Pembuatan Soal Problem posing

24

D. Pembuatan Soal Problem posing

Menurut Gonzales Abu Elwan, 2000 salah satu tujuan utama pembelajaran matematika adalah untuk mendorong para murid untuk menjadi pemecah masalah terbaik. Untuk mencapai tujuan tersebut, diajarkan strategi pemecahan masalah matematika dengan melibatkan keaktifan siswa. Metode yang menekankan pada pemecahan masalah bagi para siswa adalah metode problem posing . Gaya baru dalam pendidikan matematika merekomendasikan perubahan pembelajaran yang meminta siswa untuk memecahkan masalah, mengembangkan pengetahuan dengan memodifikasi pertanyaan-pertanyaan siswa, menambahkan data baru, menghilangkan beberapa data, mengubah variabel atau membangun masalah baru berdasarkan gagasan yang asli. Problem posing merupakan istilah lain dari kata pembuatan soal. Dalam pembelajaran matematika, pembuatan soal merupakan salah satu tema utama. Problem posing bukan lagi ide baru dalam pembelajaran matematika. Istilah tersebut sudah diperkenalkan di beberapa negara di dunia seperti Amerika, Inggris, Australia, Jepang, dan Singapura. Problem posing dapat diartikan sebagai pembentukan soal berdasarkan konteks, cerita, informasi atau gambar yang diketahui. Menurut Silver Abu Elwan, 2000, pengertian problem posing tidak terbatas pada pembentukan soal yang betul-betul baru, tetapi dapat berarti mereformulasi soal-soal yang diberikan. Terdapat beberapa cara pembentukan soal baru dari soal yang telah diberikan, misalnya dengan mengubah atau menambah data atau informasi 25 pada soal itu, misalnya mengubah bilangan,operasi, objek, syarat, atau konteksnya. Tentang pembentukan pertanyaan oleh siswa, Brown dan Walter 1990:10 menyatakan bahwa : There is a myth that it is the role ofthe expert or authority textbook, teachers, research mathematician to ask the question and for the student merely to answer them. Of course,it is considered good pedagogy to encourage students to ask questions,but there are usually questions of an instrumental nature questions that enable teachers to pursue their pre-conceived agendas. Seorang guru diharapkan dapat memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh siswa yang berguna untuk mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan balikan kepada guru. Seorang siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan agar dapat mengikuti alur pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru. Misalnya di sekolah dasar, guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memastikan bahwa siswa dapat memahami dengan baik materi yang telah disampaikan. Menurut Silver Mahmudi, 2008, problem posing meliputi beberapa pengertian,yaitu 1 perumusan soal atau perumusan ulang soal yang telah diberikan dengan beberapa perubahan agar lebih mudah dipahami siswa, 2 perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal yang telah diselesaikan dalam rangka penemuan alternatif penyelesaian, dan 3 pembuatan soal dari suatu situasi yang diberikan. 26 Silver dan Cai Abu Elwan, 2000 mengklasifikasikan tiga aktivitas kognitif dalam pembuatan soal sebagai berikut : 1. Pre solution posing Pre solution posing adalah p embuatan soal berdasarkan situasi atau informasi yang diberikan. Contoh : Buatlah soal berdasarkan informasi berikut ini : Ali bermaksud membeli sebuah buku seharga Rp 10.000,00 tetapi ia hanya mempunyai uang Rp 6.000,00 Soal-soal yang mungkin dibuat siswa adalah 1 Apakah Ali mempunyai cukup uang untuk membeli buku?, 2 Baerapa rupiah lagi yang dibutuhkan Ali agar dapat membeli buku itu? 2. Within solution posing Pembuatan atau formulasi soal yang sedang diselesaikan. Pembuatan soal demikian sebagai penyederhanaan dari soal yang sedang diselesaikan. Dengan demikian, pembuatan soal demikian akan mendukung penyelesaian semula. Contoh : Diketahui soal sebagai berikut : Sebanyak 20.000 galon air diisikan ke kolam renang dengan kecepatan tetap. Setelah 4 jam pengisian, isi kolam renang tersebut menjadi 5 8 nya. Jika sebelum pengisian kolam tersebut telah berisi seperempatnya, berapakah kecepatan aliran air tersebut? 