Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

pada umumnya menggunakan bahasa Inggris untuk materi, bahan, lembar kerja, dan kuis.

C. Trigonometri 1. Pengukuran sudut

a. Pengukuran Sudut dalam Derajat Menurut Rusgianto 2007, sudut adalah gabungan dua buah sinar garis yang titik pangkalnya bersekutu. Persekutuan pangkal tersebut dinamakan titik sudut dan sisi-sisinya disebut kaki sudut. Sudut pada gambar di bawah ini dapat disebut dengan: 1 sudut BAC 2 sudut A 3 theta Ukuran sudut yang sering digunakan adalah “derajat” yang dinotasikan dengan o . 1 o satu derajat didefinisikan sebagai besar sudut dalam sebuah lingkaran yang disapu oleh jari-jari lingkaran sejauh putaran. Definisi ini jika ditulis ke dalam persamaan menjadi: putaran Setiap ukuran sudut dapat diubah ke dalam bentuk desimal atau ke dal am bentuk menit yang dinotasikan dengan’ dan detik yang dinotasikan dengan “ 1 menit didefinisikan sebagai derajat, sedangkan 1 detik didefinisikan sebagai menit, sehingga persamaannya menjadi: a 1 derajat = 60 menit atau 1 o = 60’ 1 menit = derajat atau 1’ = B C b 1 menit = 60 detik atau 1’ = 60” 1 detik = menit atau 1” = Contoh Soal Nyatakan ukuran sudut di bawah ini ke dalam bentuk derajat saja a 36 o 4’ b 44 o 24’ 15” Penyelesaian: a 36 o 4’ = 36 o + 4’ = 36 o + 4 o = 36 o + 0,06 o = 36,06 o b 44 o 24’ 15” = 44 o + 24’ + 15” = 44 o + [ 24’ + 15 ] =44 o + 24,25’ =[ 44 + ] o = 44,404 o b. Pengukuran Sudut dalam Radian Salah satu ukuran sudut yang lazim digunakan adalah radian disingkat: rad. Satu radian didefinisikan sebagai ukuran sudut di dalam sebuah lingkaran yang diapit oleh dua jari-jari dan panjang busur lingkaran yang sama dengan panjang jari-jari tersebut. Perhatikan gambar lingkaran berikut: Pada gambar lingkaran sebelumnya, busur Hubungan radian dengan derajat dapat kita tentukan dengan memperhatikan perbandingan busur lingkaran pada gambar diatas. , sehingga diperoleh hubungan: atau atau Jika nilai π diubah ke dalam bilangan pendekatan 3,142 maka hubungan di aats dapat ditulis: Contoh Soal a b c . d Pada saat pukul 11.00, berarti jarum panjang pada jam menunjuk ke angka 12 dan jarum pendek pada jam menunjuk ke angka 11. Artinya besar sudut yang berbentuk oleh setiap dua angka yang berdekatan adalah 30 . 2. Sudut Sudut adalah gabungan dua buah sinar garis yang titik pangkalnya bersekutu. Persekutuan titik pangkal tersebut dinamakan titik sudut dan sisi-sisinya disebut kaki sudut. Suatu sudut bertanda “positif” jika arah putarannya berlawanan dengan arah putaran jarum jam, dan bertanda “negatif” jika arah putarannya searah dengan arah putaran jarum jam. Arah putaran sudut juga dapat diperhatikan pada pisisi sisi akhir terhadap sisi awal. 3. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku Contoh soal: Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6 m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi badannya 1,2 m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dani pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat dani menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapngan, Dani melihat bayangan setiap benda di tanah. Dani mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 3 m dan ∝ B C 15 m. Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangnnya mengikuti pergerakannya. Dimana: AB = tinggi tiang bendera 8 m BC = panjang bayangan tiang 15 m DE = tinggi pak Yahya 1,6 m EC = panjang bayangan pak Yahya 3 m FG = panjang bayangan Dani 1,2 m Berdasarakan gambar segitiga di atas terdapat tiga segitiga yaitu sebagai berikut. Karena ABC, DEC, FGC adalah sebangun, maka berlaku . Diperoleh GC = 2, 25 Dengan menggunakan teorema phytagoras diperoleh nilai dari FC = √ √ DC = √ √ AC = √ √ Berdasarkan ABC, DEC, FGC diperoleh perbandingan sebagai berikut. 1 Perbandingan ini disebut sinus sudut C, ditulis C E D G F C B C A 8 1,2 3 1,6 15 2 Perbandingan ini disebut sinus sudut C, ditulis 3 Perbandingan ini disebut sinus sudut C, ditulis Berdasarkan penyelesaiannya di atas, hubungan perbandingan sudut lancip dengan panjang sisi-sisi suatu segitiga siku-siku dinyatakan dalam definisi berikut. Definisi C.1 1 Sinus C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di depan sudut dengan sisi miring segitiga, ditulis sin C = 2 Cosinus C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di samping sudut dengan sisi miring sgeitiga, ditulis cos C = 3 Tangen C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi di depan sudut dengan panjang sisi di samping sudut, ditulis tan C= 4 Cosecan C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring segitiga dengan sisi di depan sudut, ditulis csc C = atau csc C = 5 Secan C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring segitiga dengan sisi di samping sudut, ditulis

Dokumen yang terkait

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG, PURBALINGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 16 229

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGPANDAN

0 5 115

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 3 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X MIA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW IV DAN JIGSAW I DI SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 3 222