Pendidikan Bebas Di SMA Kolese De Britto Sebagai Sikap Dasar

menyusun rencana induk pengembangan SMA Kolese De Britto tahun 2003- 2013 yang menjadi pedoman pengembangan di bidang kurikulum, pembinaan dan pendampingan siswa, sumber daya manusia, administrasi, sarana dan prasarana, serta keuangan. Tahun 2004-2005 SMA Kolese de Britto mulai menerapkan kurikulum 2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK dan setahun kemudian berubah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Mulai tahun itu SMA Kolese De Britto menambah satu kelas X dari enam kelas menjadi tujuh kelas dan pada tahun 2005-2006 dibuka kembali jurusan bahasa setelah sepuluh tahun tidak membuka jurusan bahasa, melengkapi dua jurusan yang sudah ada, yaitu IPA dan IPS. SMA Kolese De Britto tetap hanya menerima siswa putra, meskipun demikian jumlah peminat setiap tahunnya tetap melimpah.

B. Pendidikan Bebas Di SMA Kolese De Britto Sebagai Sikap Dasar

SMA Kolese De Britto memberanikan diri memakai istilah pendidikan bebas, yang dimaksud bukanlah suatu pendidikan ke arah anarki: suatu sistem yang bebas dari peraturan yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat. Bukan pula suatu sistem yang merestui segala penyelewangan dari nilai-nilai yang kami cita-citakan, melainkan terutama adalah suatu sikap dalam usaha kami, para pendidik bersama peserta didik, untuk bersama-sama mencari pengarahan dalam tindak-tanduk, berlandas pada pengakuan bahwa karunia manusia yang paling asasi dan luhur adalah kebebasannya yang harus diprioritaskan dalam proses pembentukan kepribadian. Dalam kesadaran tersebut, para pengajar SMA Kolese De Britto sependapata bahwa mereka tidak hanya menyampaikan bahan pelajaran saja mengajar, tetapi sekaligus mendidik. Artinya, menolong. Membantu mencarikan pengarahan kepada anak didik supaya dapat memilih jalan hidup serta perbuatan sendiri, tanpa sebelumnya atau sesudahnya menutup rapat- rapat kemungkinan pemilihan lain. Kemampuan dan kesanggupan untuk menentukan pilihan pribadi bagi tindak-tanduknya dan jalan hidupnya sendiri dengan tanggung jawab pribadi pribadi, tidak lain dan tidak bukan adalah kebebasannya. Sikap yang harus mendasari pendidik dalam mendidik adalah menolong, bukan mengambil alih, mencarikan pengarahan membimbing pada anak didik. Anak didik adalah subjek, yaitu “sumber, pembawa, pemilik” aktivitas manusia yang dikaruniai kebebasan untuk ‘melihat’ dan ‘memilih’ secara manusia, yaitu secara bebas apa yang dapat memberikan arti kepada hidupnya sebagai manusia hidup yang berperikemanusiaan. Pengarahan pemilikan itu tetap mengandaikan anak didik aktif-sadar akan kemampuannya, bebas untuk berpikir dan menilik yang baik atau yang tidak baik; yang ini atau yang itu, mungkin sama baiknya, bahkan yang sama buruknya. Keagungan manusia justru terletak pada kemungkinan untuk dapat memilih yang kurang baik, bahkan yang jahat sekalipun, tetapi akhirnya mungkin dengan banyak pengorbanan, masih berani dengan bebas memilih yang baik. Memang ada risikonya penyelewengan, ekses, tetapi resiko mengandung kemungkinan positif ‘pemanusiaan’ yang mahadahsyat. Pemilihan itu tidak ditentukan oleh penilaian baiktidak baik menurut pandangan sewenang-wenang pemilih bebas itu sendiri. Memilih secara manusia tidak berarti bahwa dia hidup sendiri tidak perlu peduli orang lain, atau sebaliknya dia bahkan hanyut tenggelam dalam dunia di mana perikemanusiaan sudah kabur. Secara manusiawi, manusia harus dapat memberikan pertanggungjawaban pada dirinya sendiri dan pada manusia lain yang sama dasar kemanusiaannya tentang apa yang dilakukannya. Jadi, sama sekali tidak berarti bahwa dia ‘bebas’ untuk memberikan atau tidak memberikan pertanggungjawaban apa-apa. Sudah barang tentu tanggung jawab itu untuk setiap orang tidak sama. Ini jelas dan jelas pula bahwa manusia yang tidak memiliki kebebasan tidak mungkin dapat dimintai pertanggungjawaban. Juga jelas, kebebasan tidak berkembang secara untung-untungan sebagaimana juga tidak dengan sifat-sifat yang lain, misalanya kejujuran, ketekunan. Semuanya harus dilatih. Kebebasan juga mengalami perkembangan dan karenanya harus diberi kesempataun untuk berkembang. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan kesanggupankemampuan asasi ini seperti mengajak meereka untuk secara bebas menjatuhkan sendiri pilihan pada nilai-nilai kemanusiaan serta berani memperjuangkannya dedikasi. Sebagaimana pendidik tidak dapat dipisahkan dari perbuatan lain yang menjadi ‘wadah’ pengartian mendidik, demikian pula ‘kebebasan’ bukan suatu aktivitas sendiri, terpisah, tetapi ‘tersirat’ dalam perbuatan lain; bebas dalam kejujuran atau jujur dengan bebas, bebas dalam perbuatan sosial atau berbuat sosial dengan bebas, dan seterusnya. Hanya dari manusia yang benar-benar dengan bebas ikhlas sadar akan perbuatannya dapat diharapkan dedikasi yang tidak kenal kompromi terhadap segala yang bertentangan dengan kemanusiaan. Hanya manusia bebas yang masih dapat dan berani melihat kemungkina ke arah perbaikan manusia, entah itu disebut modernisasi, pembangunan, dan sebagainya. Dengan demikian, SMA Kolese De Britto tidak menolak adanya tanggung jawab, tidak menolak adanya pengarahan, tidak pula unsur bimbingan, tidak pula bahwa manusia harus dapat berdikari, tetapi yang hendak dinomorsatukan di atas semua itu adalah dimensi kebebasan yang membuat manusia mampu memilih arah hidupnya. Kami mengakui, pendidikan bebas mengandalkan penghayatan ‘kebebasan’ pada para pendidik terlebih dahulu karena penyampain nilai-nilai kemanusiaan bukanlah suatu indoktrinasi atau suatu timbang-terima bahan pendidikan, tetapi suatu proses serah terima penghayatan pribadi satu pada dan dari yang lain. Orang sukar berbicara secara menyakinkan apabila dia sendiri tidak menghayati apa yang akan disampaikan. Orang sukar menuntut