Hubungan Persepsi Pengetahuan Wajib Pajak dengan Persepsi

1. Hubungan Persepsi Pengetahuan Wajib Pajak dengan Persepsi

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada variabel Persepsi Pengetahuan Wajib Pajak menunjukkan bahwa persepsi pengetahuan Wajib Pajak memiliki hubungan positif yang cukup kuat dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menyampaikan SPT Tahunannya. Hal ini terbukti dengan diperolehnya angka koefisien korelasi sebesar 0,456. Angka ini menunjukkan adanya korelasi positif yang berarti persepsi pengetahuan Wajib Pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki hubungan yang searah, yaitu semakin tinggi pengetahuan Wajib Pajak maka semakin tinggi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan sebaliknya. Angka korelasi tersebut berada pada interval 0,40 sampai 0,599 yang berarti memiliki hubungan cukup kuat, artinya persepsi pengetahuan Wajib Pajak dengan persepsi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki hubungan cukup kuat. Wajib Pajak yang patuh akan membantu peran pemerintah untuk memajukan negara dengan pengetahuan Wajib Pajak yang cukup mengerti akan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan jawaban responden mengenai Persepsi Pengetahuan Wajib Pajak, 39 responden yang berumur 22 sampai 30 tahun, 41 responden dengan pendidikan terakhir adalah SMA, 46 responden bekerja sebagai karyawan swasta, dan lamanya bekerja lebih dari 8 tahun sebanyak 29 responden. Sebanyak 71 responden berpendapat bahwa responden PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sudah memiliki pengetahuan perpajakan yang cukup dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi lainnya. Pengetahuan Wajib Pajak tersebut terkait dengan pengetahuan Wajib Pajak mengenai kepemilikan NPWP merupakan sarana administrasi sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Pengetahuan mengenai batas waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi yaitu paling lama 3 tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak. Pengetahuan Wajib Pajak mengenai tarif pajak yang berlaku dapat mendorong Wajib Pajak untuk menghitung kewajiban pajaknya sendiri dengan benar. Pengetahuan Wajib Pajak mengenai manfaat pajak yang dibayarkan ke kas negara digunakan untuk fasilitas umum, pembayaran utang Luar Negeri, sumber utama APBN, pelayanan kesehatan oleh pemerintah, dan subsidi BBM. Upaya yang dapat dilakukan Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama untuk meningkatkan pengetahuan Wajib Pajak adalah dengan memberikan sosialisasi perpajakan yang menyangkut pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan. Sosialisasi perpajakan ini memiliki tujuan antara lain, edukasi perpajakan sehingga meningkatkan pengetahuan Wajib Pajak akan hal dan kewajibannya. Sosialisasi perpajakan ini juga akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak yang salah satunya indikatornya adalah penyampaian SPT Tahunan secara tepat waktu. Dengan demikian diharapkan Wajib Pajak yang memiliki pengetahuan yang cukup luas dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT Tahunannya.

2. Hubungan Persepsi Kemudahan Pengisian SPT dengan Persepsi

Dokumen yang terkait

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 5 17

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 1 12

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan.

1 3 2

Analisis hubungan persepsi pengetahuan pajak, persepsi kualitas pelayanan, persepsi konsultasi Account Representative (AR) dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman, Yogyakarta.

10 69 135

Persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap hubungan penerapan E-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT : studi kasus di kantor pelayanan Pajak Pratama Sleman.

1 4 99

Hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak : studi kasus di kantor pelayanan pajak pratama sleman.

2 11 128

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi

0 9 145

Hubungan antara penerapan e SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak studi kasus di kantor pelayanan pajak pratama sleman

1 17 126

Pengaruh Persepsi Kemudahan Pengisian SPT, Persepsi Sanksi Perpajakan, Persepsi Tingkat Kepercayaan dengan Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada KPP Pratama Ilir Timur Palembang)

0 0 12