Tabel 4. 13. Kriteria pemahaman kuis 2
Kriteria Pemahaman Jumlah Siswa
Presentase
Sangat Baik ST 15
48,39 Baik T
10 32,26
Cukup C 0,00
Kurang R 2
6,45 Sangat Kurang SR
4 12,90
b. Hasil Tes Akhir
Tabel 4. 14. nilai tes akhir siswa
No Nama
Nilai Tes Akhir
Keterangan Ketuntasan
1 Siswa 1
84,375 Sangat Baik
Tuntas 2
Siswa 2 87,5
Sangat Baik Tuntas
3 Siswa 3
79,375 Sangat Baik
Tuntas 4
Siswa 4 100
Sangat Baik Tuntas
5 Siswa 5
100 Sangat Baik
Tuntas 6
Siswa 6 92,5
Sangat Baik Tuntas
7 Siswa 7
82,5 Sangat Baik
Tuntas 8
Siswa 8 82,5
Sangat Baik Tuntas
9 Siswa 9
86,25 Sangat Baik
Tuntas 10
Siswa 10 63,75
Cukup Tidak Tuntas
11 Siswa 11
87,5 Sangat Baik
Tuntas 12
Siswa 12 63,75
Cukup Tidak Tuntas
13 Siswa 13
81,25 Sangat Baik
Tuntas 14
Siswa 14 65
Cukup Tidak Tuntas
15 Siswa 15
60,625 Cukup
Tidak Tuntas 16
Siswa 16 87,5
Sangat Baik Tuntas
17 Siswa 17
81,25 Sangat Baik
Tuntas 18
Siswa 18 65,625
Baik Tidak Tuntas
19 Siswa 19
68,75 Baik
Tidak Tuntas 20
Siswa 20 80
Sangat Baik Tuntas
21 Siswa 21
68,75 Baik
Tidak Tuntas 22
Siswa 22 100
Sangat Baik Tuntas
23 Siswa 23
67,5 Baik
Tidak Tuntas 24
Siswa 24 82,5
Sangat Baik Tuntas
25 Siswa 25
60 Cukup
Tidak Tuntas
26 Siswa 27
90 Sangat Baik
Tuntas 27
Siswa 28 55
Kurang Tidak Tuntas
28 Siswa 29
63,75 Cukup
Tidak Tuntas 29
Siswa 30 81,25
Sangat Baik Tuntas
30 Siswa 31
83,125 Sangat Baik
Tuntas 31
Siswa 32 87,5
Sangat Baik Tuntas
Berdasarkan tabel, tes akhir belajar siswa dapat digolongkan sesuai dengan kriteria pemahaman dengan hasil belajar sebagai
berikut:
Tabel 4. 15. Persentase siswa berdasarkan tes akhir
Keterangan Jumlah Siswa
Presentase
SANGAT BAIK 20
62,5 BAIK
4 12,5
CUKUP 6
18,75 KURANG
1 3,125
SANGAT KURANG
D. Pembahasan 1. Keterlaksanaan Rencana Pembelajaran RPP
Persentase belum bisa mencapai 100 karena ada beberapa bagian dalam RPP yang belum terlaksana. Berikut akan peneliti jelaskan
alasan mengapa keterlaksanaan RPP tidak 100 dengan memperinci setiap pertemuan.
a. Pertemuan I
- Peneliti tidak memeriksa persiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran karena
media yang
akan digunakan
membutuhkan waktu lebih lama untuk dioperasikan. -
Pada pertemuan pertama peneliti tidak mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan karena pada pertemuan
ini memang direncanakan peneliti akan memeperkenalkan diri, membagi kelompok, teknik penilaian, peraturan selama dikelas,
dan materi yang akan dipelajari pada empat pertemuan mendatang.
- Pada pertemuan pertama peneliti belum melakukan penilaian
awal karena pada pertemuan ini memang direncanakan peneliti akan memeperkenalkan diri, membagi kelompok, teknik
penilaian, peraturan selama dikelas, dan materi yang akan dipelajari pada empat pertemuan mendatang.