cinta atau kejujuran kalau dia sendiri tidak mencintai atau jujur. Cinta dan kejujuran tidak dapat dipaksakan, tetapi harus bersemi dari kebebasan pribadi yang sejati. Sebagaimana cinta mengenal seni untuk membangkitkan tanggapan cinta, begitu pula ‘kebebasan yang dihayati’ akan mampu menumbuhkan penghayatan kebebasan pada mereka yang ingin merdeka. Bebas, merdeka, tidak sebagai sesuatu yang berdiri lepas dari tindak-tanduk kehidupan sehari- hari, tetapi sebagai suatu tanda perikemanusiaan segenap tingkah laku serta perbuatan kita sehari-hari. Ini merupakan proses yang tidak terjadi secara untung-untungan kemerdekaan harus diperjuangkan, tetapi menuntut dari para pendidik, orang tua, dan guru suatu kebulatan tekad serta keuletan usaha untuk menjadikan nyata apa yang sebagai manusia kita rasakan dan terus kita perjuangkan: sekali merdeka tetap merdeka. Semoga uraian di atas dapat sekadar menolong memberikan gambaran tentang apa yang kami maksud dengan ‘sikap dasar pendidikan bebas di SMA Kolese De Britto’. Jika timbul pertanyaan tentang motivasi pendidikan bebas tersebut, kami menyebut tiga hal. Pertama, kesadaran- keyakinan kami bahwa kebebasan adalah kesadaran diri manusia sebagai subyek, yaitu sebagai sumber, pemilik, dan pembawa hidup serta tingkah lakunya dan ini juga berlaku untuk anak didik. Kedua, kesadaran diri sebagai subyek yang telah ada harus dilatih, diisi, diberi kesempatan untuk berkembang-kalau memang ingin berkembang. Bandingkan: kemerdekaan yang kita capai pada 17 Agustus 1945 tidak kita biarkan saja, melainkan kita isi dan kita kembangkan, misalnya melalui pembangunan. Ketiga, melihat kenyataan diri sebagai subyek memang sangat dibutuhkan. Dalam masyarakat, kesadaran tersebut ada yang masih belum berkembang terbelenggu Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah pendidikan bebas dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menjawabnya, dapat diuraikan sebagai berikut: Pertama, dari segi hakikat manusia: dapat, karena manusia pada hakikatnya bebas, yaitu dikaruniai kesanggupan atau kemampuan untuk memilih melaksanakan sesuatu yang baik atau memilih untuk tidak melaksanakannya. Tidak hanya ‘bebas dari’ tetapi ‘bebas untuk’ misalnya bebas dari paksaan peraturan yang tidak adil, bebas untuk menaati peraturan, untuk memilih. Kedua, dari segi periode pendewasaan anak: dapat, bahkan sesuai dengan anak pada masa pubertas yang sedang mencarimembentukmenemukan pribadinya, menjadi pribadi. Ketiga, dari segi keselarasan antara pendidikan di sekolah, di dalam keluarga, dan di dalam masyarakat: keselarasan harus dilandasi didasari hakikat manusia yang memanusia dan bermanusia, di dalam dan melalui sekolah keluarga dan masyarakat. Pemanusiaan ini bersumber pada pengakuan dan kesadaran bahwa manusia adalah subjek yaitu sumber, pemilik, pembawa hidupnya sendiri. Manusia harus setia pada pemanusiaannya dan inilah keselarasannya. Penyelewengan berarti penghianatan bagi kemanusiaan. Keselarasan bukan semata-mata penyesuaian atau kesamaan pada atau dengan salah satu pihak manusia atau masyarakat umum yang tidak mampu atau tidak berani menilai kembali kalau perlu proses pemanusiaannya. Keselarasan didasari kesadaran akan pemanusiaan yang makin berarti dan proses ini terjadi dengan konflik pertentangan intern batin dan ekstern dengan penjajah, misalnya. Jadi keselarasan tidak berarti tidak adanya konflik baik intern maupun ekstern. Keempat dari segi tujuan pendidikan: dapat dipertanggungjawabkan sebab dengan menanamkan kesadaran diri pada anak didik kami melandasi mereka dengan jiwa merdeka sebagai subjek yang menegara. Mengutip Ki Hadjar Dewantara, pendidikan jiwa merupakan suatu hal yang prinsipil dalam pendidikan nasional. Kebebasan tidak hanya dibutuhkan pada zaman kolonial saja bahkan pada zaman merdekapun masih sesuai. Kelima dari segi ekses-ekses yang diakibatkan: Ekses timbul dari hakikat manusia sendiri yang dianugerahi kebebasan manusiawi dengan menentukan pilihan yang berbeda. Setiap manusia harus dihormati dalam kebebasan manusianya untuk memilih secara pribadi beserta konsekuensinya tentu dan kebebasan ini tidak pernah dirampas oleh kekuasaan apapun juga. Akan tetapi, kami tidak mengatakan bahwa kami sudah merestui ‘pilihan tingkah laku yang berbeda’. Kami mengatakan bahwa kami mengakui atau menghormati atau menghargai hak memilih. Jadi kami tidak menyangkal adanya ‘pilihan tingkah laku yang berbeda’. Oleh karena itu, jika kami mengandaikan adanya pilihan yang keliru yang kita namakan ekses yang tampak justru harus diberi kesempatan untuk menampakkan diri. Penampakan diri dalam bentuk ekses memberikan pertanda pada kita ada sesuatu yang tidak beres entah di lingkungan sekolah, maupun keluarga ataupun masyarakat. Dengan demikian kita lebih mudah mencari jalan keluar untuk menolong orang yang membuat pilihan keliru. Ekses adalah lampu merah yang positif, yang mengungkapkan ketidakberesan. Oleh karena itu, tidak perlu dikhawatirkan, hanya perlu dipahami sebab justru segi inilah yang memberikan harapan dan melangsungkan kehidupan manusia dengan harapan dan gembira sebab ekses mengungkapkan jalan untuk perbaikan. Kami yakin, segi positif dalam pendidikan bebas, jauh lebih berlimpah daripada ekses-eksesnya. Sekadar kenyataan positif, SMA Kolese De Britto sama sekali tidak menyangsikan kemampuan siswanya untuk lebih berprestasi, baik dalam pelajaran maupun berorganisasi bermasyarakat. Dengan motivasi dan pertanggungjawaban itulah kami memberanikan diri untuk memilih pendidikan bebas. Oleh karena itu, bagi SMA Kolese De Britto istilah pendidikan bebas bukanlah sekadar istilah melainkan istilah yang paling kena untuk pengertian yang kami maksud. Meskipun demikian, kami menyadari pula kemungkinan persoalan yang muncul jika pengertian tentang pendidikan bebas yang kamu maksud