanyak 5 siswa, jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi rendah sebanyak 4 siswa, yang memiliki tingkat motivasi sangat rendah sebanyak 15 siswa. Sedangkan jumlah siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi setelah implementasi tindakan 20 siswa, jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi sebanyak 4 siswa, yang memiliki tingkat motivasi sedang sebanyak 3 siswa, jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi rendah sebanyak 2 siswa, yang memiliki tingkat motivasi sangat rendah sebanyak 3 siswa. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan motivasi belajar sesudah PTK dibandingkan sebelumnya. c. Pengujian prasyarat analisis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, data harus diuji normalitasnya. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.16 Data Hasil Pengujian Normalitas Selisih Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah PTK Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Selisih 32 26.00 5.881 19 39 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Selisih N 32 Normal Parameters a Mean 26.00 Std. Deviation 5.881 Most Extreme Differences Absolute .133 Positive .133 Negative -.117 Kolmogorov-Smirnov Z .753 Asymp. Sig. 2-tailed .622 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data di atas tampak bahwa distribusi data tentang motivasi belajar siswa kelas XI IPS 3 sebelum dan sesudah menggunakan metode TGT secara keseluruhan adalah normal Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 d. Pengujian hipotesis Ho 1 Ha : Tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta dalam pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. 1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta dalam pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : Ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 3 Berikut ini disajikan hasil pengujian beda rata-rata motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah PTK: Tabel 5.17 Pengujian Beda Rata-rata Kuesioner Sebelum dan Sesudah PTK Berdasarkan hasil pengujian statistik tampak bahwa nilai � ℎ����� = 25,011 lebih besar daripada � ����� = 2,040 dan nilai Sig. 2-tailed = 0,000 α = 0,05. Dengan demikian � 01 ditolak dan � �1 diterima, artinya bahwa ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode Teams-Games-Tournaments TGT dalam materi jurnal penutup pada siswa kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta. 2. Hasil Belajar a. Hasil belajar siswa setelah PTK Deskripsi hasil belajar disajikan berdasarkan PAP II lampiran 41 halaman 269: Tabel 5.18 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Setelah TGT Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviat ion Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Sebelum PTK – Sesudah PTK - 26.000 5.881 1.040 -28.120 -23.880 -25.011 31 .000 No Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1 81 – 100 10 31,25 Sangat Tinggi 2 66 – 80 17 53,12 Tinggi Tabel 5.18 adalah tabel yang menunjukkan hasil belajar dengan siswa setelah tindakan. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki hasil belajar dengan kriteria sangat tinggi adalah 31,25, dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang. Persentase siswa yang memiliki hasil belajar dengan tinggi adalah 53,12, dengan jumlah siswa sebanyak 17 orang, siswa yang memiliki hasil belajar dengan sedang adalah 6,25, dengan jumlah siswa 2 orang, siswa yang memiliki hasil belajar dengan rendah 3,13 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang, dan siswa yang memiliki hasil belajar dengan sangat rendah adalah 6,25, dengan jumlah siswa sebanyak 2 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar belajar siswa sesudah penerapan metode TGT termasuk dalam kriteria tinggi yaitu sebanyak 17 orang siswa atau 53,12. b. Komparasi hasil belajar sebelum dan sesudah PTK Berikut ini adalah rekap hasil belajar siswa pra-implementasi dan sesudah implementasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.19 Rekap Hasil Belajar Siswa Pra-Implementasi dan Sesudah Implementasi Tindakan NO NAMA LENGKAP Pre- test Post- test Peningkatan prestasi Ketuntasan Belajar 1 A.M. ERGIG DIBITIANTO 33,33 60,00 80 Tidak Tuntas 3 56 – 65 2 6,25 Sedang 4 46 – 55 1 3,13 Rendah 5 ≤ 55 2 6,25 Sangat Rendah Total 32 100 2 AGUSTINUS SETYO PRAMONO 33,33 73,33 120 Tuntas 3 ANDREAS PRABU MAHESWARA SYIWANA 40,00 93,33 133 Tuntas 4 ANGGA ARDIANDI 46,67 73,33 57 Tuntas 5 ARDIYAN WISNU ADI 66,67 86,67 30 Tuntas 6 ARDY RADITYA HENDRAWAN 33,33 86,67 160 Tuntas 7 BONAVENTURA BIONOV VAVA PUTRA 33,33 86,67 160 Tuntas 8 CORNELIUS RICKY MADEWA 46,67 73,33 57 Tuntas 9 DIONISIUS BIMANA WINTANG PRADIPTA 13,33 73,33 450 Tuntas 10 EDOARDUS ANGGER RELO PAMBUDI 46,67 73,33 57 Tuntas 11 ELYADA ADI JOESIANTA 40,00 86,67 117 Tuntas 12 FELIX LIDWINO 46,67 80,00 71 Tuntas 13 GILBERTUS ADIN SURYA GUMILANG 53,33 66,67 25 Tidak Tuntas 14 GLANLAY GABRIEL SANTOSO 20,00 73,33 267 Tuntas 15 GREGORIUS AGUNG BRILLIANT 53,33 86,67 63 Tuntas 16 IMMANUEL AGUNG YOGA RADIKTYA 20,00 60,00 200 Tidak