Rasio Pinjaman Yang Diberikan Terhadap Dana Yang Diterima
kondisi yang baik bagi koperasi karena setiap Rp100 modal sendiri memberikan balas jasa kepada anggota sebesar Rp5,27.
Skor yang diperoleh dari perhitungan rentabilitas modal sendiri tahun 2012 adalah 3,00 karena hasil 5,27 berada pada rentang ≥
5. Pada tahun 2013 menunjukkan hasil sebesar 4,53. Hal ini merupakan kondisi yang cukup baik karena setiap Rp100 modal
sendiri memberikan balas jasa kepada anggota sebesar Rp4,53. Skor yang diperoleh dari perhitungan rentabilitas modal sendiri
tahun 2013 adalah 2,25 karena hasil 4,53 berada pada rentang 4
≤ x 5. Pada tahun 2014 menunjukkan hasil sebesar 5,34. Hal ini merupakan kondisi yang baik bagi koperasi karena setiap
Rp100 modal sendiri memberikan balas jasa kepada anggota sebesar Rp5,34. Skor yang diperoleh dari perhitungan rentabilitas
modal sendiri tahun 2014 adalah 3,00 karena hasil 5,34 berada pada rentang ≥ 5.
Berdasarkan grafik 5.12 halaman 103 diketahui bahwa rentabilitas modal sendiri pada tahun 2010 sampai tahun 2011
mengalami kenaikan, pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan, pada tahun 2012 sampai dengan tahun
2013 mengalami penurunan, dan pada tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dalam
persentasenya sebagai berikut. Pada tahun 2010 menunjukkan
4,18, pada tahun 2011 8,92, pada tahun 2012 5,27, pada tahun 2013 4,53, dan pada tahun 2014 5,34.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui pula persentase kenaikan dan penurunan SHU bagian anggota dan modal sendiri.
Persentase kenaikan SHU bagian anggota tahun 2010 sampai tahun 2011 adalah sebesar 199,82. Persentase penurunan SHU
bagian anggota tahun 2011 sampai tahun 2012 adalah sebesar 45,96. Persentase penurunan SHU bagian anggota tahun 2012
sampai tahun 2013 adalah sebesar 12,04. Persentase kenaikan SHU bagian anggota tahun 2013 sampai tahun 2014 adalah
sebesar 34,31. Sedangkan persentase kenaikan modal sendiri KSP Tani Makmur adalah sebesar 40,61 pada tahun 2010
sampai tahun 2011, penurunan modal sendiri sebesar 8,60 pada tahun 2011 sampai tahun 2012, dan kenaikan modal sendiri
sebesar 2,42 pada tahun 2012 sampai tahun 2013, serta kenaikan modal sendiri sebesar 13,85 pada tahun 2013 sampai
tahun 2014. Persentase kenaikan dan penurunan SHU bagian anggota dari tahun 2010 sampai tahun 2014 dapat dilihat pada
lampiran 8.5 halaman 214. Persentase kenaikan dan penurunan modal sendiri dari tahun 2010 sampai tahun 2014 dapat dilihat
pada lampiran 8.1 halaman 207. Berdasarkan tabel 5.13 halaman 101, dapat diketahui
bahwa SHU bagian anggota KSP Tani Makmur pada tahun 2010
sampai tahun 2011 dan tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan. Hal tersebut karena terjadi kenaikan pada SHU
koperasi. Kenaikan SHU KSP Tani Makmur karena total pendapatan meningkat, menurunnya total biaya. Sedangkan
penurunan pada tahun 2011 sampai tahun 2013 terjadi karena meningkatnya total biaya namun tidak sebanding dengan
meningkatnya total pendapatan. Hal tersebut tampak di laporan
perhitungan hasil usaha pada lampiran 2 halaman 183-184. c. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Rasio kemandirian operasional pelayanan membandingkan antara partisipasi neto dengan beban usaha dan perkoperasian.
Berdasarkan tabel 5.14 halaman 104, diketahui bahwa rasio kemandirian
operasional pelayanan
pada tahun
2010 menunjukkan hasil sebesar 73,19. Hal ini merupakan kondisi
yang tidak baik bagi koperasi karena setiap Rp 100 beban usaha dan beban perkoperasian dijamin dengan partisipasi neto sebesar
Rp 73,19. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan tahun 2010 adalah 0 karena hasil 73,19
berada pada rentang ≤ 100. Pada tahun 2011 rasio ini
menunjukkan hasil sebesar 92,83. Hal ini merupakan kondisi yang tidak baik karena setiap Rp 100 beban usaha dan beban
perkoperasian dijamin dengan partisipasi neto sebesar Rp 92,83. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio kemandirian
operasional pelayanan tahun 2011 adalah 0 karena hasil 92,83 berada pada rentang ≤ 100. Pada tahun 2012 rasio ini
menunjukkan hasil sebesar 89,39. Hal ini merupakan kondisi yang tidak baik karena setiap Rp 100 beban usaha dan beban
perkoperasian dijamin dengan partisipasi neto sebesar Rp 89,39. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio kemandirian
operasional pelayanan tahun 2012 adalah 0 karena hasil 89,39 berada pada rentang ≤ 100. Pada tahun 2013 rasio ini
menunjukkan hasil sebesar 91,44. Hal ini merupakan kondisi yang tidak baik karena setiap Rp 100 beban usaha dan beban
perkoperasian dijamin dengan partisipasi neto sebesar Rp 91,44. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio kemandirian
operasional pelayanan tahun 2013 adalah 0 karena hasil 91,44 berada pada rentang ≤ 100. Pada tahun 2014 raio ini
menunjukkan hasil sebesar 111. Hal ini merupakan kondisi yang baik karena setiap Rp 100 beban usaha dan beban
perkoperasian dijamin dengan partisipasi neto sebesar Rp 111. Skor yang diperoleh dari perhitungan rasio kemandirian
operasional pelayanan tahun 2014 adalah 4,00 karena hasil 111 berada pada rentang 100.
Berdasarkan grafik 5.13 halaman 106, dapat diketahui bahwa partisipasi neto menjamin beban usaha dan beban
perkoperasian pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami