C. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh dari stres, kompensasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai. Kinerja
merupakan hasil dari pekerjaan yang dicapai oleh pegawai. Berdasarkan hasil karakteristik responden pegawai PPKH Kabupaten
Banjarnegara diketahui sebagian besar responden berjenis kelamin wanita sebesar 54 orang. Sedangkan berdasarkan usia, sebagian besar pegawai
yang menjadi responden dalam penelitian ini berada pada usia 26 – 30 tahun
sebesar 48 orang. Dilihat dari lamanya bekerja, pegawai PPKH yang bekerja di Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transimigrasi Kabupaten
Banjarnegara sebagian besar didominasi oleh pegawai yang masa kerjanya ≤ 3 tahun. Untuk tingkat pendidikan, sebagian besar responden didominasi
lulusan sarjana S1. Berdasarkan analisis variabel, pada variabel stres X
1
dapat diketahui bahwa pegawai PPKH Kantor Dinas Sosial Kabupaten Banjarnegara
memiliki stres yang tinggi dengan presentase responden yang mengalami stres sebesar 76, mengapa demikian kemungkinan dikarenakan sebagian
besar pegawai di dominasi oleh wanita. Pada hasil penelitian dari Wildani 2012 telah membuktikan bahwa wanita lebih banyak mengalami stres
dibandingkan pria, hal itu sesuai dengan pendapat Brizendine 2006 dalam Wildani 2012, mengatakan bahwa perempuan cenderung mempergunakan
perasaan penggunaan otak kanan lebih dominan dan laki-laki cenderung lebih dapat menyelesaikan diri dari kondisi pekerjaan yang menekan
dirinnya. Selain itu Darmono dalam Purwono Sarwono 2006 juga mengemukakan bahwa stres pada perempuan dapat muncul akibat
kewanitaanya secara umum sebagai akibat sampingan dari keadaan dan perubahan biologis, psikologis dan sosialnya. Sedangkan pegawai laki-laki
yang mengalami stres tinggi itu karena laki-laki memiliki karakteristik
goal oriented
, sehingga hal ini juga dapat menjadi faktor penyebab meningkatnya stres kerja. Pada variabel stres indikator psikologi rata-rata skornya tertinggi
diantara indikator lainya dan pada item variabel stres yang tertinggi terdapat pada item pernyataan ke-2 ketika stres akan sulit tidur dimalam hari, ke-7
ketika stres konsentrasi berkurang tidak fokus dan ke-15 pegawai ketika stres tinggi mengalami hal seperti emosi menjadi sensitif, seperti mudah
marah, sedih atau bosan pada item ini memiliki skor item tertinggi diantara skor yang lainya pada variabel stres.
Pada variabel kompensasi X
2
, dapat diketahui bahwa persepsi pegawai terhadap kompensasi yang diberikan organisasi instansi dilihat
dari hasil skor variabel kompensasi menyatakan bahwa kompensasi yang diterima sudah adil dan layak dengan presentase responden 75
mengatakan kompensasi sudah adil dan layak. Hal itu terjadi kemungkinan dikarenakan pegawai didominasi oleh wanita, karena ada kemungkinan
wanita yang bekerja menjadi pegawai PPKH ini bukanlah tulang punggung keluarga, sedangkan tulang punggung keluarga sebagian besar adalah laki-
laki sehingga bagi wanita kompensasi yang diberikan organisasi instansi sudah cukup adil dan layak. Namun, pada kompensasi sendiri bagian
dimensi layak merupakan yang paling rendah skor rata-ratanya. Dan dilihat pada skor item pernyataan dari dimensi layak, rata-rata terendah pernyataan
terdapat pada item ke-10 fasilitas yang diberikan organisasi sudah sesuai, yang berarti fasilitas yang diberikan organisasi belum begitu sesuai bagi
para pegawai. Pada variabel motivasi X
3
dapat diketahui, bahwa dilihat dari variabel motivasi memperoleh rata-rata skor yang tinggi, dengan kata lain
pegawai PPKH Kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja Kabupaten Banjarnegara memiliki motivasi yang tinggi dengan presentase responden 91. Mengapa
demikian, dapat di lihat dari masing-masing skor per dimensi dan per item pada variabel motivasi semuanya memperoleh hasil yang baik. Pada
motivasi, diantara skor tertinggi dimensi tanggung jawab adalah yang rata- rata skornya terendah. Hal ini dilihat dari item pernyataan yang terdapat
pada dimensi tanggung jawab, pada kedua item pernyataan sekaligus yaitu pada pernyataan ke-9 pegawai selalu mengerjakan dan mengumpulkan
laporan tepat waktu dan pernyataan ke-10 pegawai mengerjakan pekerjaan tambahan yang diberikan atasan dengan hasil yang baik.