Tuntas 17 KEVIN IRWANTO 40,00 86,67 117 Tuntas 18 LAURENSIUS ADITYA JOSHUA WIDYANA 53,33 93,33 75 Tuntas 19 LIBERTUS PRAYOGO 40,00 46,67 17 Tidak Tuntas 20 MAHESA SANTOSO 73,33 86,67 18 Tuntas UTOMO 21 NATHANAEL OSCAR AURELIUS PRASETYA 66,67 80,00 20 Tuntas 22 OSVALDO RIO NUGROHO ARITONANG 33,33 75,00 125 Tuntas 23 RAPHAEL RAGAN RAYPUTERA 46,67 53,33 14 Tidak Tuntas 24 RAYNALDO SUDIRA 46,67 73,33 57 Tuntas 25 RIMTADO JULIUS CAESARIO TAMPUBOLO 53,33 66,67 25 Tidak Tuntas 26 RIO ADI NUGRAHA RIYANTESTY 40,00 73,33 83 Tuntas 27 STEFANUS KRISNA PRIMANTARA 53,33 80,00 50 Tuntas 28 STEFANUS SANE ALEXANDER 33,33 66,67 100 Tidak Tuntas 29 WILIBRORDUS KEVIN ROMARIO 40,00 73,33 83 Tuntas 30 YOHANES DAVIN DWI ATMOKO 40,00 66,67 67 Tidak Tuntas 31 YULIUS BAYU WICAKSONO 20,00 40,00 100 Tidak Tuntas 32 YUSTINUS CHRISTIAN WIDYO GURITNO 53,33 86,67 63 Tuntas TOTAL 1360,00 2381,67 3061 RATA-RATA 42,50 74,43 75 Rerata untuk hasil belajar siswa sebelum tindakan adalah 42,50, sedangkan untuk hasil belajar siswa sesudah tindakan adalah 74,43. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar sebesar 75. Tabel 5.20 Rekap Hasil Tes Hasil Belajar pra-Implementasi Tindakan dan Sesudah Implementasi Tindakan No Interval Frekuensi Interpretasi Pra- Implementasi Sesudah Implementasi 1 85 - 100 10 Sangat Tinggi 2 73 - 84 3 17 Tinggi 3 65 - 72 2 Sedang 4 57 - 64 1 Rendah 5 ≤ 56 29 2 Sangat Rendah Total 32 32 Catatan: Perhitungan tersedia pada lampiran 41 halaman 269. Pada saat pra-implementasi tindakan jumlah siswa yang memiliki tingkat hasil belajar sangat tinggi sebanyak 0 siswa, jumlah siswa yang memiliki tingkat hasil belajar tinggi sebanyak 3 siswa, yang memiliki tingkat hasil belajar sedang sebanyak 0 siswa, jumlah siswa yang memiliki tingkat hasil belajar rendah sebanyak 0 siswa, yang memiliki tingkat hasil belajar sangat rendah sebanyak 29 siswa. Sedangkan jumlah siswa yang memiliki hasil belajar sangat tinggi setelah implementasi tindakan 10 siswa, jumlah siswa yang memiliki tingkat hasil belajar tinggi sebanyak 17 siswa, yang memiliki tingkat hasil belajar sedang sebanyak 2 siswa, jumlah siswa yang memiliki tingkat hasil belajar rendah sebanyak 1 siswa, yang memiliki tingkat hasil belajar sangat rendah sebanyak 2 siswa. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan PTK dari yang sebelumnya telah tercapai. c. Pengujian prasyarat analisis Tabel 5.21 Data Hasil Pengujian Normalitas Selisih Hasil belajar Sebelum dan Sesudah PTK Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Selisih 32 31.9269 14.47423 6.67 60.00 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Selisih N 32 Normal Parameters a Mean 31.9269 Std. Deviation 1.44742E 1 Most Extreme Differences Absolute .118 Positive .118 Negative -.108 Kolmogorov-Smirnov Z .665 Asymp. Sig. 2-tailed .768 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data di atas tampak bahwa distribusi data tentang hasil belajar belajar siswa kelas XI IPS 3 sebelum menggunakan metode TGT dan sesudah menggunakan metode TGT secara keseluruhan adalah normal. d. Pengujian hipotesis Ho 2 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Kolese De Britto dalam pembelajaran Akuntansi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT Ha 2 Berikut ini disajikan hasil pengujian beda rata-rata pre-test dan post- test : : Ada perbedaan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Kolese De Britto dalam pembelajaran Akuntansi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tabel 5.22 Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan Paired Samples Test Paired Samples Test Paired Differences T df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviat ion Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 PreTest - PostTest - 3.1927 8E1 14.47 506 2.5588 5 - 37.1466 3 - 26.709 00 -12.477 31 .000 Berdasarkan hasil pengujian statistik tampak bahwa nilai � ℎ����� = 12,477 lebih besar daripada � ����� = 2,040 dan nilai sig. 2-tailed = 0,000 α = 0,05. Dengan demikian � 02 ditolak dan � �2 diterima, artinya bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode Teams-Games-Tournaments TGT dalam materi jurnal penutup pada siswa kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI POKOK BAHASAN HIDROSFER

1 10 118

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kolese de Britto Yogyakarta.

0 5 220

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar.

0 2 357

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pembelajaran akuntansi : penelitian dilaksanakan di kelas XI IPS SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

1 7 319

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman pada mata pelajaran akuntansi

0 0 1

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam pelajaran akuntansi materi jurnal penutup sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa : penelitian dilaksanakan di kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogy

0 2 302

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kolese de Britto Yogyakarta - USD Repository

0 0 218