disalahartikan sebagai pendidikan liar, misalnya. Dalam pendidikan di SMA Kolese De Britto, dimensi kebebasan sungguh diprioritaskan. Menjadi demikian bukanlah sesuatu yang timbul begitu saja, tetapi merupakan suatu proses bertahun-tahun yang diilhami oleh pengamatan dan pengalaman terhadap gejala-gejala, kejadian-kejadian di dalam masyarakat, yang intinya sebagian besar berkisar pada kebebasan manusiawi ini serta merupakan kesadaran panggilan profesi para pendidik SMA Kolese De Britto bahwa sekolah harus merupakan wadah dan sarana yang menuju ke “pemanusiaan” masyarakat. Panggilan profesi inilah yang memberikan kekuatan, harapan, kebahagiaan, dan kegembiraan pada kami, pendidik, melaksanakan tugas membantu “membentuk” warga negara yang mempunyai kesadaran menegara yang bebas merdeka. C. Visi, Misi, Nilai-Nilai yang Mendasari, dan Tujuan Pendidikan SMA Kolese De Britto 1. Visi SMA Kolese De Britto Yogyakarta Visi SMA Kolese De Britto adalah sebagai berikut : Kolese De Britto sebagai komunitas pendidikan berjuang untuk membantu proses pembentukan pribadi siswa menjadi pemimpin-pemimpin pelayanan yang kompeten, berhati nurani benar, dan berkepedulian pada sesama demi kemuliaan Allah yang lebih besar. 2. Misi SMA Kolese De Britto Yogyakarta Dilandasi semangat kristiani dan spiritualitas Ignatian, komunitas Kolese De Britto bertekad untuk : a. membentuk siswa menjadi pemimpin yang humanis, melayani, berani berjuang bagi sesama, dan berwawasan kebangsaan, serta menghayati nilai-nilai luhur bangsa Indonesia; b. membantu siswa menjadi pribadi yang berkembang secara utuh, optimal, dan seimbang; c. mengembangkan siswa menjadi pribadi yang jujur, disiplin, mandiri, kreatif, dan mau bekerja keras. 3. Nilai-Nilai yang Mendasari SMA Kolese De Britto Yogyakarta a. Kasih Nilai kristiani yang paling mendasar adalah kasih. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sperti Aku telah mengasihi kamu ” Yoh.15:12, dan St. Ignatius menegaskan bahwa kasih itu harus lebih diwujudkan dalam perbuatan daripada dengan kata-kata LR 230. Atas dasar kasih itulah pendidikan Kolese De Britto membentuk para siswanya menjadi manusia yang bersedia untuk melayani dan berjuang bagi sesamanya demi kebenaran dan keadilan. b. Kebebasan Pendidikan Kolese De Britto sangat menekankan nilai kebebasan yang merupakan perwujudan konkret dari kebebasan anak-anak Allah Rom. 8:21. Para siswa dididik dalam suasana kebebasan menjadi manusia yang bebas, yaitu yang mampu mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan hati nuraninya yang benar, tidak terbelenggu oleh gengsi, materi, atau kecenderungan untuk ikut-ikutan saja. Manusia yang bebas adalah manusia yang mandiri dan bertanggung jawab atas pilihan dan tindakannya. c. Keterbukaan dan Keanekaragaman Pendidikan Kolese De Britto dilaksanakan dalam suatu komunitas yang terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, agama, dan latar belakang sosial-ekonomi. Dalam komunitas inilah para siswa dibantu untuk berkembang menjadi manusia dewasa yang terbuka dan menghargai keanekaragaman sebagai bagian dari persiapannya untuk kelak menjadi pemimpin yang melayani dalam masyarakat. 4. Tujuan Pendidikan Berpijak pada visi dan misi yang telah dirumuskan, pendidikan di SMA Kolese De Britto bertujuan membantu proses pembentukan siswa menjadi pemimpin-pemimpin pelayanan yang meneladan Yesus Kristus dengan kepribadian yang utuh, optimal dan seimbang, jujur, disiplin, mandiri, kreatif, mau bekerja keras, humanis, selalu sedia melayani, dan berani berjuang bagi sesama. D. Sistem Pendidikan SMA Kolese De Britto Yogyakarta SMA Kolese De Britto menerapkan Paradigma Pendagogi Ignasian dalam mendidik siswa untuk mengembangkan belajar mandiri sehingga siswa mampu mencari dan mencerna informasi yang diperlukan dan membiasakan diri untuk proses belajar seumur hidup. Pedagogi Ignasian ialah cara para pengajar mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan pembentukannya, yang dilandasi spiritualitas Santo Ignasius. Pedagogi meliputi pandangan hidup dan visi dari berbagai ideal manusia untuk dididik. Pedagogi juga memberikan kriteria pilihan sarana untuk dipakai dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, pedagogi ini tidak boleh direduksi menjadi metodologi semata-mata. Secara sempit, paradigma ini merupakan sebuah alat yang praktis dan sebuah perangkat yang efektif untuk meningkatkan kinerja guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Secara luas, paradigma ini merupakan cara bertindak yang membantu siswa berkembang menjadi manusia yang kompeten, bertanggung jawab, dan berbelas kasih. Dengan demikian, Paradigma Pedagogi Ignasian sebenarnya merupakan dinamika pengajaran, yang diharapkan dapat diterapkan untuk mencapai pendidikan yang semakin berkualitas tinggi, sesuai dengan visinya. Paradigma di sini meliputi corak dan proses tertentu dalam mengajar, yang berarti pengisian pendekatan terhadap nilai belajar dan pertumbuhan dalam kurikulum yang berlaku. Dalam proses pengajaran, dinamika paradigma ini mencakup lima langkah pokok, yaitu: 1. Konteks Proses pendidikan tidak pernah bergerak dalam ruang hampa. Oleh karena itu, pengalaman manusiawi harus menjadi titik tolaknya. Pemahaman konteks merupakan bentuk konkret perhatian dan kepedulian terhadap siswa. Perhatian dan kepedulian ini merupakan dua hal pokok sebagai awal untuk melangkah. Beberapa konteks yang perlu dipertimbangkan guru: a. Konteks kehidupan siswa. b. Konteks sosio-ekonomi, politik, kebudayaan, kebiasaan kaum muda, agama, media massa, dan lain-lain yang merupakan lingkungan hidup siswa yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa dalam hubungannya dengan orang lain. c. Situasi sekolah tempat proses belajar-mengajar terjadi. d. Pengertian-pengertian yang dibawa siswa ketika memulai proses belajar. Pemahaman konteks itu sangat membantu para guru dalam menciptakan hubungan yang dicirikan oleh autensitas dan kebenaran. Kalau suasana saling mempercayai dan saling menghargai terjadi, siswa akan mengalami bahwa orang lain merupakan teman sejati dalam proses belajar. Dalam suasana seperti itulah proses belajar mengajar akan berjalan lancar dan berkualitas. 