12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Prinsip-prinsip Belajar
Belajar merupakan kata yang sering disengar setiap hari. Belajar biasanya identik dengan para pelajar baik siswa SD, SMP, SMA dan mahasiswa.
Bukan hanya sekedar kata, namun belajar sudah sangat lekat dengan kegiatan sehari-hari bagi para pelajar dalam menuntut ilmu di institusi pendidikan
formal. Kegiatan belajar dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun sesuai dengan keinginan masing-masing orang. Meskipun kata
“belajar” selalu dipakai, didengar, dan di lakukan setiap saat, namun tidak semua orang tahu apa arti dan makna dari belajar.
1. Pengertian Belajar
Setiap orang seharusnya tahu setiap arti dan kata yang diucapkan, namun dalam kenyataannya kadang orang kurang tahu arti dan makna
dari kata yang sedang diucapkannya. Mengerti dan memahami dengan baik suatu kata merupakan hal yang penting agar tidak menjadikan
pemahaman yang keliru akan suatu kata. Seperti kata “belajar” juga harus diketahui dengan baik apa arti dan maknanya agar tidak menimbulkan
kekeliruan makna dari kata tersebut. Beberapa ahli psikologi dan pendidikan telah mengemukakan
pengertian belajar sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing.
13
Ada beberapa pengertian belajar menurut para ahli Djamarah, 2011:12, diantaranya adalah
a James O Whittaker merumuskan belajar sebagai proses dimana
tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. b
Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience.
Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. c
Howard L Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior in the broader sense is originated or changed
through practice or training . Belajar adalah proses dimana tingkah
laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
d Geoch merumuskan learning is change is performance as a result of
practice . Belajar adalah perubahan suatu tindakan yang merupakan
akibat dari latihan. e
Slameto juga merumuskan pengertian belajar yaitu belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu
sendiri dalam
interaksi dengan
lingkungannya. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu aktifitas yang melibatkan fisik dan
14
psikis. Gerakan fisik dilakukan sebagai suatu perantara dari aktifitas psikis, sebagai contoh dengan melihat atau menggerakkan anggota tubuh.
Namun demikian, belajar merupakan suatu perubahan dari psikis seseorang dengan adanya kesan baru. Kesan tersebut akan mempengaruhi
dan mengubah psikis seseorang menjadi lebih baik yang kemudian dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa belajar serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik Djamarah, 2011:13.
2. Hakikat Belajar
Pada pembahasan sebelumnya telah disampaikan pengertian belajar menurut beberapa ahli. Dari beberapa pendapat mengenai belajar,
ada kata yang sangat penting yaitu “perubahan” atau “change“. Beberapa pendapat tentang belajar yang telah dikemukakan sebelumnya, yang
paling penting dalam belajar adalah adanya sebuah perubahan. Perubahan yang dikehendaki tentu saja merupakan suatu perubahan yang sesuai
dengan perubahan yang dikehendaki dalam pengertian belajar. Dengan demikian, seseorang yang telah melakukan aktivitas
belajar, maka ia akan mengalami perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman atau kesan yang baru. Namun perlu dipahami
bahwa perubahan dalam belajar merupakan perubahan pada aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Akhirnya dapat disimpulkan
15
bahwa hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar Djamarah,2011:14.
3. Ciri-ciri Belajar
Berikut merupakan ciri-ciri belajar berdasarkan hakikat belajar yang merupakan perubahan tingkah laku Djamarah,2011:15-16, yaitu
a Perubahan yang terjadi secara sadar
Perubahan yang terjadi secara sadar berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya
individu telah merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia akan menyadari akan kemampuannya yang bertambah,
kecakapan bertambah, atau kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan individu yang terjadi karena ia tidak sadar bukan termasuk ke dalam
perubahan dalam pengertian belajar. b
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan tidak statis. suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Sebagai contoh adalah seorang anak yang belajar menulis, maka ia akan mengalami
perubahan yang semula tidak bisa menulis menjadi dapat menulis. Selanjutnya ia dapat menulis dengan baik dan dapat menggunakan
berbagai macam alat tulis. Disamping itu, ia akan memperoleh
16
kecakapan dalam menulis surat, catatan, mengerjakan soal, dan sebagainya.
c Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Pada dasarnya, belajar akan menghasikan perubahan-perubahan yang selalu bertambah dan akan menuju ke hal yang lebih baik.
Dengan demikian, semakin banyak belajar, maka akan semakin banyak pengalaman dan perubahan yang diperoleh. Perubahan yang
diharapkan dalam belajar adalah perubahan yang aktif, artinya bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha
individu yang bersangkutan. d
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang hanya bersifat sementara temporer bukan
merupakan perubahan dalam pengertian belajar, misalnya menangis, berkeringat, dan sebagainya. Perubahan dalam belajar bersifat
menetap permanen dan kemungkinan akan terus berkembang bila terus digunakan atau dilatih.
e Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada tingkah laku
yang benar-benar disadari dan yang telah ditetapkan. f
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan secara keseluruhan tingkah laku. Jika
17
seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, kebiasaan,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. 4.