27 Soal-soal yang mungkin disusun oleh siswa yang dapat mendukung penyelesaian soal tersebut adalah sebagai berikut: a Berapa gallon air di kolam renang ketika kolam berisi seperempatnya? Berapa gallon air di kolam renang ketika kolam renang itu berisi 5 8 nya? b Berapakah perubahan banyaknya air dalam kolam renang setelah 5 jam pengisian? c Berapakah rata-rata perubahan banyaknya air kolam renang itu? d Berapa waktu yang diperlukan untuk mengisi kolam renang tersebut sampai penuh? 3. Post solution posing Post solution posing disebut juga sebagai find a more challenging problem. Siswa memodifikasi atau merevisi tujuan atau kondisi soal yang telah diselesaikan untuk menghasilkan soal-soal baru yang lebih menantang. Pembuatan soal demikian merujuk pada strategi what if not atau what happen if . Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk membuat soal dengan strategi itu adalah sebagai berikut : a Mengubah informasi atau data pada soal semula b Menambah informasi atau data pada soal semula c Mengubah nilai data yang diberikan, tetapi tetap mempertahankan kondisi atau situasi soal semula d Mengubah situasi atau kondisi soal semula, tetapi tetap mempertahankan data atau informasi yang ada pada soal semula 28 Contoh : Luas persegi panjang dengan panjang 4 m dan lebar 2 m adalah 8 m² Soal-soal yang dapat disusun adalah sebagai berikut : a Bagaimana jika lebarnya menjadi 3 m? Bagaimana luasnya? b Apa yang terjadi jika mengubah panjang dan lebarnya menjadi masing- masing dua kali? Apakah luasnya juga akan menjadi dua kaliluas semula? c Bagaimana jika kita mengubah panjangnya menjadi dua kali dan mengurangi lebarnya menjadi setengahnya? Apakah luasnya akan tetap? d Tentukan panjang dan lebar suatu persegi panjang yang luasnya sama dengan dua kali luas semula? Abu-Elwan Abu Elwan, 2000 mengklasifikasikan problem posing menjadi tiga tipe yaitu : 1. Free problem posing problem posing bebas Menurut tipe ini siswa diminta untuk membuat soal secara bebas berdasarkan situasi di kehidupan sehari-hari dalam atau luar sekolah. Pada tipe ini guru dapat menghubungkan situasi kehidupan nyata dengan ilmu matematika dan meminta para siswa untuk membuat contoh masalah yang baru namun masih berhubungan dengan contoh yang diberikan guru. 2. Semi structured problem posing problem posing semi terstruktur Dalam hal ini siswa diberikan suatu situasi bebas dan diminta untuk mengeksplorasinya dengan menggunakan pengetahuan, 29 keterampilan, atau konsep yang telah mereka miliki. Bentuk soal yang dapat diberikan adalah soal terbuka yang melibatkan aktivitas integrasi matematika, membuat soal berdasarkan soal yang diberikan, membuat soal dengan konteks yang sama dengan soal yang diberikan, membuat soal terkait dengan teorema tertentu, atau membuat soal berdasarkan gambar yang diberikan. 3. Structured problem posing problem posing terstruktur Dalam hal ini siswa diminta untuk membuat soal berdasarkan soal yang diketahui dengan mengubah data atau informasi yang diketahui. Brown dan Walter 1990 merancang formula pembuatan soal berdasarkan soal-soal yang telah diselesaikan dengan menvariasikan kondisi atau tujuan dari soal yang diberikan. Pada metode ini, guru harus mendorong siswa untuk membuat contoh masalah baru dan bekerjasama dengan teman sebangku satu kelompok 2 siswa untuk membuat contoh soal serta penyelesaiannya, dengan demikian siswa menjadi lebih kompeten dalam memahami materi. Kerjasama dengan teman dapat juga dilakukan dengan teman lain sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru, jumlah kelompok tidak begitu dipermasalahkan karena kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan melatih siswa agar dapat membuat soal dengan baik sesuai dengankompetensi yang akan dicapai pada materi yang bersangkutan. 30 Dengan kata lain dapat di simpulkan bahwa metode problem posing pembuatan soal ini digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan agar siswa dapat memahami materi dengan baik, bukan menghafal namun memahami. Siswa yang dapat membuat soal pasti dapat memberikan jawaban atas soal yang telah dibuat kunci jawaban, dengan demikian jika siswa tidak memahami materi dengan baik, maka siswa tidak dapat membuat soal dengan baik pula.

E. Motivasi