2. Pengalaman Pengalaman mempunyai arti mengenyam sesuatu dalam hati atau batin. Ini mengandaikan adanya fakta dan pengertian-pengertian. Ini juga menuntut seseorang menduga kejadian-kejadian, menganalisis, dan menilai ide-ide. Hanya dengan pemahaman yang tepat terhadap apa yang dipertimbangkan, orang dapat maju sampai menghargai arti pengalaman. Pemahaman mencakup keseluruhan pribadi, budi, perasaan, dan kemauan masuk ke pengalaman belajar. Dalam pengalaman itu mencakup ranah kognitif dan afektif. Pengalaman dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Pengalaman langsung dalam proses belajar-mengajar dapat terjadi melalui percobaan, diskusi, penelitian, proyek pelayanan, dan sebagainya. Sedangkan pengalaman yang bersifat tidak langsung dapat terjadi melalui membaca dan mendengarkan. 3. Refleksi Refleksi merupakan suatu kegiatan dengan menyimak kembali secara intensif terhadap pengalaman belajar, antara lain materi pelajaran, pengalaman, ide-ide, usul-usul, atau reaksi spontan agar dapat memahami dan menangkap maknanya secara lebih mendalam. Dalam refleksi diusahakan siswa menangkap nilai yang dipelajari. Untuk mencapai hal itu, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. memahami hal yang dipelajari secara lebih baik dan mendalam; b. mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami siswa dalam renungan ini; c. mendalami implikasi bagi diri sendiri, bagi orang lain, atau bagi masyarakat; d. mendapatkan pengertian pribadi tentang kejadian-kejadian, ide-ide, kebenaran, atau pemutarbalikan kebenaran; e. memulai lebih mengerti atau memahami diri sendiri. Siswa diberi kebebasan dalam refleksi. Ada kemungkinan siswa yang telah berefleksi belum menunjukkan perubahan yang baik. Hal yang penting di sini adalah guru telah menanamkan benih kehidupan ke dalam diri siswa dan benih itu akan tumbuh seiring dengan waktu. 4. Aksi Refleksi diharapkan dapat mendorong siswa untuk melakukan suatu aksi. Aksi merupakan perwujudan pengalaman baru dari pengambilan sikap atau tindakan dari refleksi yang telah dijalani. Dalam istilah aksi terkandung pemahaman, keyakinan, dan keputusan untuk melakukan komitmen atau melakukan suatu tindakan. Tindakan yang dilakukan berangkat dari keprihatinan atau kesadaran akan pentingnya mengambil tindakan, bukan bertindak sekedar emosi, terhasut, dan ikut- ikutan. 5. Evaluasi Evaluasi mencakup dua hal, yaitu menilai kemajuan akademis dan menilai kemajuan pembentukan pribadi siswa secara menyeluruh. Menilai kemajuan akademis dapat dilakukan dalam bentuk tes, ulangan atau ujian. Sedangkan penilaian yang mencerminkan kemajuan pribadi siswa atau untuk mengetahui sejauh mana siswa berkembang menjadi lebih dewasa dapat dilakukan dengan mengadakan hubungan dialogal, angket, atau melalui pengamatan terhadap perilaku siswa. SMA Kolese De Britto juga menerapkan Pendidikan Bebas sebagai sikap dasar. Yang dimaksud dengan Pendidikan Bebas adalah bukan suatu pendidikan ke arah anarki atau suatu sistem yang yang bebas dari peraturan yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat melainkan suatu sikap dalam usaha SMA Kolese De Britto yang mencakup para pendidik dan peserta didik, untuk bersama-sama mencari pengarahan dalam tindak-tanduk, berlandaskan pada pengakuan bahwa karunia manusia yang paling asasi dan luhur adalah kebebasannya yang harus diprioritaskan dalam proses pembentukan kepribadian. E. Kurikulum SMA Kolese De Britto Yogyakarta Kurikulum yang digunakan SMA Kolese De Britto adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang diterapkan sejak Tahun 20062007 untuk menggantikan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Penerapan KTSP dalam program SMA Kolese De Britto didasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP merupakan kurikulum yang memberi kewenangan dan tanggung jawab penuh pada sekolah untuk menyusun sendiri pelaksanaan kegiatan pembelajarannya sesuai misi, visi, dan potensinya masing-masing, dengan mengacu kepada Standar Isi SI dan Standar Kompetensi Lulusan SKL, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP. Dengan KTSP, kepala sekolah, para guru, dan komite sekolah dapat terlibat langsung dalam merumuskan tujuan pembelajaran, materi, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar. Struktur KTSP SMA Kolese De Britto disertakan dalam lampiran. F. Organisasi SMA Kolese De Britto Yogyakarta Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Kolese De Britto Yogyakarta G. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Unsur 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah SMA Kolese De Britto bekerja bersama 3 Wakil Kepala Sekolah. Kepala Sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh pendidikan di sekolah dengan perincian sebagai berikut: Keterangan : = garis = garis DINAS DIKAPORA YAYASAN DE BRITTO KEPALA SEKOLAH WAKASEK URS. ADM WAKASEK URS. WAKASEK URUSAN KURIKULUM PERPUS PNGB. HUMAS KARYAWA N ADM.RT GURU BK SUB PAMONG PRESIDIU SISWA LITBANG KURIKULU a. Mengatur Proses Belajar Mengajar Dalam mengatur proses belajar mengajar, Kepala Sekolah mempunyai tugas antara lain dalam hal sebagai berikut : 1 Program tahunan , semester berdasarkan kalender pendidikan 2 Jadwal pelajaran pertahun, persemesteran, termasuk penetapan jenis matapelajaran bidang pengembangan bidang studi bidang pengajaran keterampilan dan pembagian tugas guru. 3 Program satuan pelajaran teori dan praktik berdasarkan buku kurikulum 4 Pelaksanaan jadwal satuan pelajaran