Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

operasional pelayanan tahun 2011 adalah 0 karena hasil 92,83 berada pada rentang ≤ 100. Pada tahun 2012 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 89,39. Hal ini merupakan kondisi yang tidak baik karena setiap Rp 100 beban usaha dan beban perkoperasian dijamin dengan partisipasi neto sebesar Rp 89,39. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan tahun 2012 adalah 0 karena hasil 89,39 berada pada rentang ≤ 100. Pada tahun 2013 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 91,44. Hal ini merupakan kondisi yang tidak baik karena setiap Rp 100 beban usaha dan beban perkoperasian dijamin dengan partisipasi neto sebesar Rp 91,44. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan tahun 2013 adalah 0 karena hasil 91,44 berada pada rentang ≤ 100. Pada tahun 2014 raio ini menunjukkan hasil sebesar 111. Hal ini merupakan kondisi yang baik karena setiap Rp 100 beban usaha dan beban perkoperasian dijamin dengan partisipasi neto sebesar Rp 111. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan tahun 2014 adalah 4,00 karena hasil 111 berada pada rentang 100. Berdasarkan grafik 5.13 halaman 106, dapat diketahui bahwa partisipasi neto menjamin beban usaha dan beban perkoperasian pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan. pada tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat ditunjukkan dalam persentase setiap tahunnya. Pada tahun 2010 rasio ini menghasilkan persentase sebesar 73,19. Pada tahun 2011 yaitu 92,83, tahun 2012 yaitu 89,39, tahun 2013 yaitu 91,44 dan tahun 2014 yaitu 111. Kenaikan pada tahun 2010 sampai tahun 2011 dan tahun 2012 sampai tahun 2014 terjadi karena persentase partisipasi neto lebih besar dari persentase beban usaha dan beban perkoperasian. Penurunan pada tahun 2011 sampai tahun 2012 terjadi karena penurunan persentase beban usaha dan beban perkoperasian lebih kecil dari persentase penurunan partisipasi neto. Berdasarkan hasil tersebut diatas, dapat diketahui setiap persentase kenaikan maupun persentase penurunan setiap aspeknya. Persentase kenaikan partisipasi neto pada tahun 2010 sampai tahun 2011 yaitu 26,64. Pada tahun 2011 sampai tahun 2012 persentase penurunan partisipasi neto yaitu 4,21. Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 persentase kanaikan partisipasi neto yaitu 11,72. Dan pada tahun 2013 sampai tahun 2014 persentase kenaikan partisipasi neto yaitu 28,94. Sedangkan persentase kenaikan persentase beban usaha dan beban perkoperasian tahun 2010 sampai tahun 2011 yaitu 0,16. Pada tahun 2011 sampai tahun 2012 persentase penurunan beban usaha dan beban perkoperasian yaitu 0,53. Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 persentase kenaikan beban usaha dan beban perkoperasian yaitu 9,22. Dan pada tahun 2013 sampai tahun 2014 persentase kenaikan beban usaha dan beban perkoperasian yaitu 6,17. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 8.5 halaman 214-215. Pada tabel 5.14 halaman 104, dapat diketahui bahwa jumlah partisipasi neto pada tahun 2010 sampai tahun 2011 dan tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan. Hal tersebut karena adanya kenaikan pada partisipasi bruto. Kenaikkan partisipasi bruto karena adanya peningkatan pada segi pendapatan yaitu pendapatan jasa simpan pinjam, pendapatan potongan administrasi, dan pendapatan dana pembinaan. Sedangkan penurunan pada tahun 2011 sampai tahun 2012 karena adanya beban bunga yang harus ditanggung oleh KSP Tani Makmur yang cukup besar sedangkan pendapatan pada tahun tersebut rendah. Sedangkan kenaikan dan penurunan beban usaha dan beban perkoperasian setiap tahunnya karena adanya penambahan maupun pengurangan pada akun-akun beban usaha dan beban diluar usaha khususnya biaya harkop dan biaya pendampingan program. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 183- 184.

