Modal Koperasi Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi

Adapun standar perhitungan skor rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan adalah sebagai berkut: Tabel 2.4 Standar Perhitungan Skor Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan Rasio Nilai Bobot Skor Predikat = 0 100 5 5,0 Baik 0 x ≤ 10 80 5 4,0 10 x ≤ 20 60 5 3,0 Cukup Baik 20 x ≤ 30 40 5 2,0 Kurang Baik 30 x ≤ 40 20 5 1,0 Tidak Baik 40 x ≤ 45 10 5 0,5 Sangat Baik 45 5 Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009 c Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah Penilaian Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya cadangan risiko dibandingkan dengan besarnya risiko pinjaman bermasalah. Semakin kecil rasionya maka semakin tidak baik nilai kreditnya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut ini: Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah = � ℎ × 100 Untuk memperoleh rasio cadangan risiko terhadap risiko penjaman bermasalah, ditetapkan sebagai berikut 1 Untuk rasio 0, berarti tidak mempunyai cadangan penghapusan diberi nilai 0. 2 Untuk setiap kenaikan 1 mulai dari 0, nilai tambah 1 sampai dengan maksimum 100. 3 Nilai dikalikan bobot 5, maka diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah adalah sebagai berikut: Tabel 2.5 Standar Perhitungan Skor Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah Rasio Nilai Bobot Skor Predikat 90 x ≤ 100 100 5 5,0 Baik 80 x ≤ 90 90 5 4,5 70 x ≤ 80 80 5 4,0 60 x ≤ 70 70 5 3,5 Cukup Baik 50 x ≤ 60 60 5 3,0 40 x ≤ 50 50 5 2,5 Kurang Baik 30 x ≤ 40 40 5 2,0 20 x ≤ 30 30 5 1,5 Tidak Baik 10 x ≤ 20 20 5 1,0 0 x ≤ 10 10 5 0,5 Sangat Tidak Baik 5 Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009

3 Aspek Efisiensi

Penilaian aspek ini untuk menggambarkan seberapa besar KSPUSP Koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya. Adapun penilaian aspek efisiensi didasarkan pada: a Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Dalam hal ini beban operasi anggota adalah beban pokok ditambah dengan beban usaha bagi anggota dan beban perkoperasian. Rasio ini dihitung dengan rumus: = �� × 100 Cara perhitungan rasio ini ditetapkan sebagai berikut: 1 Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 95 hingga lebih kecil dari 100 diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5 nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100. 2 Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4 , maka diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto adalah sebagai berikut: Tabel 2.6 Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Rasio Nilai Bobot Skor Predikat 0 ≤ x 90 100 4 4 Baik 90 ≤ x 95 75 4 3 Cukup Baik 95 ≤ x 100 50 4 2 Kurang Baik ≥ 100 4 1 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009 b Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Penilaian Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya beban usaha dibandingkan dengan besarnya SHU kotor. Rasio ini dihitung dengan rumus: = ℎ � × 100 Cara perhitungan rasio ini ditetapkan sebagai berikut: 1 Untuk rasio lebih dari 80 diberi nilai 25 dan untuk penurunan rasio 20 nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100. 2 Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4 , maka diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio beban usaha terhadap SHU kotor adalah sebagai berikut: Tabel 2.7 Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Rasio Nilai Bobot Skor Predikat 0 x ≤ 40 100 4 4 Baik 40 x ≤ 95 75 4 3 Cukup Baik 95 x ≤ 100 50 4 2 Kurang Baik 100 25 4 1 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009 c Rasio Efisiensi Pelayanan Penilaian rasio ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya beban karyawan dibandingkan dengan besarnya volume pinjaman. Beban karyawan merupakan pengeluaran yang dikeluarkan yang terkait dengan pembiayaan karyawan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus: = � � × 100 Perhitungan rasio efisiensi pelayanan, ditetapkan sebagai berikut: 1 Untuk rasio lebih dari 15 diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 10 sampai 15 diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio 1 nilai ditambah 5 sampai dengan maksimum nilai 100. 2 Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2 maka diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio efisiensi pelayan adalah sebagai berikut: Tabel 2.8 Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Efisiensi Pelayanan Rasio Nilai Bobot Skor Predikat ≤ 5 100 2 2,0 Baik 5 x ≤ 10 75 2 1,5 Cukup Baik 10 x ≤ 15 50 2 1,0 Kurang Baik 15 2 0,0 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009