- Pada pertemuan pertama peneliti belum melakukan penilaian
akhir, karena pada pertemuan ini memang direncanakan peneliti akan memeperkenalkan diri, membagi kelompok,
teknik penilaian, peraturan selama dikelas, dan materi yang akan dipelajari pada empat pertemuan mendatang.
- Pada pertemuan pertama peneliti tidak sempat melakukan
refleksi dan menyusun rangkuman yang melibatkan siswa karena waktu pada pertemuan pertama hanya 1 x 45 menit.
- Pada pertemuan ini peneliti mengakomodasi
adanya keberagaman budaya Nusantara karena dikelas X MIPA 3
peneliti menerapkan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi ketiga observer mencentang pada kolom TIDAK.
b. Pertemuan 2
- Pada pertemuan kedua peneliti melakukan pemeriksaan
terhadap persiapan siswa, tetapi 2 observer mencetang pada kolom TIDAK kemungkinan hal ini terjadi karena observer
tidak memperhatikan saat peneliti melakukan pemeriksaan kesiapan siswa.
- Pada pertemuan ini guru belum mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan karena pada pertemuan ini baru membahas
tentang konservi
sudut. Peneliti
hanya menambahkan ataupun memperjelas penjelasan siswa.
- Pada pertemuan ini peneliti mengakomodasi
adanya keberagaman budaya Nusantara karena dikelas X MIPA 3
peneliti menerapkan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi ketiga observer mencentang pada kolom TIDAK.
- Pada
pertemuan kedua
peneliti tidak
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
karena, pada pertemuan ini peneliti terlalu banyak memberikan waktu tanya jawab kepada siswa, sehingga waktu tidak berjalan
sesuai dengan yang dialokasikan. -
Pada pertemuan kedua peneliti tidak melakukan penilaian awal karena pertemuan ini adalah pertamakalinya para siswa
melakukan presentase dan pada RPP tidak direncakan untuk melakukan penilaian awal.
- Pada pertemuan ini peneliti lupa untuk melakukan refleksi
tentang bagaimana persaan siswa selama pembelajan dikarenakan waktu yang juga sudah berakhir.
c. Pertemuan 3
- Pada pertemuan ini peneliti mengakomodasi
adanya keberagaman budaya Nusantara karena dikelas X MIPA 3
peneliti menerapkan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi ketiga observer mencentang pada kolom TIDAK.
- Pada pertemuan ketiga tidak dilakukan penilaian awal tetapi
penilaian diakhir yaitu kuis 1. d.
Pertemuan 4 -
Pada pertemuan ini peneliti mengakomodasi adanya
keberagaman budaya Nusantara karena dikelas X MIPA 3 peneliti menerapkan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi
ketiga observer mencentang pada kolom TIDAK. -
Pada pertemuan ini peneliti tidak melakukan penilaian akhir tetapi peneliti melakukan penilaian awal yaitu menanyakan
kesulitan siswa terhadap tugas yang sudah diberikan, mempersilahkan siswa maju mengerjakan ke depan kelas untuk
menjelaskan.
- Pada pertemuan keempat peneliti tidak sempat melakukan
rangkuman bersama siswa karena waktu yang seharusnya 2 x 45 menit berubah menjadi 2 x 30 menit, sehingga peneliti harus
mengaokasikan waktu lagi. e.
Pertemuan 5 -
Pada pertemuan ini peneliti mengakomodasi adanya
keberagaman budaya Nusantara karena dikelas X MIPA 3 peneliti menerapkan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi
ketiga observer mencentang pada kolom TIDAK. -
Pada pertemuan kelima peneliti melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media tetapi
tidak semua yaitu kesediaan spidol, oleh karena itu terdapat 2 observer yang mencentang di kolom TIDAK.
- Pada pertemuan kelima peneliti menyampaikan rencana
kegiatan seperti biasanya, tetapi terdapat 2 observer yang mencentang pada kolom TIDAK. Hal ini mungkin disebabkan
karena observer
tidak memperhatikan
saat peneliti
menyampaikan rencana kegiatan. -
Pada pertemuan ini peneliti tidak melakukan penilaian akhir karena peneliti sudah melakukan penilaian awal.
