Adapun standar perhitungan skor rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
adalah sebagai berkut: Tabel 2.4
Standar Perhitungan Skor Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan
Rasio Nilai
Bobot Skor
Predikat = 0
100 5
5,0 Baik
0 x ≤ 10 80
5 4,0
10 x ≤ 20 60
5 3,0
Cukup Baik 20 x ≤ 30
40 5
2,0 Kurang Baik
30 x ≤ 40 20
5 1,0
Tidak Baik 40 x ≤ 45
10 5
0,5 Sangat Baik
45 5
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
c Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman
Bermasalah
Penilaian Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya cadangan risiko dibandingkan dengan besarnya
risiko pinjaman bermasalah. Semakin kecil rasionya maka semakin tidak baik nilai kreditnya. Rasio ini dapat
dihitung dengan rumus berikut ini: Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah =
� ℎ
× 100
Untuk memperoleh rasio cadangan risiko
terhadap risiko penjaman bermasalah, ditetapkan sebagai berikut
1 Untuk rasio 0, berarti tidak mempunyai cadangan
penghapusan diberi nilai 0. 2
Untuk setiap kenaikan 1 mulai dari 0, nilai tambah 1 sampai dengan maksimum 100.
3 Nilai dikalikan bobot 5, maka diperoleh skor.
Adapun standar perhitungan skor rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah adalah
sebagai berikut: Tabel 2.5
Standar Perhitungan Skor Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah
Rasio Nilai
Bobot Skor
Predikat 90 x ≤ 100
100 5
5,0 Baik
80 x ≤ 90 90
5 4,5
70 x ≤ 80 80
5 4,0
60 x ≤ 70 70
5 3,5
Cukup Baik 50 x ≤ 60
60 5
3,0 40 x ≤ 50
50 5
2,5 Kurang Baik
30 x ≤ 40 40
5 2,0
20 x ≤ 30 30
5 1,5
Tidak Baik 10 x ≤ 20
20 5
1,0 0 x ≤ 10
10 5
0,5 Sangat Tidak Baik
5
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
3 Aspek Efisiensi
Penilaian aspek ini untuk menggambarkan seberapa besar KSPUSP Koperasi mampu memberikan pelayanan
yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya. Adapun penilaian aspek efisiensi didasarkan
pada:
a Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi
Bruto
Dalam hal ini beban operasi anggota adalah beban pokok ditambah dengan beban usaha bagi anggota
dan beban perkoperasian. Rasio ini dihitung dengan
rumus:
=
��
× 100 Cara perhitungan rasio ini ditetapkan sebagai berikut:
1 Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari
100 diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 95 hingga lebih kecil dari 100 diberi nilai 50,
selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5 nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan
maksimum nilai 100. 2
Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4 , maka diperoleh skor.
Adapun standar perhitungan skor rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto adalah sebagai
berikut: Tabel 2.6
Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto
Rasio Nilai
Bobot Skor
Predikat 0 ≤ x 90
100 4
4 Baik
90 ≤ x 95 75
4 3
Cukup Baik 95 ≤ x 100
50 4
2 Kurang Baik
≥ 100 4
1 Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
b Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
Penilaian Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya beban usaha dibandingkan dengan besarnya
SHU kotor.
Rasio ini dihitung dengan rumus: =
ℎ �
× 100 Cara perhitungan rasio ini ditetapkan sebagai berikut:
1 Untuk rasio lebih dari 80 diberi nilai 25 dan
untuk penurunan rasio 20 nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100.
2 Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4 , maka
diperoleh skor.
Adapun standar perhitungan skor rasio beban usaha terhadap SHU kotor adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
Rasio Nilai
Bobot Skor
Predikat 0 x ≤ 40
100 4
4 Baik
40 x ≤ 95 75
4 3
Cukup Baik 95 x ≤ 100
50 4
2 Kurang Baik
100 25
4 1
Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
c Rasio Efisiensi Pelayanan
Penilaian rasio ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya beban karyawan dibandingkan dengan besarnya
volume pinjaman.
Beban karyawan
merupakan pengeluaran yang dikeluarkan yang terkait dengan
pembiayaan karyawan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
=
� �
× 100 Perhitungan rasio efisiensi pelayanan, ditetapkan
sebagai berikut: 1
Untuk rasio lebih dari 15 diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 10 sampai 15 diberi nilai 50,
selanjutnya setiap penurunan rasio 1 nilai ditambah 5 sampai dengan maksimum nilai 100.
