21
menghalang-halangi pelaksanaan
tindakan akan
memaksanya menimbulkan kejengkelan. Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut Thorndike, dasar
dari belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls untuk bertindak. Asosiasi ini dinamakan
connecting . Sama maknanya dengan belajar adalah pembentukan
hubungan antara stimulus dan respons, antara aksi dan reaksi. 2
Teori conditioning Manusia pasti pernah melakukan hal-hal sesuai dengan
kebiasaan dalam kondisi tertentu. Bentuk-bentuk kelakuan tersebut terjadi karena adanya conditioning. Karena kondisinya
diciptakan, maka dapat menjadi sebuah kebiasaan, sehingga kondisi yang diciptakan merupakan syarat memunculkan refleks
bersyarat.
B. Sifat Matematika dan Struktur Kognitifnya
Matematika merupakan suatu ilmu yang abstrak, objek-objeknya tidak dapat diamati oleh indera manusia. Konsep-konsep matematika semuanya
merupakan hasil rekayasa mental mental construct yang terjadi melalui proses abstraksi, generalisasi, idelaisasi, deduksi, dan sebagainya, dan oleh
karenanya sifatnya abstrak. Hanya representasi obyek matematika yang dapat diamati Marpaung, 1995.
22
Menurut Piaget Baharuddin, 2009 perkembangan intelegensi manusia dibagi dalam tahapan-tahapan yang berjenjang sebagai berikut :
1. Tahap sensori-motor : pada umur sekitar 0 - 2 tahun
Karakteristik intelektual pada umur ini meliputi: a.
Meniru, mengingat, dan berpikir b.
Mulai mengenal dunia luar meskipun masih secara samar c.
Aktifitas gerak refleks 2.
Tahap pre-operasional : pada umur sekitar 2 tahun - 7 tahun Karakteristik intelektual pada umur ini meliputi:
a. Mengembangkan kecakapan berbahasa
b. Mempunyai kemampuan berpikir dalam bentuk simbol
c. berpikir logis
3. Tahap operasional konkrit : umur sekitar 7 tahun - 11 tahun
Karakteristik intelektual pada umur ini meliputi: a.
Mampu memecahkan masalah yang nyata b.
Mengerti hukum dan mampu membedakan baik buruk 4.
Tahap operasi formal : pada umur lebih dari 11 tahun Karakteristik intelektual pada umur ini meliputi:
a. Mampu memecahkan masalah yang abstrak
b. Dapat berpikir ilmiah
c. Mengembangkan kepribadian
Siswa SMP berada pada tahap keempat yaitu tahap operasi formal. Pada tahap ini siswa sudah mampu untuk mengembangkan cara berpikir yang
23
lebih ilmiah dan dapat memecahkan masalah yang abstrak. Pada jenjang SMP, siswa sudah diajak untuk berpikir matematis dan lebih abstrak
dibandingkan dengan jenjang sekolah dasar.
C. Berpikir Geometris dan Konsep-konsep Geometri
Berpikir geometris perlu untuk diberikan kepada siswa karena dapat memberikan manfaat kepada siswa yaitu logika pemahaman keruangan dan
materi geometri. Pemahaman ruang dan materi mengenai geometri bermanfaat untuk siswa karena dapat membantu perkembangan siswa. Walle Van De
Walle, 2008:150 mendefinisikan pemahaman ruang sebagai naluri akan bentuk-bentuk dan kaitan diantaranya. Seseorang yang memiliki pemahaman
ruang mempunyai kepekaan akan aspek-aspek geometri di sekelilingnya dan berbagai bentuk bangun yang terbentuk oleh objek-objek di lingkungan
sekitar. Walle juga berpendapat bahwa pemahaman ruang didapat bukan dari bakat
yang dimiliki seseorang, namun karena seseorang mau berlatih secara konsisten. Tanpa pengalaman geometri, maka kebanyakan orang tidak
berkembang dalam pemahaman dan logika keruangan. Pada materi geometri mencakup empat tingkatan, yaitu bentuk dan sifat, transformasi, lokasi, dan
visualisasi baik geometri dua dimensi maupun tiga dimensi.
24
D. Pembuatan Soal Problem posing