diberikan mengalami kenaikan. Kenaikan rasio tahun 2012 sampai tahun 2013 dikarenakan persentase kenaikan volume
pinjaman pada anggota lebih besar dari persentase kenaikan volume pinjaman diberikan. Kenaikan rasio tahun 2013 sampai
tahun 2014 dikarenakan persentase kenaikan volume pinjaman pada anggota lebih besar dari persentase kenaikan volume
pinjaman diberikan oleh KSP Tani Makmur. Dalam hal ini persentase penurunan volume pinjaman pada
anggota KSP Tani Makmur adalah sebesar 10,52 pada tahun 2010 sampai tahun 2011, penurunan volume pinjaman pada
anggota sebesar 49,23 pada tahun 2011 sampai tahun 2012, dan kenaikan volume pinjaman pada anggota sebesar 51,02 pada
tahun 2012 sampai tahun 2013, serta kenaikan volume pinjaman pada anggota sebesar 28,65 pada tahun 2013 sampai tahun
2014. Persentase kenaikan volume pinjaman diberikan oleh KSP Tani Makmur adalah sebesar 0,17 pada tahun 2010 sampai
tahun 2011, kenaikan volume pinjaman diberikan sebesar 6,71 pada tahun 2011 sampai tahun 2012, dan kenaikan volume
pinjaman diberikan sebesar 1,92 pada tahun 2012 sampai tahun 2013, serta kenaikan volume pinjaman diberikan sebesar 10,04
pada tahun 2013 sampai tahun 2014. Persentase kenaikan dan penurunan volume pinjaman pada anggota dan volume pinjaman
diberikan tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.2 halaman 208- 209.
Berdasarkan tabel 5.4 halaman 75, dapat diketahui bahwa volume pinjaman pada anggota dan volume pinjaman yang
diberikan KSP Tani Makmur mengalami penurunan pada tahun 2010 sampai tahun 2012. Penurunan pada volume pinjaman pada
anggota terjadi karena adanya pengurangan pinjaman yang berasal anggota. Pinjaman yang berasal dari calon anggota
mengalami peningkatan. Kenaikan volume pinjaman pada anggota dan volume pinjaman diberikan terjadi pada tahun 2012
sampai tahun 2014. Hal ini disebabkan adanya peningkatan jumlah anggota yang melakukan pinjaman. Kenaikan dan
penurunan volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan tersebut, dapat dilihat pada lampiran 3
halaman 185.
b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Yang Diberikan
Penilaian rasio ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya risiko pinjaman bermasalah dibandingan pinjaman yang
diberikan. Berdasarkan tabel 5.5 halaman 78, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 15,93. Hal tersebut
menunjukkan kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp100 pinjaman yang diberikan KSP Tani Makmur terdapat Rp15,93
pinjaman bermasalah. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
tahun 2010 adalah 3,0 karena hasil 15,93 ada pada rentang 10 x ≤ 20. Pada tahun 2011, rasio ini menunjukkan hasil sebesar
16,25. Hal tersebut menunjukkan kondisi yang cukup baik, setiap Rp100 pinjaman yang diberikan KSP Tani Makmur
terdapat Rp 16,25 pinjaman yang bermasalah. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan tahun 2011 adalah 3,0 karena hasil 16,25 ada pada rentang 10
x ≤ 20. Pada tahun 2012, rasio ini menunjukkan hasil sebesar 12,94. Hal tersebut
menunjukkan kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp100 pinjaman yang diberikan KSP Tani Makmur terdapat Rp 12,94
pinjaman yang bermasalah. Pada tahun 2013, rasio ini menunjukkan hasil sebesar 13,32. Hal tersebut menunjukkan
kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp100 pinjaman yang diberikan KSP Tani Makmur terdapat Rp 13,32 pinjaman yang
bermasalah. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan tahun
2013 adalah 3,0 karena hasil 13,32 ada pada rentang 10 x ≤
20. Pada tahun 2014, rasio ini menunjukkan hasil sebesar 9,07. Hal tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena
setiap Rp100 pinjaman yang diberikan KSP Tani Makmur
terdapat Rp 9,07 pinjaman yang bermasalah. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan tahun 2014 adalah 4,0 karena hasil 9,07 ada pada rentang 0
x ≤ 10. Berdasarkan grafik 5.4 halaman 81 dapat pula diketahui
bahwa setiap pinjaman yang diberikan KSP Tani Makmur terdapat pinjaman yang bermasalah pada tahun 2010 sampai
tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan, pada tahun 2012 sampai
dengan tahun 2013 mengalami kenaikan, dan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan. Hal ini tampak
pada persentase rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan yaitu 15,93 tahun 2010, 16,25 tahun
2011, 12,94 tahun 2012, 13,32 tahun 2013, dan 9,07 tahun 2014. Kenaikan rasio pada tahun 2010 sampai tahun 2011
dikarenakan persentase pinjaman bermasalah lebih besar dari persentase pinjaman yang diberikan. Penurunan rasio ini tahun
2011 sampai tahun 2012 dikarenakan persentase pinjaman bermasalah lebih kecil dari pinjaman yang diberikan. Kenaikan
rasio tahun 2012 sampai tahun 2013 dikarenakan persentase pinjaman bermasalah lebih besar dari persentase pinjaman yang
diberikan. Penurunan rasio tahun 2013 sampai tahun 2014
dikarenakan persentase pinjaman bermasalah lebih kecil dari persentase pinjaman yang diberikan oleh KSP Tani Makmur.
Dalam hal ini persentase kenaikan pinjaman bermasalah adalah sebesar 2,19 pada tahun 2010 sampai tahun 2011,
penurunan pinjaman bermasalah sebesar 15,01 pada tahun 2011 sampai tahun 2012, dan kenaikkan pinjaman bermasalah sebesar
4,91 pada tahun 2012 sampai tahun 2013, serta penurunan pinjaman bermasalah sebesar 25,11 pada tahun 2013 sampai
tahun 2014. Persentase kenaikan pinjaman yang diberikan oleh KSP Tani Makmur adalah sebesar 0,17 pada tahun 2010 sampai
tahun 2011, kenaikan pinjaman yang diberikan sebesar 6,71 pada tahun 2011 sampai tahun 2012, dan kenaikan pinjaman yang
diberikan sebesar 1,92 pada tahun 2012 sampai tahun 2013, serta kenaikan pinjaman yang diberikan sebesar 10,04 pada
tahun 2013 sampai tahun 2014. Persentase kenaikan dan penurunan pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang
diberikan tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.2 halaman 209. Berdasarkan tabel 5.5 halaman 78, dapat diketahui bahwa
pinjaman bermasalah dan pinjaman yang diberikan KSP Tani Makmur mengalami kenaikan pada tahun 2011 dan tahun 2013.
Kenaikkan pada pinjaman bermasalah terjadi karena adanya beberapa calon anggota yang berada di wilayah bantul mengalami
kesulitan dalam melunasi pinjaman dan bungannya. Apabila