6. Aspek Jatidiri Koperasi

Penilaian aspek jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromoikan ekonomi anggota. Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan rasio-rasio aspek jatidiri koperasi berdasarkan hasil tingkat kesehatan KSP Tani Makmur tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Rasio Partisipasi Bruto Rasio pertisipasi bruto ini menunjukkan tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi persentasenya menunjukkan kemampuan koperasi dalam melayani anggota semakin baik. Berdasarkan tabel 5.15 halaman 107, dapat diketahui bahwa rasio partisipasi bruto menunjukkan hasil sebesar 94,14 pada tahun 2010. Hal tersebut merupakan kondisi yang baik bagi KSP Tani Makmur karena setiap Rp 100 partisipasi bruto dan pendapatan lainnya di dalamnya terdapat partisipasi bruto anggota sebesar Rp 94,14. Skor yang diperoleh pada perhitungan rasio partisipasi bruto tahun 2010 adalah 7,00 karena hasil 94,14 berada pada rentang ≥ 75. Pada tahun 2011 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 94,30. Hal tersebut merupakan kondisi yang baik karena setiap Rp 100 partisipasi bruto dan pendapatan lainnya di dalamnya terdapat partisipasi bruto anggota sebesar Rp 94,30. Skor yang diperoleh pada perhitungan rasio partisipasi bruto tahun 2011 adalah 7,00 karena hasil 94,30 berada pada rentang ≥ 75. Pada tahun 2012 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 94,20. Hal tersebut merupakan kondisi yang baik karena setiap Rp 100 partisipasi bruto dan pendapatan lainnya di dalamnya terdapat partisipasi bruto anggota sebesar Rp 94,20. Skor yang diperoleh pada perhitungan rasio partisipasi bruto tahun 2012 adalah 7,00 karena hasil 94,20 berada pada rentang ≥ 75. Pada tahun 2013 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 92,68. Hal tersebut merupakan kondisi yang baik karena setiap Rp 100 partisipasi bruto dan pendapatan lainnya di dalamnya terdapat partisipasi bruto anggota sebesar Rp 92,68. Skor yang diperoleh pada perhitungan rasio partisipasi bruto tahun 2013 adalah 7,00 karena hasil 92,68 berada pada rentang ≥ 75. Pada tahun 2014 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 97,70. Hal tersebut merupakan kondisi yang baik karena setiap Rp 100 partisipasi bruto dan pendapatan lainnya di dalamnya terdapat partisipasi bruto anggota sebesar Rp 97,70. Skor yang diperoleh pada perhitungan rasio partisipasi bruto tahun 2014 adalah 7,00 karena hasil 97,70 berada pada rentang ≥ 75. Berdasarkan grafik 5.14 halaman 109, dapat diketahui bahwa partisipasi bruto dan pendapatan lainnya di dalamnya terdapat partisipasi anggota pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, pada tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami penurunan dan pada tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan. Hal ini nampak seperti persentase setiap tahunnya. Pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 94,14. Pada tahun 2011 menunjukkan hasil sebesar 94,30. Pada tahun 2012 yaitu 94,20, tahun 2013 yaitu 92,68, dan tahun 2014 yaitu 97,70. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat diketahui persentase kenaikan dan penurunan setiap aspeknya. Partisipasi bruto pada tahun 2010 sampai tahun 2011 menunjukkan hasil persentase kenaikan sebesar 17,48, pada tahun 2011 sampai tahun 2012 persentase penurunan partisipasi bruto sebesar 6,99, pada tahun 2012 sampai tahun 2013 persentase kenaikan partisipasi bruto sebesar 6,86, pada tahun 2013 sampai tahun 2014 persentase kenaikan partisipasi bruto sebesar 20,27. Sedangkan persentase kenaikan partisipasi bruto dan pendapatan lainnya tahun 2010 sampai tahun 2011 yaitu 17,28. Pada tahun 2011 sampai tahun 2012 persentase penurunan partisipasi bruto dan pendapatan lainnya yaitu 6,89. Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 persentase kenaikan partisipasi bruto dan pendapatan lainnya yaitu 8,61. Pada tahun 2013 sampai tahun 2014 persentase kenaikan partisipasi bruto dan pendapatan lainnya yaitu 14,10. Persentase kenaikan dan penurunan partisipasi bruto tampak pada lampiran 8.3 halaman 210-211. Sedangkan untuk persentase kenaikan dan penurunan partisipasi bruto dan pendapatan lainnya dapat dilihat pada lampiran 8.6 halaman 215. Pada tabel 5.15 halaman 107, dapat dilihat bahwa partisipasi bruto dan pendapatan lainnya mengalami kenaikan pada tahun 2010, 2011, 2013 dan 2014. Hal tersebut karena adanya peningkatan pada pendapatan jasa simpan pinjam, pendapatan dana pembinaan, pendapatan potongan administrasi serta pendapatan diluar usaha seperti nampak pada lampiran 4.2 halaman 195 dan laporan perhitungan hasil usaha pada lampiran 2 halaman 183-184.

