Deskripsi Karakteristik Responden Deskripsi Variabel Penelitian Uji Normalitas Data Uji Korelasi Spearman Rank

bahwa instrumen tersebut memiliki konstruksi yang baik bila korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang Sugiyono, 2007: 178.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Sirega r 2013: 55, “Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.” Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu instrumen penelitian adalah teknik Alpha Cronbach. Teknik atau rumus ini dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak, bila jawaban yang diberikan responden berbentuk skala. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas r 11 0,6 Siregar, 2013: 57. Tabel 3.2 Batasan Skor Reliabilitas Alpha Cronbach Skor Reliabilitas 0,50 Rendah 0,50 – 0,60 Cukup 0,70 – 0,80 Tinggi Sumber: Jogiyanto 2008: 52

K. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari gambaran umum responden, frekuensi dan persentase jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama bekerja, penghasilan perbulan, kepemilikan NPWP, tahun kepemilikan NPWP, dan permintaan abstrakringkasan.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi ini berisi data penelitian atau hasil dari kuesioner yang telah disebarkan tentang variabel yang digunakan. Deskripsi variabel penelitian memuat data statistik seperti rerata mean, simpangan baku standar deviasi, serta skor minimum dan skor maksimum.

3. Uji Normalitas Data

Menurut Siregar 2013:153 mengatakan bahwa tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah proporsi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dapat menggunakan uji statistik berjenis parametrik. Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non parametrik. Dalam penelitian ini, menghitung uji normalitas data menggunakan SPSS 22. Hipotesis yang dirumuskan adalah Santoso, 2010: 94: Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas adalah: Jika probabilitas sig. 0,05, maha Ho diterima Jika probabilitas sig. 0,05, maha Ho ditolak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Uji Korelasi Spearman Rank

Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah analisis asosiatif. Menurut Siregar 2010: 213, “Analisis asosiatif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji ada tidaknya hubungan keberadaan variabel dari dua kelompok data atau lebih. ” Selain itu dikarenakan penelitian ini menggunakan data ordinal maka termasuk statistik nonparametrik. Statistik nonparametrik digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya berbentuk nominal dan ordinal, dan tidak berlandaskan asumsi bahwa distribusi data harus normal Sugiyono, 2007: 293. Data yang tersedia adalah berskala ordinal dan berdistribusi tidak normal maka penelitian ini menggunakan analisis korelasi, yaitu korelasi Spearman Rank. Korelasi Spearman Rank digunakan mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing- masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama Sugiyono 2007: 356. Besar korelasi adalah 0 sd 1. Korelasi positif yang artinya searah jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin besar juga. Korelasi negatif yang artinya berlawanan arah jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin mengecil Siregar, 2013: 380. Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai korelasi r s = - 1 ≤ 0 ≤ 1 untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada antara -1 dan 1, sedangkan arah dinyatakan positif + dan negatif -. a. Apabila r = -1 korelasi negatif sempurna, artinya terjadi hubungan bertolak belakang antara X dan Y, bila X naik, Y turun. b. Apabila r = 1 korelasi positif sempurna, artinya terjadi hubungan searah, bila X naik dan Y juga naik. Tabel 3.3 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Cukup kuat 0,60 – 0,799 Mendekati Sempurna 0,80 – 1,000 Sempurna Sumber: Suntoyo 2011: 144 56

BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA

A. Sejarah dan Profil Singkat KPP Pratama Pangkalan Bun

Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Pangkalan Bun tidak lepas dari adanya modernisasi dan reformasi perpajakan di Indonesia yang sudah dimulai sejak tahun 2005, yaitu restrukturisasi organisasi kantor pelayanan pajak yang dulu terdiri dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Pemeriksaan Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama. KPP Pratama Pangkalan Bun berdiri pada tahun 2008 yang merupakan penggabungan anntara Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Pangkalan Bun dan KP4 Pangkalan Bun yang merupakan unit kerja di bawah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sampit. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pangkalan Bun adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah DJP Kalimantan Selatan dan Tengah. Kantor Pelayanan Pajak Pratama dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang merupakan pejabat setingkat eselon III a. Ruang Lingkup Kerja KPP Pratama Pangkalan Bun meliputi 3 Kabupaten yaitu Kotawaringin Barat, Sukamara dan Lamandau. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pangkalan Bun juga membawahi 2 unit organisasi yang lebih kecil yaitu Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan KP2KP Sukamara dan Nanga Bulik. Kantor ini dipimpin pejabat setingkat eselon IVa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 5 17

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 1 12

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan.

1 3 2

Analisis hubungan persepsi pengetahuan pajak, persepsi kualitas pelayanan, persepsi konsultasi Account Representative (AR) dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman, Yogyakarta.

10 69 135

Persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap hubungan penerapan E-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT : studi kasus di kantor pelayanan Pajak Pratama Sleman.

1 4 99

Hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak : studi kasus di kantor pelayanan pajak pratama sleman.

2 11 128

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi

0 9 145

Hubungan antara penerapan e SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak studi kasus di kantor pelayanan pajak pratama sleman

1 17 126

Pengaruh Persepsi Kemudahan Pengisian SPT, Persepsi Sanksi Perpajakan, Persepsi Tingkat Kepercayaan dengan Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada KPP Pratama Ilir Timur Palembang)

0 0 12