Pada variabel kinerja Y, dapat diketahui variabel kinerja memperoleh rata-rata skor yang tinggi dengan presentase responden 99
memiliki kinerja yang tinggi, hal tersebut memiliki arti bahwa pegawai PPKH Kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Banjanegara Jawa Tengah memiliki kinerja yang tinggi atau kinerja yang baik. Hal ini dapat di lihat dari masing-masik skor aspek operasional dan
aspek kompetensi semuanya memperoleh skor yang tinggi, dan juga pada pernyataan per item pada variabel kinerja semuanya memperoleh hasil yang
baik. Namun pada variabel kinerja, aspek operasional memiliki rata-rata terendah dibanding aspek kompetensi. Selain itu pada item pernyataan aspek
operasional skor item kinerja yang terendah terdapat pada item pernyataan ke-3 pencocokan kegiatan data hasil validasi dari kinerja pegawai dan
pada aspek kompetensi yang terendah pada pernyataan ke-8 analisis dan penyelesaian masalah.
Berdasarkan hasil dari analisis pengaruh stres, kompensasi, dan motivasi terhadap kinerja pegawai melalui uji F, uji t dan
Adjusted
dapat diketahui bahwa variabel-variabel bebas stres, kompensasi dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel terikat
kinerja pegawai. Hal ini dapat ditunjukkan melalui hasil uji F dengan nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α 5 atau 0,05 0,000
0,05 yang artinya jika stres, kompensasi dan motivasi ditingkatkan secara bersama-sama maka kinerja akan meningkat. Selain itu berdasarkan uji
Adjusted
secara bersama-sama stres, kompensasi dan motivasi memberikan kontribusi sebesar 29,9 pada kinerja pegawai. Kinerja
pegawai akan semakin meningkat bila dikaitkan dengan semakin efektifnya dalam pembinaan stres, kompensasi yang semakin layak dan adil
serta motivasi yang semakin tinggi pada seorang pegawai. Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Noviansyah dan
Zunaidah 2011 serta Retnani 2016 yang menyimpulkan bahwa stres,
kompensasi dan motivasi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Melalui tabel regresi linear berganda, diketahui bahwa variabel motivasi berpengaruh positif secara parsial terhadap kinerja pegawai.
Untuk variabel motivasi X
3
menunjukkan bahwa nilai
Sig
sebesar 0,000, berarti apabila motivasi di tingkatkan maka akan meningkatkan kinerja
pegawai. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhermawan 2012 dan Noviansyah dan Zunaidah 2011 bahwa motivasi berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Sedangkan stres X
1
dan kompensasi X
2
secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel terikat kinerja pegawai. Hasil penelitian
pada variabel stres menunjukkan nilai
Sig
sebesar 0,620 lebih besar dari 0,05 artinya, stres tidak berpengaruh pada kinerja pegawai. Penelitian ini
sesuai dengan penelitian Sutrisno 2014 dan Rahmawati 2016 bahwa berdasarkan uji parsial stres tidak berpengaruh pada kinerja karyawan.
Penelitian tersebut menjelaskan stres tidak berpengaruh, karena pegawai telah matang dalam mengatasi emosi dan sudah terbiasa dengan adanya stres
kerja, serta hal ini juga disebabkan karena pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi. Walaupun pada presentase responden mengatakan 76
responden mengalami stres yang tinggi, namun mengapa stres tidak berpengaruh kemungkinan disebabkan oleh jenis pekerjaan responden yang
berstatus pegawai negeri dan pendidikan responden yang didominasi S1, sehingga hasilnya sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Sutrisno 2014 serta Rahmawati 2016. Menurut Budiono dalam Siboro 2008, pada penelitian Wildani 2012 tingkat pendidikan mempengaruhi
seseorang dalam cara berfikir dan bertindak dalam menghadapi pekerjaan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin matang dalam
mengatasi emosi dan semakin terbiasa dengan adanya stres terhadap pekerjaan.
