drain
sendiri merupakan fenomena hengkangnya tenaga ahli, pemikir, intelektual potensial ke negara lain yang pada umumnya lebih maju
dibanding negara asalnya. Atas alasan minimnya kesempatan berkarya dan memberdayakan diri di tanah air, peristiwa ini telah terjadi di Indonesia
dan hal ini cukup memprihatinkan http:m.kompasiana.comnkhawari
iron-brain-drain .
Untuk itu tugas manajemen SDM menjadi sangat penting guna mengatasi hal-hal yang tidak diharapkan, dan menjalankan hal-hal yang
dapat digunakan oleh perusahaan dan organisasi dalam mewujudkan tujuannya.
2. Stres kerja
Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis, biasanya pengaruh stres di dapat dari pengaruh
eksternal maupun internal yang mengganggu pikiranpsikologis seseorang dan dapat menyebabkan penyakit fisik muncul dikarenakan lemah dan
rendahnya daya tahan tubuh ketika seseorang mengalami stres Robbins, 2006:563. Sedangkan menurut Handoko 2014:200 menyebutkan bahwa
stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
Dengan demikian dapat disimpulkan oleh penulis bahwa stres merupakan kondisi tubuh terganggu karena tekanan psikologis yang dapat
mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi kesehatan seseorang.
Stres kerja dapat di ukur dari 3 dimensi berdasarkan sumbernya
stressor
Michael
et al
.,2009,yaitu: Gambar II.1
Bagan Dimensi Stres Kerja
1. Beban kerja workload
Terdapat ketidaksesuaian antara peran yang diharapkan, jumlah waktu, dan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi persyaratan tersebut.
Beban kerja berkaitan dengan banyaknya tugas-tugas yang harus dilaksanakan, ketersediaan waktu, serta ketersediaan sumber daya.
Apabila proporsi ketiganya tidak seimbang, kemungkinan besar tugas tersebut tidak bisa diselesaikan dengan baik. Ketidakseimbangan ini bisa
menyebabkan seseorang mengalami stres. 2.
Kondisi kerja
job conditions
Dimana yang mengakibatkan stres dalam kondisi kerja diantaranya: suhu ekstrim, suara keras, terlalu banyak atau sedikitnya pencahayaan, radiasi
dan polusi udara. Kondisi kerja yang memburuk, perjalanan yang berlebihan dan panjang dapat menyebabkan meningkatnya stres dan
Dimensi Stres Kerja
Beban kerja
Kondisi kerja
Konflik Peran dan Ambiguitas
penurunan kinerja. Selain itu penggunaan teknologi yang terbatas serta berlebihan juga dapat memicu stres kerja.
3. Konflik Peran dan Ambiguitas
role conflict and ambiguity
Harapan yang berbeda atau tuntutan pada seorang karyawan di tempat kerja akan menciptakan konflik peran. Ambiguitas peran terjadi ketika
seorang karyawan tidak mengetahui pasti tentang tugas dan tanggung jawab mereka ditugaskan. Konflik peran dan ambiguitas peran merupakan
sumber yang sangat signifikan yang terkait dengan stres kerja. Selain itu stres pada pekerjaan atau stres kerja juga dapat diukur
berdasarkan gejalanya atau tanda-tandanya dengan dimensinya adalah reaksi terhadap
stressor,
seperti yang dikemukan oleh Braham dalam Handoyo; 2001:68. Dimensi dan indikator stres kerja sebagai berikut :
Gambar II. 2 Dimensi Stres kerja menurut Braham dalam Handoyo; 2001:68
Dimensi Reaksi terhadap
Stressor Indikakor gejala
fisiologis fisik Indikator gejala
Psikologis Indikator gejala
intelektual Indikator gejala
Prilaku
Dapat diketahui bahwa berdasarkan pengujian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya Noviansyah dan Zunaidah, 2011
ternyata yang lebih berpengaruh terhadap kinerja adalah stres kerja dari pada motivasi kerja, stres kerja berpengaruh sebesar 91
sedangkan motivasi kerja hanya sebesar 88,3. Hal ini sejalan dengan pendapat Margiati dalam Noviansyah dan Zunaidah, 2011:55
perubahan-perubahan yang terjadi di tempat kerja merupakan gejala- gejala individu yang mengalami stres antara lain; 1 Bekerja melewati
batas kemampuan; 2 Keterlambatan masuk kerja yang sering; 3 Ketidak hadiran pekerjaan; 4 Kesulitan membuat keputusan; 5
Kesalahan yang sembrono; 6 Kelalaian menyelesaikan pekerjaan; 7 Lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri; 8
Kesulitan berhubungan dengan orang lain; 9 Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat; 10 Menunjukkan gejala fisik seperti pada
alat pencernaan, tekanan darah tinggi, radang kulit, radang pernafasan. Dengan demikian maka peneliti merasa bahwa stres merupakan
variabel yang penting, yang memang pantas untuk di uji pada pegawai PPKH kantor dinas sosial. Semakin kuat stres kerja pada pegawai,
maka akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kinerja pegawai. Pada stres pegawai peneliti ingin melihat ada atau tidaknya
reaksi terhadap
stressor
pada para pegawai, reaksi ini meliputi gejala- gejala stres seperti yang dikemukan oleh Braham dalam Handoyo;
2001:68 :
1. Gejala fisik, seperti sulit tidur, sakit kepala, selera makan berubah,
mudah terserang penyakit, darah tinggi dan serangan jantung, dan kelelahan fisik lainya.
2. Gejala psikis, seperti mudah marah, sensitif, agresif, depresi dan
kelesuan mental lainya. 3.
Intelektual, seperti mudah lupa, tidak fokus, suka melamun, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja.
4. Prilaku maupun interpersonal, seperti kepercayaan terhadap orang lain
menurun, mudah mengingkari janji, bermalas-malasan, berupaya menghindari pekerjaan, dan tidak bersemangat dalam melakukan
pekerjaan menutup diri dan mencari kesalahan orang lain. Dengan mengetahui stres yang dialami oleh pegawai, maka
perusahaan dapat melakukan perubahan-perubahan yang dapat membangun perusahaanorganisasi menuju hal yang lebih baik. Serta
sebagai informasi yang akan sangat bermanfaat bagi para pegawai PPKH dinas sosial dikarenakan kinerja karyawan akan menjadi lebih
baik bila memperoleh dukungan yang cukup dari atasan dan para pimpinan organisasi.
3. Persepsi a. Pengertian persepsi