diserahkan kepada Yayasan Panti Rapih. Pada tanggal 22 November 1968 perizinan berhasil diperloleh Poliklinik.
Pada tahun 1969 Yayasan Panti Rapih membeli tanah di sebelah timur Gereja Kalasan seluas 4.485m
2
untuk memindahkan Klinik Bersalin dan Poliklinik dari Pastoran. Pada awal bulan Januari 1972 Klinik Bersalin dan Poliklinik Umum Panti
Rini mulai dibangun dengan bantuan dari Australia dan pada awal bulan Agustus 1972 akhirnya pembangunan dapat diselesaikan.
Gedung baru Klinik Bersalin dan Poliklinik Umum Panti Rapih diberkati oleh Bapak Kardinal Yustinus Darmayuwono Pr., pada tanggal 10 Agustus 1972 dan pada
hari itu juga dibuka secara resmi oleh Camat Kalasan yaitu Bapak Projosuharto. Pada tahun 1972 Sr. Alexia CB dipindah ke Mertoyudan, dengan demikian
perkembangan pelayanan kesehatan Klinik Bersalin dan Poliklinik Umum mengalami pasang surut. Pelayanan kesehatan ini tidak memiliki pembimbing yang
berpengalaman dalam bidang kesehatan dan setiap enam bulan terjadi pergantian tenaga. Kondisi tersebut berpengaruh pada mutu pelayanan kesehatan yang semakin
menurun dan klinik mengalami kemunduran, sehingga Pimpinan Kongregasi Suster – Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus, Yayasan Panti Rapih dan Dewa
Paroki Kalasan menyetujui agar Klinik Bersalin dan Poliklinik Umum Panti Rini ditutup. Usul tersebut tidak disetujui oleh Dokter Kabupaten Kalasan, beliau
menasehati agar Yayasan Panti Rapih dan pelaksananya tetap berjuang untuk mempertahankan pelayanan kesehatan Panti Rini. Akhirnya dengan usaha yang
keras Klinik Bersalin dan Poliklinik Umum Panti Rini dapat berkembang sampai sekarang. Peraturan di dalam Klinik Bersalin dan Poliklinik Umum Panti Rini
mengalami beberapa perkembangan sehingga merubahnya menjadi Rumah Bersalin
dan Balai Pengobatan Panti Rini, yang lebih dikenal masyarakat dengan nama RB- BP Panti Rini.
Melihat dari perkembangan pelayanan RB –BP Panti Rini dan tingkat kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan, maka Yayasan Panti Rapih berusaha meningkatkan pelayanan kepada warga masyarakat yang berekonomi lemah
terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan di kawasan Yogyakarta Timur dan Jawa Tengah bagian Barat Daya. Usaha peningkatan RB-BP Panti Rini dilakukan
pada tanggal 2 Februari 1988 dengan ijin prinsip dari Dinas kesehatan dengan SK Direktur Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 0072YanMedRSKS1988. Seiring dengan upaya meningkatkan RB-BP Panti Rini, maka dilakukan pembangunan gedung serta memperlengkapi
perlengkapan kesehatan dan peralatan rumah tangga. Pada tanggal 10 Juni 1993 diresmikanlah berdirinya Rumah Sakit Umum
Pratama Panti Rini atas ijin dari Departemen Kesehatan. Romo Djojosiswojo Pr. Vikep Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memberkati gedung baru dan
peresmian dilaksanakan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sleman yaitu Bapak Drs. Arifin Ilyas dan didampingi oleh Yayasan Panti Rapih, Pimpinan Suster
– Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus, dan Romo Paroki beserta Dewan
Paroki.
B. Visi dan Misi
1. Visi pelayanan kesehatan Rumah Sakit Panti Rini
Dalam kesadaran bahwa RS. Panti Rini terpanggil untuk meneruskan karya Allah dalam menyehatkan manusia seutuhnya serta untuk melaksanakan amanat
penyembuhan Kristus kepada manusia yang adalah ciptaan dan citra Allah, tanpa membedakan Agama, budaya, suku, dan sosial.