2 Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2 maka
diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio efisiensi
pelayan adalah sebagai berikut: Tabel 2.8
Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Efisiensi Pelayanan Rasio
Nilai Bobot
Skor Predikat
≤ 5 100
2 2,0
Baik 5 x ≤ 10
75 2
1,5 Cukup Baik
10 x ≤ 15 50
2 1,0
Kurang Baik 15
2 0,0
Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
4 Aspek Likuiditas
Aspek ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan KSP atau USP Koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Adapun penilaian aspek likuiditas didasarkan pada:
a Rasio Kas
Penilaian rasio ini mengukur besarnya kas dan bank dibandingkan dengan kewajiban lancar. Rasio ini
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: =
�
× 100 Perhitungan rasio kas ini , ditetapkan sebagai
berikut:
1 Untuk rasio kas lebih besar dari 10 hingga 15
diberi nilai 100, untuk rasio lebih kecil dari 15 sampai dengan 20 diberi nilai 50, untuk rasio
lebih kecil atau sama dengan 10 diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20 diberi nilai
25. 2
Nilai dikalikan bobot 10, maka diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio kas
terhadap kewajiban lancar adalah sebagai berikut: Tabel 2.9
Standar Perhitungan Skor Rasio Kas Rasio
Nilai Bobot
Skor Predikat
≤ 10 25
10 2,5
Baik 10 x ≤ 15
100 10
10 Cukup Baik
15 x ≤ 20 50
10 5
Kurang Baik 20
25 10
2,5 Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
b Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang
Diterima
Penilaian rasio ini mengukur besarnya pinjaman yang diberikan dibandingkan dengan dana yang diterima.
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
=
� � � �
× 100 Pengukuran rasio ini ditetapkan sebagai berikut:
1 Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60 diberi
nilai 25 untuk setiap kenaikan rasio 10 nilai tambah dengan 25 sampai dengan maksimum 100.
2 Nilai dikalikan dengan bobot 5, maka diperoleh
skor. Adapun standar perhitungan skor rasio pinjaman
yang diberikan terhadap dana yang diterima ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.10 Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang
Diterima Rasio
Nilai Bobot
Skor Predikat
80 ≤ x 90 100
5 5,00
Baik 70 ≤ x 80
75 5
3,75 Cukup Baik
60 ≤ x 70 50
5 2,50
Kurang Baik 60
25 5
1,25 Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
5 Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
Aspek kemandirian dan pertumbuhan dimaksudkan untuk
mengukur seberapa
besar kemandirian
dan pertumbuhan koperasi apabila dilihat dari kemampuannya
memperoleh laba dan operasional pelayanannya. Adapun penilaian aspek kemandirian dan pertumbuhan didasarkan
pada:
a Rentabilitas Aset
Rasio rentabilitas aset digunakan untuk mengukur besarnya SHU sebelum pajak dibanding dengan Total
Aset. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
=
�
× 100 Pengukuran rasio rentabilitas aset ditetapkan
sebagai berikut: 1
Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5 diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 2,5
nilai tambah 25 sampai dengan maksimum 100. 2
Nilai dikalikan dengan bobot 3, maka diperoleh skor.
Adapun standar
pengukuran skor
rasio rentabilitas aset adalah sebagai berikut:
Tabel 2.11 Standar Perhitungan Skor Rentabilitas Aset
Rasio Nilai
Bobot Skor
Predikat 10
100 3
3,00 Baik
7,5 x ≤ 10 75
3 2,25
Cukup Baik 5 x ≤ 7,5
50 3
1,50 Kurang Baik
≤ 5 25
3 0,75
Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
b Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri ini membandingkan antara SHU bagian anggota dengan total modal sendiri.
Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut: =
� � ��
× 100 Perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri
ditetapkan sebagai berikut: 1
Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3 diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio
1 nilai tambah 25 sampai dengan maksimum 100.
2 Nilai dikalikan bobot 3, maka diperoleh skor.
Adapun standar
pengukuran skor
rasio rentabilitas modal sendiri adalah sebagi berikut:
Tabel 2.12 Standar Perhitungan Skor Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rasio Nilai
Bobot Skor
Predikat ≥ 5
100 3
3,00 Baik
4 ≤ x 5 75
3 2,25
Cukup Baik 3 ≤ x 4
50 3
1,50 Kurang Baik
3 25
3 0,75
Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
c Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Rasio kemandirian
operasional pelayanan
membandingkan antara partisipasi neto dengan beban usaha dan perkoperasian. Rasio ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rasio
Kemandirian Operasional
Pelayanan =
ℎ +
× 100 Perhitungan
rasio kemandirian
operasional pelayanan ditetapkan sebagai berikut:
1 Untuk rasio kemandirian operasional pelayanan
lebih kecil atau sama dengan 100 diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari 100 diberi nilai
100. 2
Nilai dikalikan dengan bobot 4, maka diperoleh skor.