teori dan praktek menurut alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan 5 Pelaksanaan ulangantesthasil evaluasi belajar untuk kenaikan kelas dan UAN 6 Penyusunan kelompok muridsiswa berdasarkan norma penjurusan 7 Penyusunan norma penilaian 8 Penetapan kenaikan kelas b. Laporan kemajuan hasil belajar siswa c. Penetapan dan peningkatan proses belajar mengajar Dalam penetapan dan peningkatan proses belajar mengajar, Kepala Sekolah mempunyai tugas antara lain dalam hal sebagai berikut: 1 Mengatur administrasi kantor 2 Mengatur administrasi murid siswa 3 Mengatur administrasi pegawai 4 Mengatur administrasi perlengkapan 5 Mengatur administrasi keuangan 6 Mengatur administrasi perpustakaan 7 Mengatur hubungan dengan masyarakat 2. Wakil Kepala Sekolah Urusan Akademik Wakil Kepala Sekolah Urusan Akademik mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun program pengajaran b. Urusan Kegiatan Belajar-Mengajar 1 Membuat menyusun format kerja : formulir, blangko, dan sebagainya yang diperlukan untuk proses belajar mengajar 2 Melaksanakan koordinasi dan memantau kelengkapan mengajar para pamong 3 Mengusahakan agar proses belajar mengajar setiap hari berjalan lancar c. Mengatur pembagian guru d. Menyusun jadwal pelajaran e. Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas f. Mengkoordinasikan pengumpulan nilai untuk dituangkan pada rapor dan STTB g. Menyusun jadwal penerimaan Rapor dan penerimaan STTB 3. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan Pamong Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan Pamong mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Urusan Penerimaan Siswa Baru PSB b. Urusan kegiatan ekstrakurikuler c. Urusan pembinaan OSIS d. Urusan tata tertib siswa e. Melaksanakan upacara bendera dan upacara hari-hari besar f. Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan dan kerindangan g. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah h. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerima beasiswa i. Urusan Usaha Kesehatan Siswa UKS j. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala 4. Wakil Kepala Sekolah Urusan Administrasi dan Keuangan Wakil kepala sekolah urusan administrasi dan keuangan mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Urusan investasi sarana dan prasarana b. Urusan pendayagunaan sarana dan prasarana c. Urusan pemeliharaan sarana dan prasarana d. Urusan laboratorium e. Urusan keuangan sekolah f. Urusan administrasi sekolah 5. Guru Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab guru antara lain adalah : a. Membuat program pengajaran rencana kegiatan belajar mengajar semester b. Membuat satuan pelajaran c. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar d. Melaksanakan kegiatan penilaian e. Mengisi daftar nilai siswa f. Melaksanakan analisa hasil belajar siswa g. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan h. Melaksanakan kegiatan membimbing siswa dalam proses belajar mengajar i. Membuat alat peraga j. Menciptakan karya seni k. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum l. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah m. Mengadakan pengembangan setiap bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya n. Membuat lembar kerja siswa H. Sumber Daya Manusia SMA Kolese De Britto Yogyakarta Sumber daya manusia di SMA Kolese De Britto Yogyakarta terdiri dari pengurus Yayasan De Britto, 51 tenaga edukatif, 27 karyawan bidang intern sekolah, 3 karyawan Yayasan De Britto, dan 21 guru ektrakurikuler. Dengan rincian sebagai berikut: Personalia Pengurus Yayasan De Britto Pengawas 1. Prof. Dr. A. Sudiarja, S. J. 2. Dr. T. Hani Handoko, M. B. A. 3. dr. J. B. Soebroto Pembina 1. Prof. Dr. F. Susilo, S. J. 2. Drs. E. Azismardopo Subroto, S. J. 3. Drs. Subagya, S. J. Pengurus Ketua merangkap anggota : Pater Antonius Gustawan S.J. Sekretaris merangkap anggota : Julius Hernondo Bendahara merangkap anggota : Suzane Piscessa Diah Irawaty Anggota : Pater H.J. Suhardiyanto, S.J. R. Sigit Widiarto, S.H., M. Hum. Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. Dr. F. X. Nadar, M. A. Hadrianus Suharyanto Staf Direksi Kepala Sekolah : F. X. Agus Hariyanto, S.Pd., S.E. Wakasek Urusan Kurikulum : Drs. Ign.Triantoro Wakasek Urusan Adm.dan Keu. : R. Arifin Nugroho, S. Si. Wakasek Urusan Kesiswaan : Drs. L. Bagus Taufik Dwiko, S.J. Sub Pamong : S.Arief Herdian Putra Tama, S. J., S.S. Humas : Drs. A. M. Hengky Irawan Kepala Perpustakaan : Drs. St. Kartono, M.Hum. Koordinator Laboraturium Laboratorium Bahasa : Ag. Triwinanta, S.Pd. Laboratorium Biologi : M. M. Sudewi Fajarina, S. Si. Laboraturium Fisika : Dra. M. Th. Nanik Ismarjiati Laboratorium Kimia : Ign. Agus Yulianto S.Pd. Laboratorium Komputer : H. Heri Istianto S.Si. Koordinator Karya Ilmiah : Ag. Prih Adiartanto, S.Pd., M.Ed. Koordinator Ekstrakurikuler : D.Sanusi S.H Murti, S.Pd. Chr. Danang Wahyu Prasetyo, S. Or. Koordinator Studio Musik : Drs. H. Bambang Widiyanto Pendamping Presidium : Ign. Kingkin Teja Angkasa, S.Pd. Tim Kurikulum : H. Heri Istiyanto, S.Si. H. Franky Ari Andri Prianto, S.Pd. M.M. Sudewi Fajarina, S.Si. Ag. Triwinanta, S.Pd. Tim Penelitian Pengembangan: Ag. Triwinanta, S.Pd. Y. Iwan Prasetyo S.Pd. Tim Supervisi : Drs. Ign.Triantoro. Drs. B. Widi Nugroho, M. Ed. Ag. Prih Adiartanto, S. Pd., M.Ed. Tim Sarana Prasarana : Dra. C. Suci Puji Setyowati Drs. H. Suradi E. Megia Nofita S.T. Tim Kerja Pengembangan Rintisan SMA Bertaraf Internasional Penanggung Jawab : Ign. Agus Yulianto Koordinator : Drs. Th. Sukristiyono Sekretaris : Drs. Th. Sukristiyono Bendahara I : R. Arifin Nugroho, S. Si. Bendahara II : D. Nino Wahyu Wardhono, A.Md. Anggota : Drs. L. Bagus Taufik Dwiko, S.J. Ig. Kingkin Teja Angkasa, S.Pd. Y. Sumantri, S.Pd. Ign. Agus Yulianto, S.Pd. Dra. Endah Sulastriningsih M. M. Sudewi