Persepsi a. Pengertian persepsi Kompensasi

1. Gejala fisik, seperti sulit tidur, sakit kepala, selera makan berubah, mudah terserang penyakit, darah tinggi dan serangan jantung, dan kelelahan fisik lainya. 2. Gejala psikis, seperti mudah marah, sensitif, agresif, depresi dan kelesuan mental lainya. 3. Intelektual, seperti mudah lupa, tidak fokus, suka melamun, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja. 4. Prilaku maupun interpersonal, seperti kepercayaan terhadap orang lain menurun, mudah mengingkari janji, bermalas-malasan, berupaya menghindari pekerjaan, dan tidak bersemangat dalam melakukan pekerjaan menutup diri dan mencari kesalahan orang lain. Dengan mengetahui stres yang dialami oleh pegawai, maka perusahaan dapat melakukan perubahan-perubahan yang dapat membangun perusahaanorganisasi menuju hal yang lebih baik. Serta sebagai informasi yang akan sangat bermanfaat bagi para pegawai PPKH dinas sosial dikarenakan kinerja karyawan akan menjadi lebih baik bila memperoleh dukungan yang cukup dari atasan dan para pimpinan organisasi.

3. Persepsi a. Pengertian persepsi

Menurut Slameto 2010:102 persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa seseorang bisa saja memiliki persepsi yang berbeda-beda, walaupun obyeknya sama. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya perbedaan dalam hal sistem nilai dan ciri kepribadian individu yang bersangkutan Sarwono dalam Ramadhan, 2009:6. Persepsi seseorang bersifat subyektif, tergantung pada kemampuan dan keadaaan dari masing-masing seseorang atau individu atau kelompok, sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh individu satu dengan yang lain, serta kelompok satu dengan kelompok lainya.