4 Aspek Likuiditas

Aspek ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan KSP atau USP Koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Adapun penilaian aspek likuiditas didasarkan pada:

a Rasio Kas

Penilaian rasio ini mengukur besarnya kas dan bank dibandingkan dengan kewajiban lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: =  � × 100 Perhitungan rasio kas ini , ditetapkan sebagai berikut: 1 Untuk rasio kas lebih besar dari 10 hingga 15 diberi nilai 100, untuk rasio lebih kecil dari 15 sampai dengan 20 diberi nilai 50, untuk rasio lebih kecil atau sama dengan 10 diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20 diberi nilai 25. 2 Nilai dikalikan bobot 10, maka diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio kas terhadap kewajiban lancar adalah sebagai berikut: Tabel 2.9 Standar Perhitungan Skor Rasio Kas Rasio Nilai Bobot Skor Predikat ≤ 10 25 10 2,5 Baik 10 x ≤ 15 100 10 10 Cukup Baik 15 x ≤ 20 50 10 5 Kurang Baik 20 25 10 2,5 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009 b Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Penilaian rasio ini mengukur besarnya pinjaman yang diberikan dibandingkan dengan dana yang diterima. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = � � � � × 100 Pengukuran rasio ini ditetapkan sebagai berikut: 1 Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60 diberi nilai 25 untuk setiap kenaikan rasio 10 nilai tambah dengan 25 sampai dengan maksimum 100. 2 Nilai dikalikan dengan bobot 5, maka diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima ditetapkan sebagai berikut: Tabel 2.10 Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima Rasio Nilai Bobot Skor Predikat 80 ≤ x 90 100 5 5,00 Baik 70 ≤ x 80 75 5 3,75 Cukup Baik 60 ≤ x 70 50 5 2,50 Kurang Baik 60 25 5 1,25 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009

5 Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

Aspek kemandirian dan pertumbuhan dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemandirian dan pertumbuhan koperasi apabila dilihat dari kemampuannya memperoleh laba dan operasional pelayanannya. Adapun penilaian aspek kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada: a Rentabilitas Aset Rasio rentabilitas aset digunakan untuk mengukur besarnya SHU sebelum pajak dibanding dengan Total Aset. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: = � × 100 Pengukuran rasio rentabilitas aset ditetapkan sebagai berikut: 1 Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5 diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 2,5 nilai tambah 25 sampai dengan maksimum 100. 2 Nilai dikalikan dengan bobot 3, maka diperoleh skor. Adapun standar pengukuran skor rasio rentabilitas aset adalah sebagai berikut: Tabel 2.11 Standar Perhitungan Skor Rentabilitas Aset Rasio Nilai Bobot Skor Predikat 10 100 3 3,00 Baik 7,5 x ≤ 10 75 3 2,25 Cukup Baik 5 x ≤ 7,5 50 3 1,50 Kurang Baik ≤ 5 25 3 0,75 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009 b Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas modal sendiri ini membandingkan antara SHU bagian anggota dengan total modal sendiri. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut: = � � �� × 100 Perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri ditetapkan sebagai berikut: 1 Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3 diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 1 nilai tambah 25 sampai dengan maksimum 100. 2 Nilai dikalikan bobot 3, maka diperoleh skor. Adapun standar pengukuran skor rasio rentabilitas modal sendiri adalah sebagi berikut: Tabel 2.12 Standar Perhitungan Skor Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Rasio Nilai Bobot Skor Predikat ≥ 5 100 3 3,00 Baik 4 ≤ x 5 75 3 2,25 Cukup Baik 3 ≤ x 4 50 3 1,50 Kurang Baik 3 25 3 0,75 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009 c Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan Rasio kemandirian operasional pelayanan membandingkan antara partisipasi neto dengan beban usaha dan perkoperasian. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan = ℎ + × 100 Perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan ditetapkan sebagai berikut: 1 Untuk rasio kemandirian operasional pelayanan lebih kecil atau sama dengan 100 diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari 100 diberi nilai 100. 2 Nilai dikalikan dengan bobot 4, maka diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio kemandirian operasional pelayanan adalah sebagai berikut: Tabel 2.13 Standar Perhitungan Skor Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan Rasio Nilai Bobot Skor Predikat 100 100 4 4 Baik ≤ 100 4 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009