Fajarina, S.Si. P. Gandhi Prastowo, S.Pd. E. Megia Nofita, S. T. Drs. Ign. Triantoro Tim Pengadaan Barang Penanggung Jawab : F. X. Agus Hariyanto, S.Pd., S.E. Anggota : R. Arifin Nugroho, S. Si. Drs. A.M. Hengky Irawan Drs. Ign. Triantoro Y. Sudiyanto Tim Penerimaan Barang Penaggung jawab : F. X. Agus Hariyanto, S.Pd., S.E. Anggota : Fl. Sumaryo D.Adiyo Kuntoro Y.Wisnu Chrisandaru Tim Bimbingan dan Konseling : St. Arintoko, S.Pd. B. M. Titisari Isdwiputranti, S.Pd. Ag. Triwinanta, S.Pd. M.G. Andi Ardiana, S.Pd. Tim Kerohanian : Y. Sumantri, S. Pd. Drs. Th. Sukristiyono Y. Bambang Maryono, S.S. Dra. M.Th. Nanik Ismarjati D.Adiyo Kuntoro Ant. Tri Wibowo Tim Beasiswa : P. Gandhi Prastowo, S.Pd. Ir. S. Susiani Y. Iwan Prasetyo, S.Pd. Drs. M. Samino Tim Pendampingan : Drs. H. Bambang Widiyanto X Ig. Kingkin Teja Angkasa, S.Pd. XI Ant. Didik Kristantohadi, S.Pd. XII Tim Pengembangan Website LAMAN Koordinator : Y.B.Aprin Sugeng Jatmiko, S.Pd. Anggota : H. Heri Istiyanto, S.Si. H. Franky Ari Andri Prianto, S.Pd. M.M. Nety Tri Winarni, S.Pd. A. Denny Setia Utama, S.Pd. Tim Pendamping Kompetisi Matematika : H.J.Sriyanto, S.Pd. Kimia : Dra. C.Suci Puji Setyowati Biologi : Ir. S. Susiani Fisika : Dra. Endah Sulastriningsih Ekonomi : Y. Iwan Prasetyo, S.Pd. KIR dan Debat : Ag. Prih Adiartanto, S. Pd., M.Ed. Olahraga : Chr. Danang Wahyu Prasetyo S. OR. Bahasa Ingris : A. Denny Setia Utama, S.Pd. Geografi : Y.B.Aprin Sugeng Jatmiko, S.Pd. Bahasa Perancis : Sri Endah setia Rini, S.S., M.Pd. Bahasa Indonesia : Ag. Prih Ardiantanto S.Pd., M. Ed. Pasch Germany : M.M. Nety Tri Winarni, S.Pd. Pend. Religiusitas : Y. Bambang Maryono S.S. Koordinator Kelompok Guru Bidang Studi Matematika : H.J. Sriyanto, S.Pd. Bahasa Indonesia : Ag. Prih Ardiantanto S.Pd., M. Ed. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing: Ag. Triwinanta, S.Pd. Kimia : Dra. C. Suci Puji Setyowati Fisika : Drs. Th. Wartono Basuki Biologi : M. M. Sudewi Fajarina, S.Si. Ilmu-ilmu Humaniora : Ign. Kingkin Teja Angkasa S.Pd. Ekonomi Akuntansi : Y. Iwan Prasetya, S.Pd. Teknologi Inform. Komunikasi: E.Megia Nofita, S.T. Pendidikan Agama : Y. Bambang Maryono, S.S. Pendidikan Jasmani : Chr. Danang Wahyu Prasetyo, S. Or. Pendidikan Seni : Drs. B. Widiyanto Pendidikan Nilai : Drs. L. Bagus Taufik Dwiko, S. J. Bimbingan Konseling : St. Arintoko, S.Pd. Guru Piket Senin : Drs. H. Bambang Widiyanto Selasa : Ant. Didik Kristantohadi, S. Pd. Rabu : Dra. Endah Sulastriningsih Kamis : Y. B. Aprin Sugeng Jatmiko, S. Pd Jumat : Drs. M. Samino Sabtu : D. Sanusi S.H. Murti S.Pd. Wali Kelas X-1 : Ir. S. Susiani X-2 : Ign. Agus Yulianto X-3 : Drs. St. Kartono X-4 : Drs. Th. Sukristiyono X-5 : Ag. Triwinanta S. Pd. X-6 : D. Sanusi S. H. Murti, S. Pd. X-7 : Drs. H. Bambang Widiyanto. XI IPA-1 : Drs. H. Suradi XI IPA-2 : D. Pujiono, S.F.K XI IPA-3 : Dra. Endah Sulastriningsih XI IPA-4 : H.J. Sriyanto S.Pd. XI IPA-5 : E. Megia Nofita, S.T XI IPS-1 : Y. Sumardiyanta, S. Pd. XI IPS-2 : Ign. Kingkin Teja Angkasa S.Pd XI IPS-3 : Y. Bambang Maryono S.S. XI Bahasa : Ant. Didik Kristantohadi, S. Pd. XII IPA-1 : Chr. Danang W. Prasetyo, S. Or. XII IPA-2 : Dra. C. Suci Puji Setyowati XII IPA-3 : Drs. B. Widi Nugroho M. Ed. XII IPA-4 : M. M. Sudewi Fajarina, S. Si. XII IPA-5 : Dra. M. Th. Nanik Ismarjiarti XII IPS-1 : H. Franky Ari Andri Prianto, S. Pd. XII IPS-2 : Y. Iwan Prasetyo, S. Pd. XII IPS-3 : Drs. B. Widiyanto XII Bahasa : Ag. Prih Adiartanto, S. Pd., M.Ed. Tabel 4.1 Tenaga Edukatif NO. NAMA MATA PELAJARAN KELAS 1 F. X. Agus Hariyanto, S.Pd., S.E. Akuntansi X 2 Drs. Ign. Triantoro Matematika XII IPS 3 R. Arifin Nugroho, S. Si. Biologi XI IPA 3-5 4 Drs. L.Bagus Taufik Dwiko, S. J. Pendidikan Nilai XSB, XII 5 Robert Rimin, S.J. Pendidikan Nilai X 6 S.Arief Herdian P. Tama, S. J. S.S. Pendidikan Nilai XI IPA 7 Y. Sumantri, S. Pd. Matematika X 5-7, XI IPS 8 Dra. M. Th. Nanik Ismarjiarti Fisika XII IPA 9 Dra. Endah Sulastriningsih Fisika XI IPA 10 Drs. A. M. Hengky Irawan Bahasa Indonesia XI IPA, XII IPABHS 11 Drs. M. Samino Kewarganegaraan XII IPAIPS BHS Sejarah XI BHS, XII IPA 12 H. J. Sriyanto, S. Pd. Matematika XI IPA 13 Drs. H. Bambang Widiyanto Kewarganegaraan XII IPA Sejarah XI BHS, XII 14 Drs. Th. Wartono Basuki Fisika X 15 Anton Tri Wibowo, S.OR. Pendjas X 16 M. M. Sudewi Fajarina, S. Si. Biologi XII IPA 17 M.G..Andi Ardiana, S.Pd Bimbingan Konseling XI 18 Drs. St. Kartono, M.Hum Bahasa Indonesia X Jurnalistik XI BHS, XII BHS 19 Ign. Agus Yulianto, S. Pd. Kimia X 20 Y. Sumardiyanta, S. Pd. Sosiologi X, XI IPS, XII IPS 21 D. Pujiyono, S. F. K. Pendidikan Agama X, XI IPA 22 A. Denny Setia Utama, S. Pd. Bahasa Inggris XI IPAIPS 23 Drs. H. Suradi Kimia XI IPA 24 Drs. B. Widiyanto Pendidikan Seni Rupa XI IPA, XII IPA IPS 25 Drs. B. Widi Nugroho, M. Ed. Bahasa Inggris XII IPA BHS 26 Dra. C. Suci Puji Setyowati Kimia XII IPA 27 Drs. Th. Sukristiyono Matematika X, XI BHS, XII BHS 28 Y. Iwan Prasetyo, S. Pd. EkonomiAkuntansi X, XI IPS, XII IPS 29 FX. Catur Supatmono, S. Pd. Matematika XII IPA 30 Ig. Kingkin Teja Angkasa, S. Pd. Kewarganegaraan XI IPAIPSBHS Antropologi XI BHS, XII BHS 31 Y. B. Aprin Sugeng Jatmiko, S. Pd. Geografi X, XI IPS, XII IPS 32 Ir. S. Susiani Biologi X, XI IPA 1- 2 33 D. Sanusi S. H. Murti, S. Pd. Bahasa Indonesia X6-7, XI IPAIPS 34 H. Heri Istiyanto, S. Si. TIK X, XI IPA 35 Ag. Prih Adiartanto, S. Pd., M.Ed. Bahasa Indonesia XI IPS, XII IPS Sastra Indonesia XI 36 P. Gandhi Prastowo, S. Pd. Bahasa Inggris XI IPS, XII IPS 37 E. Megia Nofita, S. T. TIK XI, XII IPSBHS Tabel 4.2 Pendamping Ekstrakurikuler NO NAMA PEMBIMBING EKSKUL HARI 01. A. Denny Setya Utama, S.pd. English Club Selasa, Jumat 02. Kingkin Teja Angkasa, S.pd. Jurnalistik Senin, Kamis 03. A. Didik Kristantohadi, S.pd. Teater Senin, Kamis 04. Very Adrian Teater Senin, Kamis 05. T. Juni Hariyanto Karawitan Senin, Rabu 06. Drs. B. Widiyanto Sanggar Seni Jumat 07. Arif Hadi Wibowo Bola Basket Senin, Kamis, Jumat 08. Adi Yuwono Bola Basket Rabu 2X, tim kls X XI 09. Fr. Arief Hadi Tama Kelompok Musik Rabu 10. F.X. Supardi Kelompok Musik Rabu 38 Ant. Didik Kristantohadi, S. Pd. Bahasa Indonesia XI IPA Sastra Indonesia XI BHS 39 B. M. Titisari Isdwiputranti, S. Pd. Bimbingan Konseling XII IPSIPABHS 40 H. Franky Ari Andri Prianto, S. Pd. Ekonomi dan Akuntasi X5-7, XI IPS, XII IPS 41 Ag. Triwinanta, S. Pd. Bahasa Inggris X 42 M. M. Nety Tri Winarni, S. Pd. Bahasa Jerman XI IPA, XII IPAIPS 43 Y. Bambang Maryono, S. S. Pendidikan Agama XI IPSBHS, XII IPA 44 Chr. Danang W. Prasetyo, S. Or. Pend. OR dan Kes. XI IPS, XII 45 M.Dwi Prasetyo, S.S Sejarah XI IPAIPS Sosiologi X1-X4 46 St. Arintoko, S. Pd. Bimbingan Konseling X 47 David Mahadjatun, Y. S.Pd Pendidikan Seni Rupa X 48 Sri Endah Setia Rini, S.S., M. Pd. Bahasa Perancis XI BHS, XII BHS 49 Ni Putu Bahasa Jerman X 50 Arif Hadi Wibowo Pendjasorkes XI IPABHS 51 Drs. Agus Herjoko Seni Rupa XI IPS 52 Yeni Indriyani, S.H. Bahasa Mandarin XI BHS. XII BHS 53 Iwan Susanto Bahasa Jerman XI IPS 11. Pancasona Aji Paduan Suara Rabu 12. Filemon Bayu Prihantoro Snematografi Rabu 13. A.R. Condro Bimo Fotografi Senin, Rabu 14. Nunung Widianto, S.pd. Sepak Bola Tim B Selasa, Jumat tim B 15. Antonius Tri Wibowo, S.pd. Kor Chr. Danang Wahyu P Sepak Bola Tim A Senin, Rabu tim A 16. D. Pujiyono, S.Fk. Bulu Tangkis Senin, Kamis 17. Anton Wahyudi, S.pd. Kor Bulu Tangkis Bola Voly Senin, Kamis 18. Agung Tenis Meja Senin, Kamis 19. Sony Hartanto Tae Kwon Do Selasa, Jumat 20. Paulus Agung Budi Prasetyo Tae Kwon Do Selasa, Jumat 21. Alan Pecinta Alam Jumat 22. Dra. Dien Kadarini Renang Kamis 23. Drs. Hariyadi Renang Kamis 24. Petra Sadwika Pencak Silat Senin, Kamis 25. Rm. Robert Rimin Sepak Bola Tim A, B Senin, Selasa, Rabu, Jumat 26. J.B. Gatut Budiharto Tenis Lapangan Senin, Selasa Tabel 4.3 Karyawan dan Bidang Tugasnya NO. NAMA TUGAS 1 Fl. Sumaryo Tata Usaha bidang akademik dan kesiswaan 2 Y.Sudiyanto Tata Usaha bidang keuangan dan personalia 3 D. Adiyo Kuntoro Tata Usaha bidang penggandaan 4 D.Nino Wahyu W. A.Md. Tata Usaha bidang pembukuan keuangan 5 M. G. Suryati Tri W., A. Md. Tata Usaha bidang kesekretariatan 6 F.Gudea Deisiana Tata Usaha bidang kesekretariatan pamong 7 F. X. Sujarwanto Petugas Perpustakaan bidang administrasi 8 Y. Luhur Budi S, A. Md. Pustakawan 9 P. Riswanto Kelistrikan dan Laboran Kimia – Biologi 10 M. Tri Handoyo Teknisi audio visual, Laboran Fisika dan Bahasa 11 Y. Wisnu Chrisandaru Teknisi komputer 12 Y. Juni Hariyanto Ekspedisi dan bidang rumah tangga 13 Wardiyono Bidang Rumah Tangga 14 M. Poniman Bidang Rumah Tangga 15 H. Dwiyanto Bidang Rumah Tangga 16 Ag. Jumono Bidang Rumah Tangga 17 V. Jarwo Biadi Bidang Rumah Tangga 18 M. Suroto Bidang Rumah Tangga 19 M. Susanto Bidang Rumah Tangga 20 A. Sarjiman Bidang Rumah Tangga 21 Irawan Pudjanugraha Satpam 22 Ant. Soedarsono Satpam 23 Ant. Nur Basuki Satpam 24 F. X. Mujiyanto Satpam 25 Joko Yuwono Satpam Tabel 4.4 Karyawan Yayasan De Britto dan Bidang Tugasnya NO. NAMA TUGAS 1 D. Tony Aryanto, S. E. Kepala Kantor Yayasan De Britto 2 Monica Yuli Yarti, A. Md. Sekretaris Yayasan De Britto 3 Stefanus Fendy S, A. Md. Pembukuan Yayasan De Britto I. Siswa SMA Kolese De Britto Seluruh peserta didik SMA Kolese De Britto Yogyakarta berjenis kelamin laki-laki. Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 20102011 seluruhnya ada 735 siswa yang terdiri atas 266 siswa kelas X, 248 siswa kelas XI, dan 221 siswa kelas XII. SMA Kolese De Britto Yogyakarta memiliki 25 kelas yang terdiri atas 7 kelas untuk kelas X, 9 kelas untuk kelas XI 5 kelas untuk program IPA, 3 kelas untuk program IPS, dan 1 kelas untuk program Bahasa, dan 9 kelas untuk kelas XII 5 kelas untuk program IPA, 3 kelas untuk program IPS, dan 1 kelas untuk program Bahasa. Tabel 4.5 Distribusi Siswa No. Kelas Banyak Siswa 1 X1 38 2 X2 38 3 X3 38 4 X4 38 5 X5 38 6 X6 38 7 X7 37 Jumlah 265 8 XI A1 28 9 XI A2 28 10 XI A3 28 11 XI A4 27 12 XI A5 27 13 XI S1 32 14 XI S2 32 15 XI S3 32 16 XI Bahasa 17 Jumlah 251 17 XII A1 27 18 XII A2 27 19 XII A3 28 20 XII A4 27 21 XII A5 27 22 XII S1 30 23 XII S2 30 24 XII S3 29 25 XII Bahasa 9 Jumlah 234 Jumlah Total Siswa 750 J. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Kolese De Britto Yogyakarta SMA Kolese De didirikan secara resmi sekitar 63 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 19 Agustus 1948. SMA ini terletak di Jalan Laksda Adisucipto 161 Yogyakarta. Sekolah dilengkapi dengan lapangan olahraga, aula, ruang-ruang laboratorium, ruang kelas, kapel, dan lain-lain. Berikut keterangan lebih lengkap mengenai fasilitas yang tersedia untuk menunjang proses pendidikan di SMA Kolese De Britto: 1. Luas Area Sekolah SMA Kolese De Britto berdiri di atas tanah seluas 32.450 m 2 . Dengan bangunan-bangunan kelas, laboratorium, dan ruang-ruang fungsional lain, luas bangunan gedung di sekolah ini adalah 11.550 m 2 . Dan terdapat tanah seluas 8.803 m 2 2. Jumlah Ruang Kelas untuk lapangan olahraga. SMA Kolese De memiliki jumlah kelas sebanyak 25 ruang kelas, terdiri dari 7 ruang untuk kelas X, 5 ruang untuk kelas XI IPA, 3 ruang untuk kelas XI IPS, 1 ruang untuk kelas XI Bahasa, 5 ruang untuk kelas XII IPA, 3 ruang untuk kelas XII IPS, serta 1 ruang untuk kelas XII Bahasa. Tiap-tiap ruang kelas dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti LCD, viewer, speaker, papan presensi, kalender umum, kalender akademik, papan tulis, jam dinding serta sejumlah bangku dan meja yang sesuai dengan jumlah siswa dalam setiap kelasnya. 