4. Kompensasi

Sebagai upaya peningkatan kinerja karyawan pada perusahaan maupun organisasi tidak dapat dipungkiri bahwa kompensasi merupakan salah satu faktor dari motivasi, terdapat hubungan yang kuat antara kompensasi dan peningkatan kinerja karyawan. Menurut Hasibuan 2014: 118, kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung ataupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan. Kompensasi merupakan faktor penunjang untuk memunculkan motivasi karena menurut Yani dalam Widodo, 2015: 153 kompensasi merupakan pembayaran dalam bentuk manfaat dan insentif yang digunakan sebagai fasilitas untuk memotivasi karyawan agar produktivitas kerja semakin meningkat. Namun dalam pemberian kompensasi haruslah tepat supaya dapat menciptakan kerjasama yang sehat untuk kemajuan perusahaan maupun organisasi. Menurut Widodo 2015:158 kompensasi dapat berbentuk finansial dan bukan finansial, sebagai berikut: 1. Kompensasi finansial, kompensasi ini ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. a Kompensasi langsung, antara lain: seperti upah, gaji, komisi, dan bonus. b Kompensasi tidak langsung, antara lain: asurasi kesehatan, asuransi kecelakaan, tunjangan sosial seperti dana peniun, tunjangan keselamatan sosial, kompensasi karyawan berupa beasiswa, pelayanan kerja, tunjangan cuti, liburan, sakit, istirahat, tunjangan hari raya dan sebagainya. 2. Kompensasi bukan finansial, meliputi: dalam bentuk pekerjaan dan dalam lingkungan kerja. a Kompensasi bukan finansial dalam bentuk pekerjaan misalnya, pemberian tugas-tugas yang menarik, menantang, penuh tanggung jawab, peluang untuk dikenal, dan peluang untuk berkembang. b Kompensasi bukan finansial dalam lingkungan kerja misalnya, kebijakan perusahaan yang jelas dan adil, atasan yang kompeten, teman kerja yang menyenangkan dan bersahabat, simbol status yang layak, kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan, pengaturan kerja yang luwes, pembagian kerja yang baik, dan lain-lain. Tujuan pemberian kompensasi sendiri menurut Hasibuan dalam Widodo, 2015:15 tujuan pemberian kompensasi antara lain adalah: 1 Ikatan kerja sama Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerjasama formal antara majikan dengan karyawannya. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha wajib memberikan kompensasi. 2 Kepuasan kerja Karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan pemberian kompensasi. 3 Pengadaan efektif Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan lebih mudah. 4 Motivasi Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih mudah memotivasi bawahannya. 5 Stabilitas karyawan Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensinya yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover yang relatif kecil. 6 Disiplin Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik. 7 Pengaruh serikat buruh Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan konsentrasi pada pekerjaannya. 8 Pengaruh pemerintah Jika program kompensasi sesuai dengan Undang-Undang perburuan yang berlaku seperti batas upah minimum, maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan. Dalam menentukan besaran suatu kompensasi harus didasarkan atas asas adil dan asas layak serta memperhatikan Undang-Undang ketenagakerjaan yang berlaku. Pernyataan tersebut didukung oleh Hasibuan 2014:122, yang mengemukakan bahwa adil, layak dan wajar merupakan suatu dasar dalam pemberian kompensasi. Oleh Hasibuan 2014:122 yang dimaksudkan adil adalah besarnya kompensasi harus sesuai dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, dan jabatan. Kompensasi tanpa menyesuaikan aspek-aspek di atas akan menggagalkan maksud dari konsep adil pada kompensasi itu sendiri. Sedangkan layak dan wajar adalah kompensasi harus disesuaikan dengan beban kerja serta posisi atau jabatan kerja yang diterima. Meskipun tolak ukur layak sangat relatif, perusahaanorganisasi dapat mengacu pada batas kewajaran yang sesuai dengan ketentuan yang diterapkan oleh pemerintah dan aturan lain secara konsisten. Sirait dalam Monika, 2016:21 mengemukakan pendapat bahwa ada dua jenis keadilan yaitu: 1. Konsistensi Eksternal, merupakan pengupahan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Di dalam menentukan upah dan gaji, perusahaan perlu memperhatikan perbandingan upah yang diberikan oleh perusahaan lain untuk suatu jabatan yang sama. Dasar hukum perusahaan membandingkan dengan perusahaan lain adalah guna menciptakan kelayakan dalam menciptakan struktur upah yang adil. 2. Konsistensi Internal, yaitu semakin tinggi jabatan yang dipegang dalam perusahaan, semakin tinggi pula upah yang diterima dan sebaliknya. Untuk jabatan yang sama, pegawai yang satu harus mendapatkan upah yang sama dengan pegawai yang lainnya. Adil dan layak pada kompensasi dapat diukur melalui persepsi pegawai terhadap kompensasi yang diberikan organisasi maupun perusahaan. Persepsi pada kompensasi adalah anggapan pada segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi tenaga dan pikiran yang telah disumbangkan pada organisasi Swasto, 2015:79. Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Sahidaria 2015 yang meneliti tentang “Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Buri Sonikijaya Padang ”, dengan metodologi kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 42 orang responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, studi pustaka dan angket. Teknik analisis data menggunakan regresi berganda dengan menggunakan SPSS. Penelitian Sahidaria mengenai variabel kompensasi memberikan memberikan hasil yang positif, dengan kata lain kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,217 dengan tingkat signifikan 0,001 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kompensasi yang adil pada PT. Buri Sonikijaya Padang dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dari pembahasan peneliti bahwa untuk pencapaian kinerja karyawan dilihat dari kompensasi, pada gaji yang diterima diharapkan sesuai dengan pengorbanan yang diberikan karyawan terhadap perusahaan, berdasarkan pemberian tunjangan yang adil dan sesuai dapat mendorong karyawan untuk memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan. Maka adil, layak dan tidaknya kompensasi merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang, untuk itu penulis akan melakukan penelitian serupa mengenai variabel ini pada pegawai PPKH Kantor Dinas Sosial Kabupaten Banjarnegara. Dengan melakukan penelitian terhadap variabel kompensasi diharapkan akan memberikan manfaat kepada organisasi bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan organisasi diharapkan sesuai dengan pengorbanan yang diberikan pegawai PPKH terhadap perusahaan organisasi. Berdasarkan pada pemberian kompensasi yang adil dan layak atau sesuai, pastinya dapat mendorong karyawan untuk memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan maupun organisasi.

5. Motivasi Kerja

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN, STRES KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN KOMPENSASI DENGAN KINERJA PEGAWAI

0 2 11

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompensasi,Motivasi Dan Training Terhadap Kinerja Pegawai PLN Cabang Solo.

0 3 13

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompensasi,Motivasi Dan Training Terhadap Kinerja Pegawai PLN Cabang Solo.

0 2 14

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI RSUD PANDAN ARANG Pengaruh Kompensasi, Motivasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Rsud Pandan Arang Boyolali.

1 3 16

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI RSUD PANDAN ARANG Pengaruh Kompensasi, Motivasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Rsud Pandan Arang Boyolali.

0 3 15

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PEMERINTAH Pengaruh kompensasi, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai pada pemerintah daerah kabupaten karanganyar.

0 2 15

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PEMERINTAH Pengaruh kompensasi, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai pada pemerintah daerah kabupaten karanganyar.

0 1 13

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PANTI KARYA WANITA PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PANTI KARYA WANITA ‘WANITA UTAMA’ SURAKARTA.

0 0 14

Pengaruh Remunerasi, Motivasi Kerja, dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai IMG 20160222 0001

0 0 1

Pengaruh Kompensasi, Budaya Organisasi, terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai

0 1 12