6 Aspek Jatidiri Koperasi

Penilaian aspek jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Adapun rasio yang digunakan adalah sebagai berikut: a Rasio Partisipasi Bruto Rasio pertisipasi bruto ini menunjukkan tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi persentasenya menunjukkan kemampuan koperasi dalam melayani anggota semakin baik. Rasio ini dapat dihitung dengan membandingkan partisipasi bruto dengan partisipasi bruto dan pendapatan. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rasio Partisipasi Bruto = + × 100 Perhitungan rasio partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut: 1 Untuk rasio lebih kecil dari 25 diberi nilai 25 dan untuk setiap kenaikan rasio 25 nilai ditambah dengan 25 sampai dengan rasio lebih besar dari 75 nilai maksimum 100. 2 Nilai dikalikan dengan bobot 7, maka diperoleh skor. Adapun standar perhitungan skor rasio partisipasi bruto adalah sebagai berikut: Tabel 2.14 Standar Perhitungan Skor Rasio Partisipasi Bruto Rasio Nilai Bobot Skor Predikat ≥ 75 100 7 7,00 Baik 50 ≤ x 75 75 7 5,25 Cukup Baik 25 ≤ x 50 50 7 3,50 Kurang Baik 25 25 7 1,75 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009

f. Penetapan Kesehatan Keuangan Koperasi

Dalam menentukan tingkat kesehatan koperasi maka perlu diperoleh skor keseluruhan dari perhitungan rasio-rasio yang dijabarkan sebelumnya. Setelah diketahui skor tersebut, maka dapat kita masukkan ke dalam golongan tingkat kesehatan koperasi yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2.15 Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP Skor Predikat 80 ≤ x 100 Sehat 60 ≤ x 80 Cukup Sehat 40 ≤ x 60 Kurang Sehat 20 ≤ x 40 Tidak Sehat 20 Sangat Tidak Sehat Sumber: Peraturan Menteri KUKM No. 14PerM.KUKMXII2009

B. Kerangka Berfikir

Analisis tingkat kesehatan koperasi dapat dinilai baik dari segi keuangan maupun dari segi manajemen. Dari segi keuangan, menganalisis butuhkan data keuangan minimal dua periode guna dibandingkan. Sedangkan segi manajemen, membutuhkan data dari beberapa bidang manajemen yang ada. Menganalisis suatu data keuangan koperasi dibutuhkan alat rasio keuangan. Rasio keuangan ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan Fahmi, 2011:107. Aspek yang digunakan dalam penilaian tingkat koperasi yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jatidiri koperasi. Langkah berikutnya jika telah analisis terhadap tujuh aspek tersebut, maka akan diperoleh bobot skor dari masing-masing aspek. Bobot tersebut digunakan sebagai dasar penetapan tingkat kesehatan koperasi. Dalam hal ini penetapan tingkat kesehatan koperasi berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14PerM.KUKMXII2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 20PerM.KUKMXI2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Penetapan tingkat kesehatan koperasi digolongkan ke dalam beberapa katergori yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat, dan sangat tidak sehat. Penilaian terhadap tingkat kesehatan koperasi dengan menganalisis laporan keuangan koperasi sangatlah penting. Hal ini menyangkut terhadap kelangsungan hidup koperasi ke depan. Analisis laporan keuangan membantu para pengurus koperasi dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi oleh koperasi. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andy 2014 yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14PerM.KUKMXII2009 Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera dan diperoleh kesimpulan bahwa ditinjau dari aspek permodalan kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera menunjukkan hasil sebesar 70 pada tahun 2010 dengan golongan predikat “cukup sehat”, sebesar 80 pada tahun 2011 dengan predikat “sehat”, pada tahun 2012 dengan predikat “sehat” sebesar 70, dan tahun 2013 dengan predikat “cukup sehat” sebesar 70. Dari hasil penelitian di atas, menyimpulkan bahwa analisis rasio keuangan mencerminkan posisi keuangan yang sebenarnya pada koperasi sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud menggunakan analisis rasio untuk menilai kesehatan keuangan pada Koperasi Tani Makmur, apakah dapat mencerminkan tingkat kesehatan koperasi yang sebenarnya. 48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum Nazir 1983:66. Dalam hal penelitian ini khusus mempelajari secara detail mengenai analisis laporan keuangan Koperasi Tani Makmur tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Sedangkan berdasarkan metode penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto merupakan penyelidikan secara empiris yang sistematik di mana peneliti tidak mempunyai kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena sukar dimanipulasikan Nazir, 1983:87. Dalam penelitian ini, laporan keuangan keuangan Koperasi Tani Makmur tahun 2010-2014 yang digunakan sebagai objek penelitian, sedangkan aspek manajemen merupakan objek lain yang di gunakan dalam menilai tingkat kesehatan koperasi berdasarkan kelengkapan dokumen yang dimiliki oleh koperasi. Setelah itu laporan keuangan Koperasi Tani Makmur dianalisis menggunakan analisis rasio untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangannya, maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan analisis tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian dilakukan di Koperasi Tani Makmur. 2. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini adalah Bagian Keuangan Koperasi Tani Makmur.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian ini adalah data -data keuangan dan data- data lain yang mendukung dari tahun 2010 – 2014.

D. Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aspek Permodalan Permodalan adalah suatu usaha untuk menyediakan atau mendapatkan modal dan usaha untuk menggunakan modal tersebut dengan cara yang paling efisien untuk mempertahankan arus pendapatan guna kelangsungan kehidupan koperasi Tohar, 2000:10.

2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva merupakan kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan.

3. Aspek Efisiensi

Penilaian aspek ini untuk menggambarkan seberapa besar KSPUSP Koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan aset yang dimilikinya. 4. Aspek Likuiditas Aspek ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan KSP atau USP Koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 5. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Aspek kemandirian dan pertumbuhan dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemndirian dan pertumbuhan koperasi apabila dilihat dari kemampuannya memperoleh laba dan operasional pelayanannya. 6. Aspek Jatidiri Koperasi Penilaian aspek jatidir koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang diperlukan, peneliti menggunakan cara sebagai berikut: 1. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya Arikunto, 1989:188. Dalam hal ini data yang digunakan sebagai dasar perhitungan rasio keuangan adalah laporan keuangan Koperasi Tani Makmur tahun 2010 – 2014 serta catatan atas laporan keuangan. 2. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan bagian pengurus atau bagian keuangan Koperasi Tani Makmur, untuk memperoleh dokumen pelengkap dan memperoleh konfirmasi mengenai data keuangan yang kurang dipahami peneliti.

F. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan dua pendekatan yaitu analisis statistika deskriptif dan pendekatan keuangan.

1. Statistika Deskriptif

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisisnya dengan analisis statistika deskriptif. Statistika deskriptif yaitu statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian ini, mendeskripsikan masing-masing aspek sehingga diperoleh gambaran mengenai tingkat kesehatan Koperasi Tani Makmur.

2. Pendekatan Keuangan

a. Aspek Permodalan

1 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset

Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset = × 100 Tabel 3.1 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Rasio Nilai Bobot Skor Predikat 80 ≤ x ≤ 100 25 6 1,50 Tidak Baik 60 ≤ x ≤ 80 50 6 3,00 Kurang Baik 40 ≤ x ≤ 60 100 6 6,00 Baik 20 ≤ x ≤ 40 50 6 3,00 Kurang Baik 0 ≤ x ≤ 20 25 6 1,50 Tidak Baik Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14PerM.KUKMXII2009

2 Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rasio kecukupan modal sendiri = � × 100 Adapun standar perhitungan rasio kecukupan modal sendiri adalah sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

6 48 19

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

0 3 8

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera.

15 104 301

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia MIGAS Cepu.

0 0 175

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14 Per M.KUKM XII 2009 studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera

11 41 299

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 22 PER M.KUKM IV 2007 TENTANG PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI

0 0 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) WILAYAH BANYUMAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009 - repository perpustakaan

0 0 12

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia MIGAS Cepu - USD Repository

0 0 173

Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam berdasar peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang - USD Repository

0 0 210