Adapun standar
perhitungan skor
rasio kemandirian operasional pelayanan adalah sebagai
berikut: Tabel 2.13
Standar Perhitungan Skor Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan Rasio
Nilai Bobot
Skor Predikat
100 100
4 4
Baik ≤ 100
4 Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
6 Aspek Jatidiri Koperasi
Penilaian aspek jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya
yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Adapun rasio yang digunakan adalah sebagai berikut:
a Rasio Partisipasi Bruto
Rasio pertisipasi bruto ini menunjukkan tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin
tinggi persentasenya menunjukkan kemampuan koperasi dalam melayani anggota semakin baik. Rasio ini dapat
dihitung dengan membandingkan partisipasi bruto dengan partisipasi bruto dan pendapatan. Rasio ini dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rasio
Partisipasi Bruto
=
+
× 100 Perhitungan rasio partisipasi bruto ditetapkan
sebagai berikut: 1
Untuk rasio lebih kecil dari 25 diberi nilai 25 dan untuk setiap kenaikan rasio 25 nilai ditambah
dengan 25 sampai dengan rasio lebih besar dari 75 nilai maksimum 100.
2 Nilai dikalikan dengan bobot 7, maka diperoleh
skor.
Adapun standar perhitungan skor rasio partisipasi bruto adalah sebagai berikut:
Tabel 2.14 Standar Perhitungan Skor Rasio Partisipasi Bruto
Rasio Nilai
Bobot Skor
Predikat ≥ 75
100 7
7,00 Baik
50 ≤ x 75 75
7 5,25
Cukup Baik 25 ≤ x 50
50 7
3,50 Kurang Baik
25 25
7 1,75
Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
f. Penetapan Kesehatan Keuangan Koperasi
Dalam menentukan tingkat kesehatan koperasi maka perlu diperoleh skor keseluruhan dari perhitungan rasio-rasio yang
dijabarkan sebelumnya. Setelah diketahui skor tersebut, maka dapat kita masukkan ke dalam golongan tingkat kesehatan
koperasi yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan
USP tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2.15
Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP Skor
Predikat 80 ≤ x 100
Sehat 60 ≤ x 80
Cukup Sehat 40 ≤ x 60
Kurang Sehat 20 ≤ x 40
Tidak Sehat 20
Sangat Tidak Sehat
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No. 14PerM.KUKMXII2009
B. Kerangka Berfikir
Analisis tingkat kesehatan koperasi dapat dinilai baik dari segi keuangan maupun dari segi manajemen. Dari segi keuangan, menganalisis
butuhkan data keuangan minimal dua periode guna dibandingkan. Sedangkan segi manajemen, membutuhkan data dari beberapa bidang
manajemen yang ada. Menganalisis suatu data keuangan koperasi dibutuhkan alat rasio keuangan. Rasio keuangan ini sangat penting
gunanya untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan Fahmi, 2011:107. Aspek yang digunakan dalam penilaian tingkat
koperasi yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jatidiri koperasi.
Langkah berikutnya jika telah analisis terhadap tujuh aspek tersebut, maka akan diperoleh bobot skor dari masing-masing aspek.
Bobot tersebut digunakan sebagai dasar penetapan tingkat kesehatan koperasi. Dalam hal ini penetapan tingkat kesehatan koperasi berpedoman
pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor
14PerM.KUKMXII2009 Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Penetapan tingkat kesehatan koperasi digolongkan ke dalam beberapa
katergori yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat, dan sangat tidak sehat.
Penilaian terhadap tingkat kesehatan koperasi dengan menganalisis laporan keuangan koperasi sangatlah penting. Hal ini menyangkut
terhadap kelangsungan hidup koperasi ke depan. Analisis laporan keuangan membantu para pengurus koperasi dalam mengambil keputusan
terhadap masalah yang dihadapi oleh koperasi. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andy 2014 yang berjudul Analisis
Kinerja Keuangan Koperasi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
14PerM.KUKMXII2009 Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera dan diperoleh kesimpulan bahwa ditinjau dari aspek
permodalan kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera menunjukkan hasil sebesar 70 pada tahun 2010 dengan golongan predikat “cukup sehat”,
sebesar 80 pada tahun 2011 dengan predikat “sehat”, pada tahun 2012 dengan predikat “sehat” sebesar 70, dan tahun 2013 dengan predikat
“cukup sehat” sebesar 70. Dari hasil penelitian di atas, menyimpulkan bahwa analisis rasio keuangan mencerminkan posisi keuangan yang
sebenarnya pada koperasi sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud
menggunakan analisis rasio untuk menilai kesehatan keuangan pada Koperasi Tani Makmur, apakah dapat mencerminkan tingkat kesehatan
koperasi yang sebenarnya.