2. Minat Belajar Siswa
- Minat belajar siswa ditinjau dari kuesioner
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner minat belajar diperoleh bahwa 2 siswa atau 6,45 memiliki minat belajar
sangat rendah, 4 siswa atau 12,9 memiliki minat belajar rendah, 15 siswa atau 48,38 memiliki minat belajar tinggi,
dan 10 siswa atau 32,25 memiliki minat belajar sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa
kelas X MIPA 3 SMA Negeri 1 Depok masuk dalam kategori tinggi karena sebagian besar siswa atau 80,64 X MIPA 3
berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi.
- Minat belajar siswa ditinjau dari hasil wawancara
Peneliti melakukan wawancara terhadap 15 orang siswa yang dipilih secara acak. Terdapat 2 siswa dengan tes akhir
hasil belajar sangat baik dan minat belajar sangat tinggi, 2 siswa dengan tes akhir hasil belajar sangat baik dan minat
belajar tinggi, 2 siswa dengan tes akhir hasil belajar sangat baik dan minat belajar kurang, dan 1 siswa dengan tes akhir hasil
belajar sangat baik dan minat belajar sangat kurang. Terdapat 2 siswa dengan tes akhir hasil belajar baik dan minat belajar
sangat tinggi, 1 siswa dengan tes akhir hasil belajar baik dengan minat belajar rendah, dan 1 siswa dengan tes akhir hasil belajar
baik dan minat belajar sangat rendah. Terdapat 1 siswa dengan tes akhir hasil belajar cukup dan minat belajar sangat tinggi, 2
siswa dengan tes akhir hasil belajar cukup dan minat belajar tinggi, 1 siswa dengan tes akhir hasil belajar cukup dan minat
belajar rendah. Transkip wawancara dilampirkan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan setiap siswa
mempelajari arti kerjasama melalui pembelajaran matematika dengan menggunakan jigsaw tipe I. Dari beberapa siswa yang
diwawancarai kebanyakan dari mereka menjawab biasa saja atau tergantung materinya, hal ini disebabkan pandangan
tingkat kesukaran mereka dalam memahami materi yang dijelaskan. Jika materi yang dijelaskan relatif mudah dipahami
maka mereka cenderung bersemangat atau senang tetapi, jika materi yang dijelaskan relatif sukar dipahami maka mereka
cenderung sedih atau malas. Melalui wawancara juga siswa mengatakan metode jigsaw
ini sangat baik, karena mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab terhadap setiap materi ahli yang dimiliki. Siswa yang
awalnya tidak melakukan persiapan, minimal akan melakukan satu kali persiapan sebelum pembelajaran matematika dimulai
dikarenakan tanggung jawab yang dimiliki terhadap materi ahlinya. Saat ditanya apakah metode jigsaw ini perlu
dikembangkan, semua siswa menjawab setuju dengan berbagai saran tambahan lainnya seperti sebaiknya kelompok diskusi
dibentuk sendiri, waktu untuk mempersiapkan materi diberikan lebih banyak, dan lain sebagainya.
3. Hasil Belajar Siswa
a. Hasil Kuis
- Hasil Kuis 1
Berdasarkan tabel dapat diketahui mengenai hasil kuis 1. Terdapat 23 siswa atau 74,19 yang memperoleh nilai dengan
kriteria sangat baik dan 3 siswa atau 9,68 yang memperoleh nilai dengan kriteria baik, dan 5 siswa atau 16,13 yang
memperoleh kriteria cukup. Tidak ada siswa atau 0 yang memperoleh kriteria kurang dan sangat kurang.
Statistik hasil Kuis 1:
Tabel 4.16. Statistika kuis 1
Statistika Data
Skor Tertinggi 100,00
Skor Terendah 47,00
Mean 88,48
Median 100,00
Modus 100,00
Jangkuan 53,00
simpangan baku 19,06
kuartil 1 83,00
kuartil 2 100,00
kuartil 3 100,00
- Hasil Kuis 2
Berdasarkan tabel dapat diketahui mengenai hasil dari kuis 2. Terdapat 15 siswa atau 48,39 yang memperoleh nilai
dengan kriteria sangat baik, 10 siswa atau 32,26 yang