Pada persepsi karyawan terhadap kompensasi, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kompensasi secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan dilihat dari hasil uji t, dimana nilai
Sig
522 α 5 0,05. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Retnani 2016 bahwa kompensasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kinerja pegawai, artinya apabila karyawan bekerja cepat maupun santai, kompensasi yang diterima akan sama besarnya. Pada penelitiaan ini
kompensasi tidak berpengaruh kemungkinan juga disebabkan karena jenis pekerjaan responden termasuk pegawai negeri, sehingga menurut persepsi
pegawai kompensasi yang diterima sudah adil, layak dan sudah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah maupun organisasi dan ini
terlihat pada hasil pengukuran presentase presepsi pegawai pada kompensasi, bahwa 75 telah menyatakan bahwa kompensasi yang
diterima sudah adil dan layak. Jadi, dapat diketahui bahwa secara simultan stres, kompensasi dan
motivasi berpengaruh terhadap kinerja, sedangkan secara parsial yang berpengaruh terhadap kinerja adalah motivasi. Pengaruh motivasi secara
parsial adalah positif sehingga secara parsial jika organisasi ingin kinerja pegawai meningkat, maka organisasi harus meningkatkan motivasi pada
pegawai. Motivasi merupakan keinginan kerja untuk mencapai suatu tujuan, dimana keinginan tersebut dapat merangsang dan membuat seseorang untuk
melakukan pekerjaan atau suatu hal atau dorongan yang mengakibatkan timbulnya motivasi kerja. Menurut Gitosudarmo dalam Edi 2009:111
motivasi untuk bekerja sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas kerja. Tanpa adanya motivasi dari para pegawai untuk bekerja sama dengan
organisasiinstansi, maka tujuan organisasi instansi tidak akan tercapai. Untuk meningkatkan kinerja pegawai, sebaiknya instansi lebih
memperhatikan usaha untuk meningkatkan karier yang dilakukan para pegawai untuk mencapai prestasi, bekerja keras yang dilakukan untuk
mencapai hasil yang maksimal, bekerja keras untuk naik ke jenjang pekerjaan yang diperoleh saat ini dan berusaha untuk menjadi yang terbaik
diantara rekan-rekan kerja. Dengan demikian hal ini dapat meningkatkan kinerja para pegawai menjadi lebih baik.
Untuk itu, organisasi perlu meningkatkan item-item motivasi dari dimensi-dimensi yang telah di ukur dan diteliti untuk meningkatan kinerja,
terutama yang perlu ditingkatkan adalah pada dimensi tanggung jawab, karena dimensi ini memiliki skor rata-rata terendah dari dimensi lainya.
Berdasarkan semua item pernyataan, kedua item pernyataan dari dimensi tanggung jawab ini juga memperoleh rata-rata skor paling rendah diantara
item pernyataan yang lain, yaitu pada pernyataan ke-9 mengenai pegawai
selalu mengerjakan dan mengumpulkan laporan tepat waktu dengan skor 3,47 dan pernyataan ke-10 mengenai pegawai mengerjakan pekerjaan
tambahan yang diberikan atasan dengan hasil yang baik dengan dengan skor 3,42. Dengan meningkatkan atau memperbaiki hal tersebut dapat
mendukung pelaksanaan strategi instansi maupun organisasi dan dapat memberikan perubahan pada instansi maupun organisasi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Namun, instansi maupun organisasi juga perlu untuk terus mempertahankan dimensi yang lain yang sudah baik terutama
yang berkaitan dengan upaya untuk menjadi yang terbaik diantara rekan kerja, seperti semangat dalam melakukan pekerjaan, keinginan untuk
bekerja lebih baik dari sebelumnya dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan lebih awal dari batas waktu yang ditentukan organisasi, karena hal
itu dapat memotivasi pegawai untuk terus meningkatkan kinerja.
127
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang didapat pada stres, kompensasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil uji F yang dilakukan pada penelitian ini, variabel stres, kompensasi dan motivasi secara bersama-bersama berpengaruh terhadap
kinerja pegawai PPKH Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banjarnegara.
2. Berdasarkan hasil uji t, secara parsial motivasi berpengaruh positif
terhadap kinerja pegawai PPKH Kantor Dinas Sosial Kabupaten Banjarnegara. Sedangkan stres dan kompensasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja pegawai PPKH Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banjarnegara.
3. Berdasarkan hasil uji
Adjusted
R², variabel bebas stres, kompensasi dan motivasi memberikan kontribusi perubahan dalam variabel terikat
kinerja pegawai sebesar 29,9.