3. Ruang Laboratorium SMA Kolese De Britto memiliki 5 ruang laboratorium serta 3 buah ruang audio visual, terdiri dari 1 laboratorium Fisika, 1 laboratorium Kimia, 1 laboratorium Biologi, 1 laboratorium Bahasa, 1 laboratorium Komputer serta 2 ruang audio visual. Ruangan audio visual ini lebih sering digunakan sebagai ruang untuk menonton video yang dalam rangka kegiatan belajar-mengajar atau juga sebagai ruang rapat dan seminar. 4. Ruang Guru Ruang guru SMA Kolese De Britto yang terletak di lantai atas merupakan jantung segala kegiatan para guru dalam menyiapkan materi dan segala hal yang berkaitan dengan pengajaran. Ruang guru yang memiliki luas sekitar 184 meter 2 5. Ruang Tata Usaha ini juga dilengkapi dengan fasilitas internet dan ruang komputer, dapur dan 2 buah kamar mandi. Mulai tahun ajaran 20102011 ruang guru telah dilengkapi denga AC dan meja gurunya dibuat semi ruangan. Di ruang guru ini juga siswa mendapatkan akses bebas untuk berkomunikasi atau berkonsultasi langsung dengan guru yang bersangkutan. Ruang guru adalah tempat di mana briefing pagi dilaksanakan setiap pagi sebelum para guru memulai aktifitas mengajar. Ruang Tata Usaha terletak di dekat resepsionis, berseberangan dengan ruang Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum. Di dalam ruang Tata Usaha terdapat kantor Wakil Kepala Sekolah bidang Administrasi. 6. Ruang Penggandaan Ruang penggandaan berada di sebelah timur ruang Tata Usaha. Tempat ini digunakan untuk memperbanyak mengkopi bahan ajar dan soal ujian. 7. Ruang Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Ruangan ini berseberangan dengan ruang Tata Usaha, yaitu sebelah selatan aula. 8. Ruang Rapat Ruangan ini bersebelahan dengan ruangan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, tepatnya di sebelah selatannya. Rapat besar yang melibatkan banyak pihak, juga kegiatan-kegiatan presidium sering dilakukan di ruangan ini. Ruang rapat juga digunakan untuk rapat para guru, termasuk menjadi posko untuk ujian baik Ujian Tengah Semester maupun Ujian akhir Semester. Ruang rapat juga sering digunakan untuk proses pembelajaran bidang studi tertentu seperti Bimbingan Konseling. 9. Ruang Kepala Sekolah Ruang Kepala Sekolah terpisah dengan ruang guru, tepatnya berada di sebelah selatan ruang rapat. Kepala sekolah sering menerima tamu penting maupun yang berkepentingan dengan beliau di ruangan ini. 10. Kapel Kapel di sekolah ini di beri nama Kapel Santa Maria Magdalena. Usianya baru sekitar dua tahun. Kapel ini berada di sebelah selatan ruang Kepala Sekolah. Di kapel ini selalu diadakan misa pagi harian, misa angkatan bagi siswa, dan misa-misa khusus. 11. Perpustakaan SMA Kolese De Britto memiliki perpustakaan yang cukup lengkap dan tertata. Koleksi buku yang variatif sangat mendukung siswa dalam proses pembelajarannya. Terdapat pula lima set komputer dengan koneksi Internet untuk mendukung pembelajaran siswa. Siswa tidak hanya membaca buku di perpustakaan ini, namun juga sebagai sarana rekreatif dan sekaligus menambah wawasan umum dengan koleksi koran dan majalah di perpustakaan ini. 12. Aula Aula SMA Kolese De Britto terletak disebelah utara, di dekat parkiran siswa. Aula ini sering digunakan sebagai ruang olahraga, terutama jika cuaca tidak mendukung. Acara-acara besar seperti pentas drama ataupun misa bersama seluruh sekolah juga dilakukan di ruangan ini. Aula juga dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan lain seperti misa angkatan, misa khusus, pentas seni dan pameran-pameran. 13. UKS Terdapat UKS di bagian belakang kelas XI IPA dan Bahasa. Seperti di sekolah-sekolah lain, UKS berfungsi sebagai tempat istirahat siswa yang sakit. 14. Ruang Sub-Pamong dan Ruang Piket Ruang Sub-Pamong ialah ruangan bimbingan yang dipegang langsung oleh guru sub-pamong. Ruangan ini berdampingan langsung dengan ruang piket. Di ruangan ini guru piket melaksanakan tugas untuk menyambut tamu ataupun mengontrol jalannya pembelajaran di sekolah. 15. Lapangan Olah Raga Lapangan olahraga terletak di bagian belakang sekolah. Siswa melakukan pelajaran olahraga, pertandingan sepak bola, dan juga upacara bendera di lapangan ini. Selain itu lapangan olahraga ini pun seringkali menjadi tempat pentas seni. 16. Ruang Bimbingan Konseling SMA Kolese De Britto menyediakan ruangan Bimbingan dan Konseling untuk membantu anak menyelesaikan berbagai macam kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajarannya. Di ruangan ini, terdapat juga ruang kerja bagi para guru BK. 17. Kantin Kantin SMA Kolese De Britto terletak di dekat lapangan olahraga, tepatnya di pojok timur laut dari area sekolah. Kantin ini terdiri dari empat kios makanan dan satu kios fotokopi bagi para siswa. 18. Fasilitas Internet Hot-Spot Fasilitas internet yang dipasang di area SMA Kolese De Britto dibagi menjadi beberapa sub-area. Dari titik-titik hotspot tersebut, para siswa dan guru dapat mengakses internet untuk mendukung proses belajarmengajar. Bagi para siswa, hanya disediakan waktu satu jam perhari untuk mengakses internet.

K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan

Dokumen yang terkait

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI POKOK BAHASAN HIDROSFER

1 10 118

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kolese de Britto Yogyakarta.

0 5 220

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum dan buku besar.

0 2 357

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pembelajaran akuntansi : penelitian dilaksanakan di kelas XI IPS SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

1 7 319

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman pada mata pelajaran akuntansi

0 0 1

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam pelajaran akuntansi materi jurnal penutup sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa : penelitian dilaksanakan di kelas XI Sosial 3 SMA Kolese De Britto Yogy

0 2 302

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kolese de Britto Yogyakarta - USD Repository

0 0 218