Sebab itu RS. Panti Rini sebagai Tim akan memberikan pelayanan yang optimal dengan empati, cinta dan tepat demi kepuasan masyarakat. RS. Panti Rini
juga peduli kepada mereka yang kurang mampu dan berkesusahan hidup. Organisasi RS. Panti Rini bersifat sosio-ekonomik, dimana pendapatan yang
diperoleh digunakan untuk kelangsungan hidup dan pelayanan RS. Panti Rini. 2.
Misi pelayanan kesehatan Rumah Sakit Panti Rini 1
Dengan dijiwai semangat cinta kasih sesama, RS. Panti Rini berupaya menggalang hidup yang sehat secara menyeluruh holistik.
2 Dalam pelayanan, RS. Panti Rini mengutamakan kepuasan, kesejahteraan dan
produktivitas yang optimal bagi sesama.
C. Nilai – Nilai Dasar dan Tujuan
1. Adapun nilai-nilai dasar yang menjadi acuan Rumah Sakit Panti Rini adalah
sebagai berikut a.
Cinta kasih tanpa syarat dan berbelarasa b.
Melayani Allah dalam sesama dan keberpihakan pada yang miskin, tersisih, dan berkesusahan hidup
c. Tekun, jujur, lemah lembut, rendah hati, dan seia sekata
d. Hormat terhadap hidup dan martabat manusia
e. Keselamatan dan kepuasan pasien dan mitra kerja
f. Kerjasama dalam Tim
g. Ketangguhan dan ketegaran dalam menanggapi tantangan jaman
2. Adapun tujuan dari Rumah Sakit Panti Rini:
a. Meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat
b. Meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat masyarakat
c. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai perkembangan jaman dan teknologi
d. Mengupayakan kesejahteraan karyawan
D. Falsafah Dasar
Adapun falsafah dasar didirikannya Rumah Sakit Panti Rini adalah Melayani dengan cinta kasih dan berbelarasa dalam ketekunan dan kerjasama tim.
E. Budaya Organisasi
Dalam melaksanakan setiap aktivitas dan tugasnya, setiap individu di Rumah Sakit
Panti Rini memiliki moto “Pendamping setia anda dikala sehat dan sakit” yakni Rumah Sakit Panti Rini hadir tidak semata
– mata untuk pasien sakit, tetapi juga bagi yang sehat. Rumah Sakit Panti Rini memberikan pelayanan yang bersifat
preventive atau pencegahan dengan memberikan seminar, penyuluhan mengenai pentingnya hidup sehat.
F. Arti Logo Organisasi
Identitas Rumah Sakit Panti Rini dilambangkan dengan tulisan “Abdi
Dharma” berarti kewajibantugas hidup untuk menjadi abdipelayan atau mempunyai kewajibantugas hidup untuk mengabdimelayani, “Panti Rapih” berarti
tempatrumah orang disembuhkan kembali atau Rumah Penyembuhan. Rumah Sakit Panti Rini memiliki lambang yang berbentuk gunungan dengan
api merah menyala, seekor merpati berbentuk salib, dan tangan terbuka dengan
tulisan “Abdi Dharma” dan tulisan “Panti Rapih”; gambar gunungan melambangkan alam semesta yang merupakan karya penciptaan kembali, pemeliharaanperawatan
dan pemulihanpemurnian kembali atas segala makhluk alam semesta ini; api merah menyala melambangkan cinta membara, yang mampu memusnahkan hal
– hal yang kurang baik termasuk penyakit, dan mampu memurnikan kembali sehingga
terwujud penciptaan kembali, dan mampu mengangkat derajad manusia; seekor merpati berbentuk salib melambangkan Kristus dan Roh Kudus, dan melambangkan
perjuangan yang penuh pengorbanan dalam kedamaian sejati; tangan melambangkan tawaran kasih yang tulus dan penyerahan diri secara total kepada
Tuhan dan sesama.
G. Struktur Organisasi
Bentuk struktur organisasi yang ditetapkan pada Rumah Sakit Panti Rapih adalah garis dan staf, setiap bawahan hanya bisa mendapat perintah dari satu atasan
dan kepala bagian yang satu tidak dapat memberikan perintah ke bagian lain meskipun garis kedudukannya sama. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Yayasan
Panti Rapih, sedangkan kegiatan rumah sakit dipegang oleh direktur yang merupakan pimpinan harian tertinggi dalam mengelola kegiatan rumah sakit.