Good Corporate Governance GCG

Budaya organisasi yang kurang didukung secara luas oleh para anggotanya dan sangat dipaksakan, akan berpengaruh negatif pada organisasi karena akan memberi arah yang salah kepada para pegawainya. Jika hal ini terjadi pada suatu organisasi, maka tugas – tugas tidak akan terlaksana dengan baik. Deal dan Kennedy yang dimuat dalam Pabundu 2006:111 mengemukakan bahwa ciri – ciri organisasi yang memiliki budaya organisasi lemah sebagai berikut: a. Mudah terbentuk kelompok – kelompok yang bertentangan satu sama lain. b. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi. c. Anggota organisasi tidak segan – segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri. Budaya organisasi kuat sebagai budaya, yang nilai – nilainya baik formal maupun informal dianut secara bersama dan berpengaruh positif terhadap perilaku dan kinerja pimpinan dan anggota organisasi sehingga kuat dalam menghadapi tantangan eksternal dan internal organisasi. Nilai – nilai budaya dapat diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi dasar, sloganmoto perusahaanorganisasi, tujuan umum organisasi danatau prinsip – prinsip yang menjelaskan usaha. Nilai-nilai tersebut apabila dianut dan dilaksanakan secara bersama oleh pemimpin dan anggota organisasi dapat memperkuat budaya organisasi.

C. Kinerja

1. Pengertian Kinerja Kinerja berasal dari kata prestasi kerja performance. Menurut Suntoro yang dimuat oleh Pabundu 2006:121 kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam waktu tertentu. Bernadin dan Rusel yang termuat dalam Pabundu 2006: 121 mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil – hasil yang diperoleh dari fungsi – fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan kerja. Kinerja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok. 2. Pendekatan dan Indikator Pengukuran Kinerja Menurut Bastian 2006:267 indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan inputs, keluaran outputs, hasil outcomes, manfaat benefits, dan dampak impacts. Menurut Sinambola 2012:196 ada 5 indikator untuk mengukur kinerja organisai, yaitu: a. Produktivitas Konsep produktivitas mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas pelayanan, yang umumnya dipahami sebagai rasio antara input dan output. Produktivitas adalah tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuan, artinya sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. b. Responsivitas Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program – program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Yang menjadi indikator dari responsivitas adalah kemampuan organisai menjalankan misi dan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat. c. Responsibilitas Responsibilitas mengukur kesesuaian pelaksanaan kegiatan organisasi publik yang dilakukan sesuai dengan prinsip – prinsip administrasi yang benar sesuai dengan kebijakan organisasi. d. Akuntabilitas Mengukur seberapa besar penyelenggara pelayanan dengan ukuran nilai – nilai atau norma eksternal yang ada di masyarakat atau yang dimiliki oleh para stakeholders.

D. Konseptualisasi Model

Konseptual model adalah langkah awal untuk menganalisis PLS-SEM. Berikut ini adalah gambar konseptual model dari konstruk. Gambar 2.1 Konseputal Model GCG Kinerja BO

Dokumen yang terkait

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Sektor Publik (Studi Kasus pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

12 131 128

Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo)

81 268 85

Analisis Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Karyawan Di Bagian Administrasi Umum Rumah Sakit Umum Daerah DR. Zainoel Abidin Banda Aceh

11 96 111

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Di Jakarta

18 87 106

Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip GCG (good corporate governance) dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja SDM di BUMN ( Studi Kasus PT. Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta )

3 17 133

Pengaruh Penerapan Prinsip GCG (Good Corporate Governance), Kemampuan, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal

3 17 192

ORGANISASI, PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Pemahaman Good Governance, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor(Studi pada Auditor Pemerintah d

0 4 14

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Yarsis Surakarta).

0 3 14

Pengaruh Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Penerapan Good Corporate Governance (GCG)pada Perusahaan BUMN (Studi Kasus pada PT.LEN).

0 2 2

Analisis pengaruh komunikasi internal dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

0 3 140