Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan selama 3 tiga Tahun Pajak terakhir yang wajib disampaikan sampai dengan akhir tahun sebelum tahun penetapan Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dilakukan tepat waktu; b. Tidak mempunyai tunggakkan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakkan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak. Keadaan Wajib Pajak pada tanggal 31 Desember tahun sebelum penetapan sebagai Wajib Pajak dengan kriteria tertentu; c. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 tiga tahun berturut-turut; dan d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 lima tahun terakhir.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak, antara lain Safri, 2013: 10: a. Pemahaman terhadap sistem Self Assessment dan ketepatan membayar pajak Merupakan sistem pemungutan pajak yang besarnya pajak dihitung sendiri oleh wajib pajak. Self Assessment System menuntut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adanya peran serta aktif dari masyarakat dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Sistem self assessment memberikan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan seluruh pajak yang menjadi kewajibannya. Dengan kata lain, wajib pajak menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang Supadmi, 2006. Hal ini dapat digunakan untuk mengukur perilaku wajib pajak, yaitu seberapa besar tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT secara benar dan tepat, semakin tinggi tingkat kebenaran dalam menghitung, ketepatan menyetor serta menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT secara benar dan tepat, maka diharapkan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajibannya. b. Kualitas Pelayanan Pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan memuaskan dan dapat memberikan pelayanan dan tanggapan, kemampuan, kesopanan dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak. c. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi akan menyebabkan masyarakat lebih mudah memahami ketentuan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peraturan perundang- undangan di bidang perpajakan yang berlaku. Pendidikan yang rendah juga akan tercermin dari masih banyaknya wajib pajak terutama orang pribadi yang tidak melakukan pembukuan. Tingkat pendidikan rendah juga akan berpeluang wajib pajak enggan melaksanakan kewajiban perpajakan karena kurangnya pemahaman mereka terhadap sistem perpajakan yang berlaku. d. Persepsi Wajib Pajak terhadap sanksi perpajakan. Sanksi perpajakan diberikan kepada wajib pajak agar wajib pajak mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak. Sanksi perpajakan dalam undang-undang perpajakan berupa sanksi administrasi denda dan bunga dan sanksi pidana. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

6. Upaya Pemerintah untuk meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Dokumen yang terkait

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 5 17

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 1 12

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan.

1 3 2

Analisis hubungan persepsi pengetahuan pajak, persepsi kualitas pelayanan, persepsi konsultasi Account Representative (AR) dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman, Yogyakarta.

10 69 135

Persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap hubungan penerapan E-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT : studi kasus di kantor pelayanan Pajak Pratama Sleman.

1 4 99

Hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak : studi kasus di kantor pelayanan pajak pratama sleman.

2 11 128

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi

0 9 145

Hubungan antara penerapan e SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak studi kasus di kantor pelayanan pajak pratama sleman

1 17 126

Pengaruh Persepsi Kemudahan Pengisian SPT, Persepsi Sanksi Perpajakan, Persepsi Tingkat Kepercayaan dengan Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada KPP Pratama Ilir Timur Palembang)

0 0 12