7. Penetapan Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam KSP Tani Makmur

Penilaian tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam KSP Tani Makmur berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14PerM.KUKMXII2009 terdapat tujuh aspek. Tujuh aspek tersebut adalah aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek likuiditas, aspek kemandirian dan pertumbuhan, serta aspek jatidiri koperasi. Dari ketujuh aspek tersebut ada enam aspek yang merupakan penilaian tingkat kesehatan koperasi berdasarkan kinerja keuangan koperasi. Dalam hal ini, peneliti hanya meneliti enam aspek yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jatidiri koperasi. Hal tersebut karena keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian. Untuk aspek permodalan tidak dilakukannya perhitungan pada rasio modal sendiri terhadap pinjaman uang yang diberikan berisiko begitu pula pada aspek kualitas aktiva produktif tidak dilakukan perhitungan pada rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan. Perhitungan pada aspek jatidiri koperasi hanya dilakukan untuk rasio partisipasi bruto. Hal tersebut karena KSP Tani Makmur tidak melayani pinjaman tanpa jaminan, serta untuk promosi ekonomi anggota merupakan bagian dari KUD Tani Makmur. Dengan tidak digunakannya dalam penelitian ini, maka hasil dari keenam aspek tersebut akan dikonversikan untuk menyetarakan penilaiannya. Sebelum mengetahui tingkat kesehatan KSP Tani Makmur secara keseluruhan, dapat diketahui tingkat kesehatan KSP Tani Makmur ditinjau dari masing-masing aspek keuangannya. Ditinjau dari aspek permodalan dapat diketahui tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 hingga tahun 2014 menunjukkan hasil sebesar 50 dengan predikat kurang baik, seperti yang tampak pada tabel 5.17 halaman 112. Ditinjau dari aspek kualitas aktiva produktif dapat diketahui tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 hingga tahun 2013 menunjukkan hasil sebesar 17,5 dengan predikat tidak sehat, pada tahun 2014 menunjukkan hasil sebesar 25 dengan predikat kurang sehat, seperti yang tampak pada tabel 5.18 halaman 113. Ditinjau dari aspek efisiensi dapat diketahui tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 hingga tahun 2014 menunjukkan hasil yang tetap setiap tahunnya yaitu sebesar 70 dengan predikat cukup baik, seperti yang tampak pada tabel 5.19 halaman 114. Ditinjau dari aspek likuiditas dapat diketahui tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 hingga tahun 2012 menunjukkan hasil sebesar 50 dengan predikat kurang sehat, tahun 2013 dan tahun 2014 menunjukkan hasil sebesar 41,7 dengan predikat kurang sehat, seperti yang tampak pada tabel 5.20 halaman 115. Ditinjau dari aspek kemandirian dan pertumbuhan dapat diketahui tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 hingga 2013 menunjukkan hasil sebesar 37,5 setiap tahunnya dengan predikat kurang sehat, tahun 2014 menunjukkan hasil sebesar 77,5 dengan predikat cukup sehat, seperti yang tampak pada tabel 5.21 halaman 116. Dan ditinjau dari aspek jatidiri koperasi dapat diketahui tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 hingga tahun 2014 setiap tahunnya menunjukkan hasil sebesar 100 dengan predikat cukup baik, seperti yang tampak pada tabel 5.22 halaman 118. Berdasarkan tabel 5.16 halaman 110 dapat diketahui jumlah skor keseluruhan dari keenam aspek penilaian tingkat kesehatan KSP Tani Makmur yaitu sebesar 46,83 pada tahun 2010 dengan predikat cukup sehat, 46,83 pada tahun 2011 dengan predikat cukup sehat, 46,83 pada tahun 2012 dengan predikat cukup sehat, 45,07 pada tahun 2013 dengan predikat cukup sehat, dan 52,82 pada tahun 2014 dengan predikat cukup sehat. Predikat yang diperoleh dari hasil tersebut maksudnya adalah koperasi telah menjalankan koperasi dengan baik, namun perlunya peningkatan untuk di tahun yang akan datang supaya predikat berubah menjadi baik. 174 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan bab sebelumnya, dapat diketahui tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam KSP Tani Makmur ditinjau dari masing-masing aspek. Ditinjau dari aspek permodalan tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 menunjukkan hasil sebesar 50 dengan predikat “Kurang Sehat”. Pada tahun 2011 menunjukkan hasil sebesar 50 dengan predikat “Kurang Sehat”. Pada tahun 2012 menunjukkan hasil sebesar 50 dengan predikat “Kurang Sehat”. Pada tahun 2013 menunjukkan hasil sebesar 5 0 dengan predikat “Kurang Sehat”. Pada tahun 2014 menunjukkan hasil sebesar 5 0 dengan predikat “Kurang Sehat”. Ditinjau dari aspek kualitas aktiva produktif tingkat kesehatan KSP Tani Makmur menunjukkan 17,5 dengan predikat “Tidak Sehat” pada tahun 2010. Pada tahun 2011 menunjukkan hasil sebesar 17,5 dengan predikat “Tidak Sehat”. Pada tahun 2012 menunjukkan hasil sebesar 17,5 dengan predikat “Tidak Sehat”. Pada tahun 2013 menunjukkan hasil sebesar 17,5 dengan predikat “Tidak Sehat”. Pada tahun 2014 menunjukkan hasil sebesar 25 dengan predikat “Kurang Sehat”. Ditinjau dari aspek efisiensi tingkat kesehatan KSP Tani Makmur m enunjukkan 70 dengan predikat “Cukup Sehat” pada tahun 2010. Pada tahun 2011 menunjukkan hasil sebesar 70 dengan predikat “Cukup Sehat”.

Dokumen yang terkait

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

6 48 19

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

0 3 8

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera.

15 104 301

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia MIGAS Cepu.

0 0 175

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14 Per M.KUKM XII 2009 studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera

11 41 299

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 22 PER M.KUKM IV 2007 TENTANG PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI

0 0 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) WILAYAH BANYUMAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009 - repository perpustakaan

0 0 12

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia MIGAS Cepu - USD Repository

0 0 173

Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam berdasar peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang - USD Repository

0 0 210