Teori-teori Belajar Berbagai macam teori belajar telah ditemukan oleh para ahli
melalui penelitian. Teori-teori yang didapat terus menerus dikembangkan oleh para ahli sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian dan
mendapatkan teori yang baru dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Berikut akan dikemukakan teori-teori belajar menurut para
ahli Djamarah,2011:17-27 a
Teori belajar menurut ilmu jiwa daya Menurut para ahli ilmu jiwa daya, jiwa manusia mempunyai daya-
daya. Manusia akan memanfaatkan daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya akan dirasakan ketika dipergunakan untuk
sesuatu hal, misalnya mengenal, mengingat, dan sebagainya. Akibat adanya teori inimaka belajar hanyalah melatih semua daya
dengan cara menghafal kata-kata atau angka. Pengaruh teori ini dalam belajar adalah ilmu pengetahuan yang didapat hanya bersifat hafalan
dan kurang menekankan makna dari apa yang dipelajari. Walaupun begitu,teori ini cocok digunakan untuk menghafal rumus, kata-kata
asing, dan sebagainya. Oleh karena itu menurut para ahli jiwa daya, bila ingin berhasil dalam belajar maka latihlan semua daya yang ada
dalam diri.
18
b Teori tanggapan
Teori tanggapan merupakan suatu teori yang menentang teori jiwa daya. Tokoh dalam teori ini adalah Herbart. Menurut Herbart, teori
yang dikedepankan oleh ilmu jiwa daya tidak ilmiah, sebab psikologi daya tidak dapat menerangkan kehidupan jiwa. Oleh karena itu
Herbart menunjukkan teorinya yaitu teori tanggapan, karena menurutnya unsur jiwa yang paling sederhana adalah tanggapan.
Menurut teori tanggapan, belajar adalah memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang, dan sejelas-jelasnya. Banyak
tanggapan berarti dikatakan pandai. Sedikit tanggapan berarti dikatakan kurang pandai. Maka orang pandai berarti orang
yangbanyak mempunyai tanggapan yang tersimpan dalam otaknya. Jika sejumlah tanggapan diartikan sebagai sejumlah kesan, maka
belajar adalah memasukkan kesan-kesan kedalam otak dan menjadikan orang pandai.
c Teori belajar menurut ilmu jiwa Gestalt
Gestalt merupakan sebuah teori belajar yang dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Teori ini berpandangan bahwa
keseluruhan lebih penting daripada bagian-bagian, sebab bagian- bagian itu didahului oleh keseluruhan.
Menurut teori Gestalt, yang terpenting dalam belajar adalah penyesuaian pertama yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang
19
tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi, namun mengerti atau memperoleh insight pengertian.
d Teori belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu 1
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2 Belajar adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
instruksi Gegne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh
manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut the domains of learning,
yaitu i.
Keterampilan motoris motor skill ii.
Informasi verbal iii.
Kemampuan intelektual iv.
Strategi kognitif v.
Sikap e
Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi Teori asosiasi disebut juga teori sarbond. Sarbond merupakan
singkatan dari Stimulus rangsangan, Respons tanggapan, dan Bond dihubungkan.
Rangsangan diciptakan
untuk memunculkan
tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi. Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya
20
terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Penyatupaduan bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan.
Dari aliran ilmu jiwa asosiasi ada dua teori yang sangat terkenal, yaitu teori konektionisme dari Thorndike dan teori conditioning dari
Ivan P Pavlov. 1
Teori konektionisme Dalam penelitiannya, Thorndike menyimpulkan bahwa
respons lepas dari kurungan itu lambat laun diasosiasikan dengan situasi stimulus dalam belajar coba-coba, trial and error. Respons
benar lambat laun akan diperkuat melalui percobaan yang berulang-ulang, sedangkan renpons yang tidak benar akan
diperlambat atau dihilangkan. Gejala ini disebut substitusi respons kondisioning instrumental. Ada tiga hokum belajar menurut
Torndike, yaitu i.
Hukum efek Hukuman tidak sama pengaruhnya dengan ganjaran dalam
belajar ii.
Hukum latihan Pengalaman yang diulang-ulang akan memperbesar
peluang timbulnya respons yang benar iii.
Hukum kesiapan Pelaksanaan tindakan sebagai respons terhadap suatu
impuls yang kuat menimbulkan kepuasan, sedangkan
21
menghalang-halangi pelaksanaan
tindakan akan
memaksanya menimbulkan kejengkelan. Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut Thorndike, dasar
dari belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls untuk bertindak. Asosiasi ini dinamakan
connecting . Sama maknanya dengan belajar adalah pembentukan
hubungan antara stimulus dan respons, antara aksi dan reaksi. 2
Teori conditioning Manusia pasti pernah melakukan hal-hal sesuai dengan
kebiasaan dalam kondisi tertentu. Bentuk-bentuk kelakuan tersebut terjadi karena adanya conditioning. Karena kondisinya
diciptakan, maka dapat menjadi sebuah kebiasaan, sehingga kondisi yang diciptakan merupakan syarat memunculkan refleks
bersyarat.
B. Sifat Matematika dan Struktur Kognitifnya