48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau
khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang
bersifat umum Nazir 1983:66. Dalam hal penelitian ini khusus mempelajari secara detail mengenai analisis laporan keuangan Koperasi
Tani Makmur tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Sedangkan berdasarkan metode penelitiannya, penelitian ini
termasuk dalam penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto merupakan penyelidikan secara empiris yang sistematik di mana peneliti
tidak mempunyai kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena sukar
dimanipulasikan Nazir, 1983:87. Dalam penelitian ini, laporan keuangan keuangan Koperasi Tani Makmur tahun 2010-2014 yang digunakan
sebagai objek penelitian, sedangkan aspek manajemen merupakan objek lain yang di gunakan dalam menilai tingkat kesehatan koperasi
berdasarkan kelengkapan dokumen yang dimiliki oleh koperasi. Setelah itu laporan keuangan Koperasi Tani Makmur dianalisis menggunakan
analisis rasio untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangannya, maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan analisis tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian dilakukan di Koperasi Tani Makmur.
2. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini adalah Bagian
Keuangan Koperasi Tani Makmur.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian ini adalah data -data keuangan dan
data- data lain yang mendukung dari tahun 2010 – 2014.
D. Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Aspek Permodalan
Permodalan adalah suatu usaha untuk menyediakan atau mendapatkan modal dan usaha untuk menggunakan modal tersebut
dengan cara yang paling efisien untuk mempertahankan arus pendapatan guna kelangsungan kehidupan koperasi Tohar, 2000:10.
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva merupakan kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan.
3. Aspek Efisiensi
Penilaian aspek ini untuk menggambarkan seberapa besar KSPUSP Koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien
kepada anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya. 4.
Aspek Likuiditas Aspek ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan KSP atau
USP Koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 5.
Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Aspek kemandirian dan pertumbuhan dimaksudkan untuk
mengukur seberapa besar kemndirian dan pertumbuhan koperasi apabila dilihat dari kemampuannya memperoleh laba dan operasional
pelayanannya. 6.
Aspek Jatidiri Koperasi Penilaian aspek jatidir koperasi dimaksudkan untuk mengukur
keberhasilan koperasi
dalam mencapai
tujuannya yaitu
mempromosikan ekonomi anggota.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan, peneliti menggunakan cara sebagai berikut:
1. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya Arikunto, 1989:188. Dalam hal
ini data yang digunakan sebagai dasar perhitungan rasio keuangan adalah laporan keuangan Koperasi Tani Makmur tahun 2010
– 2014 serta catatan atas laporan keuangan.
2. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan bagian
pengurus atau bagian keuangan Koperasi Tani Makmur, untuk memperoleh dokumen pelengkap dan memperoleh konfirmasi
mengenai data keuangan yang kurang dipahami peneliti.
F. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan dua pendekatan yaitu analisis statistika deskriptif dan pendekatan keuangan.
1. Statistika Deskriptif
Setelah data
terkumpul, langkah
selanjutnya adalah
menganalisisnya dengan analisis statistika deskriptif. Statistika deskriptif yaitu statistika yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Dalam
penelitian ini, mendeskripsikan masing-masing aspek sehingga diperoleh gambaran mengenai tingkat kesehatan Koperasi Tani
Makmur.
2. Pendekatan Keuangan
a. Aspek Permodalan
1 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
= × 100
Tabel 3.1 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Rasio Nilai
Bobot Skor
Predikat 80 ≤ x ≤ 100
25 6
1,50 Tidak Baik
60 ≤ x ≤ 80 50
6 3,00
Kurang Baik 40 ≤ x ≤ 60
100 6
6,00 Baik
20 ≤ x ≤ 40 50
6 3,00
Kurang Baik 0 ≤ x ≤ 20
25 6
1,50 Tidak Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009
2 Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rasio kecukupan modal sendiri
=
�
× 100 Adapun standar perhitungan rasio kecukupan modal sendiri
adalah sebagai berikut: