7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pajak
1. Definisi Pajak
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo
2011:1 dan Sari 2013:34, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada
mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dari definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur: a.
Iuran dari rakyat kepada negara; b.
Berdasarkan undang-undang pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya;
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara lagsung
dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontrapretasi individual oleh pemerintah;
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Menurut Anderson, W.H Sari 2013:35, pajak adalah pembayaran
yang bersifat paksaan kepada negara yang dibebankan pada pendapatan kekayaan seseorang yang diutamakan untuk membiayai pengeluaran
negara.
2. Fungsi Pajak
Fungsi pajak dibagi menjadi dua Mardiasmo 2011:1, yaitu: a.
Fungsi penerimaan budgetair, sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
b. Fungsi mengatur regulerend, sebagai alat untuk mengukur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Sari 2013: 78 sistem pemungutan pajak, yaitu: a.
Official Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pemerintah fiskus untuk menentukan menghitung dan menetapkan besarnya pajak yang terutang yang harus dibayar oleh
Wajib Pajak. Ciri-cirinya yaitu wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus; Wajib Pajak bersifat pasif;
dan utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak dari fiskus.
b. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan menghitung dan menetapkan
sendiri besarnya pajak yang terutang dan membayarnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan yang berlaku. Ciri-
cirinya yaitu wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri; Wajib Pajak aktif; mulai dari
menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak terutang; dan fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan untuk menentukan menghitung dan menetapkan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya adalah
wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga.
B. Pajak Penghasilan PPh